SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang di Pasar Kartasura tengah menjajakan dagangannya, Senin (6/11/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berencana memugar total Pasar Kartasura. Pasar ini akan dibongkar kemudian dibangun dengan konstruksi baru empat lantai. Pemugaran total Pasar Kartasura diperkirakan membutuhkan dana Rp400 miliar dan akan dimulai pada 2025.

Kartasura adalah kecamatan di ujung utara Kabupaten Sukoharjo. Jumlah penduduknya 109.724 jiwa. Penduduk Kartasura terbanyak kedua setelah Kecamatan Grogol. Persentasenya cukup gemuk mengingat jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo 911.966 jiwa.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Kecamatan Kartasura juga berdekatan dengan Kecamatan Colomadu, kecamatan paling barat di Kabupaten Karanganyar. Jumlah penduduknya 75.542 jiwa, masuk lima besar penduduk terpadat di Kabupaten Karanganyar.

Kecamatan Kartasura juga menjadi wilayah yang bersinggungan langsung dengan Kota Solo, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten. Lokasinya juga menjadi titik temu segitiga emas Solo-Jogja-Semarang. Kecamatan Kartasura sempat dijuluki titik segitiga emas.

Pembangunan atau pemugaran total Pasar Kartasura memang keniscayaan dalam konteks mendorong perkembangan kawasan serta merespons perkembangan kawasan. Kawasan ibu kota Kecamatan Kartasura potensial berkembang pesat apabila berkaca pada strategi pengembangan kawasan yang lebih luas lewat tol Solo—Jogja, Solo—Semarang, dan tol Trans-Jawa.

Pemugaran total Pasar Kartasura tentu harus diselaraskan dengan semua potensi pengembangan kawasan dan dorongan dari potensi-potensi pengembangan kawasan yang terhubung, yaitu Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar; Kota Solo; dan Kabupaten Klaten.

Dalam skala mikro, konsep pemugaran total Pasar Kartasura tetap harus mengutamakan kepentingan pedagang. Merekalah simpul utama yang akan menghidupkan, memberdayakan, dan mengembangkan Pasar Kartasura setelah pemugaran selesai.

Konseptor pembangunan Pasar Kartasura harus menghitung sejumlah gejala yang muncul. Sudah sejak lama lapak-lapak di lantai II pasar tradisional itu sepi pengunjung. Lapak di area jalanan di sekitar pasar justru ramai pembeli.

Pengunjung membutuhan kondisi yang makin simpel dalam berbelanja. Banyak di antara mereka yang berbelanja tanpa meninggalkan kendaraan bermotor. Suka tidak suka, telah terjadi perubahan perilaku konsumen di pasar itu.

Dulu, warga Kecamatan Colomadu dan Kecamatan Kartasura banyak yang pergi ke Pasar Kartasura menggunakan jasa becak. Kini, para tukang becak beralih menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas. Sebagian beralih menjadi pengemudi ojek online.

Ini juga menjadi catatan dalam melihat prospek pengembangan dan pemberdayaan Pasar Kartasura. Konsumen pasar ini juga banyak tercegat oleh toko-toko ritel modern yang bermunculan di sekitar mulut-mulut gang permukiman.

Pasar pada hakikatnya selalu menjadi simpul ekonomi kawasan. Artinya pemugaran total pasar harus benar-benar memperhatikan aspek pengembangan, potensi pengembangan, dan kendala-kendala pengembangan ekonomi kawasan itu.

Pemugaran total Pasar Kartasura jangan sekadar membangun gedung baru yang lepas konteks dengan potensi dan daya dukung kawasan sekitarnya, apalagi lepas konteks dengan masalah-masalah baru yang muncul dan perubahan perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya