SOLOPOS.COM - Siswa memberi salam kepada guru saat memasuki ruang kelas. (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Uji coba penerapan konsep sekolah interaktif terpadu saat ini sedang dijalankan di 26 sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Klaten. Sekolah-sekolah itu tersebar di 26 kecamatan di kabupaten ini. Satu SDN di tiap kecamatan.

Konsep sekolah interaktif adalah konsep sekolah sehari penuh. Konsep ini menjadi strategi Pemerintah Kabupaten Klaten memberdayakan SD-SD negeri. Tentu saja ini sebagai bagian dari respons terhadap kenyataan banyak SD negeri kehilangan peminat.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Hal itu ditandai dengan kesulitan mendapatkan peserta didik baru pada setiap tahun ajaran baru. Konsep sekolah interaktif terpadu yang sedang diujicobakan di SD-SD negeri di Kabupaten Klaten ini memadukan pendidikan dan pengajaran sesuai kurikulum ditambah pendidikan religiositas dan kebudayaan plus kegiatan ekstrakurikuler.

Tidak ada penambahan beban pelajaran. Hanya penambahan masa berada di sekolahan lewat kegiatan religiositas, kebudayaan, dan ekstrakurikuler tersebut. Konsep-konsep sekolah sehari penuh sebenarnya telah banyak diadopsi SD-SD swasta di berbagai wilayah, termasuk di Kabupaten Klaten sejak lama.

Dari konsep tersebut muncul sekolah-sekolah swasta unggulan yang mampu bersaing di berbagai level, baik kabupaten, provinsi, hingga nasional. Penerapan konsep sekolah interaktif terpadu di SD-SD negeri di Kabupaten Klaten ini tentu layak diapresiasi.

Konsep ini diharapan bisa menjadi ajang dan ruang kreativitas bagi siswa dan para pengajar atau guru. Konsep sekolah interaktif ini membawa aktivitas pembelajaran di sekolah lebih lama dibandingkan yang berjalan sebelumnya, tetapi hanya berlangsung pada Senin hingga Jumat.

Salah satu yang perlu diperhatikan adalah rasa bosan atau jenuh para murid yang nyaris seharian berada di sekolah. Kondisi inilah yang menuntut para guru kreatif semaksimal mungkin. Tidak hanya sehari, dua hari, atau sepekan, kreativitas guru SD negeri harus hadir setiap hari.

Kreativitas para guru dalam menyajikan materi pembelajaran inilah yang menentukan berhasil tidaknya implementasi konsep sekolah interaktif. Para murid mampu menerima materi ajar dengan baik pada posisi psikologis yang mungkin mulai lelah menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah negeri.

Interaksi dua arah secara lancar selama aktivitas pembelajaran berlangsung menjadi indikator keberhasilan seni mengajar para pendidik sehingga konsep sekolah interaktif bisa terwujud dengan baik.

Tak kalah penting adalah evaluasi secara berkesinambungan terhadap penerapan konsep sekolah interaktif ini agar tidak malah menjadi beban bagi para siswa. Siswa-siswa SD berada pada masa perkembangan yang meniscayakan pemberian kesempatan kepada mereka untuk lebih banyak bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya.

Sekolah interaktif apabila ditinjau dari konsep dan muatan konsepnya memang baik, apalagi kalau mendapat dukungan penuh dari orang tua siswa. Evaluasi rutin menjadi keniscayaan. Untuk mewujudkan konsep sekolah interaktif di SD negeri, pemenuhan sarana dan prasarana pendukung harus menjadi perhatian pemerintah.

Tujuan akhir yang harus muncul dari konsep ini adalah sekolah yang aman, nyaman, menyenangkan, dan dibutuhkan siswa, bukan malah menjadi beban dalam pertumbuhan anak-anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya