SOLOPOS.COM - Pelaksana Tugas Rektor UNS Chatarina Muliana memimpin upacara dies natalis ke-48 UNS di halaman gedung rektorat kampus tersebut pada, Kamis (7/3/2024). (Istimewa)

Universitas Sebelas Maret atau UNS baru saja merayakan dies natalis ke-48. Pernyataan Pelaksana Tugas Rektor UNS Chatarina Muliana menarik sebagai landasan telaah kritis atas eksistensi UNS sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum terbesar di kawasan Soloraya.

Dalam perayaan dies natalis ke-48 UNS, Chataria Muliana mengatakan kontribusi UNS harus nyata bagi masyarakat. Memasuki usia 48 tahun UNS harus bergerak cepat dan responsif berkontribusi bagi masyarakat.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Bagi UNS setidaknya ada dua jalan berkontribusi bagi masyarakat. Pertama, jalan minimalis prosedural seperti diamanatkan dalam tridarma perguruan tinggi. Kedua, jalan progresif responsif dengan memberdayakan civitas academica berperan atau turut menyelesaikan problem-problem kebangsaan, kemanusiaan, dan sosial kemasyarakatan.

Jalan pertama tentu sudah ditempuh. Bisa jadi selama ini UNS memang selalu asyik dengan dirinya sendiri menjalankan kontribusi bagi masyarakat lewat jalan pertama ini.

Program kuliah kerja nyata atau KKN yang diikuti mahasiswa, aneka bentuk pengabdian kepada masyarat, riset, menulis di jurnal internasional, kuliah dengan relevansi kuat dengan dunia kerja pasti sudah dijalankan.

Secara normatif universitas—dan perguruan tinggi secara umum—memiliki peran mengembangkan dan meningkatkan kualitas masyarakat melalui pendidikan tinggi. Ini tentu saja sesuai dan selaras dengan fungsi pendidikan masa kini yang tidak terbatas pada penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Pendidikan kini makin berkembang, makin berdaya, menjadi alat untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan seseorang melalui pengembangan karakter yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, religiositas, dan kebangsaan.

Individu-individu yang menjalani proses ini akan menjadi pembangun masyarakat. Perguruan tinggi diharapkan memiliki sumber daya manusia untuk membantu masyarakat menyelesaikan persoalan melalui tridarma perguruan tinggi, terutama dalam aspek pengabdian kepada masyarakat serta KKN bagi mahasiswa.

Tentu saja ini bukan sekadar memenuhi kewajiban, tetapi harus berujung pada tewrujudnya kemajuan-kemajuan pola pikir dan pola gerak atau aksi masyarakat.

Kemajuan pola pikir ditandai dengan semakin luas dan konprehenisfnya tingkat pengetahuan masyarakat dalam menghadapi realitas kehidupan yang kian kompleks.

Dalam mewujudkan kemajuan pola pikir dan pola aksi itu, UNS harus menempuh jalan kedua. Kini dalam perspektif publik secara umum jalan kedua itu yang belum ditempuh UNS sebagai wujud kontribusi nyata bagi masyarakat.

Jalan ini meniscayakan independensi pengelola dan pengelolaan kampus serta kebebasan akademis yang direlevankan dengan urusan dan kepentingan publik.

Dalam hiruk pikuk kemunduran demokrasi dan praksis politik yang makin jauh dari etika di negeri ini belakangan ini, UNS belum menunjukkan peran signifikan sebagai pengoreksi dan perumus solusi.

Jalan kedua jelas akan menjadikan UNS benar-benar milik publik, rujukan publik, dan tempat bertanya publik. Jalan inilah kontribusi nyata UNS yang dibutuhkan pada masa kini dan masa depan. Kapan akan diwujudkan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya