SOLOPOS.COM - Guru Besar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, Prof. Dr. Rasimin, S.Pd, M.Pd (Istimewa)

Dunia saat ini, tercermin dalam era yang sering disebut sebagai “post-humanisme,” menghadirkan beragam perubahan dan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya (future shock).

Post-humanisme merupakan konsep yang mendalam, menggabungkan perubahan budaya sosial yang cepat dan lonjakan ilmu pengetahuan yang luar biasa. Tulisan ini hendak mengupas beberapa aspek penting dari tantangan yang dihadapi masyarakat dalam menghadapi dunia tersebut.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Post-humanisme adalah suatu perspektif yang melampaui pandangan manusia tradisional. Ini mengajak kita untuk memikirkan peran manusia dalam konteks yang lebih luas, yang mencakup perkembangan teknologi, perubahan budaya, dan pergeseran paradigma dalam cara manusia berinteraksi dengan semesta. Hal itu merupakan pengetahuan berharga tentang bagaimana kita sebagai masyarakat global harus mempersiapkan diri.

Menghadapi tantangan era post-humanisme, saya mengajukan beberapa alternatif solusi. Pertama, di tengah laju perubahan yang cepat ini, mengaktifkan kognitif tingkat tinggi ialah sebuah keniscayaan. Teori taksonomi Bloom memberikan landasan yang kuat dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis, dan evaluasi.

Dengan penerapan teori ini dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari, kita dapat mempersiapkan diri untuk lebih baik memahami dan mengejar perubahan yang terjadi di sekitar kita.

Mengaktifkan kognitif tingkat tinggi bukan sekadar menginginkan pengembangan intelektual, tetapi juga kemampuan untuk menghadapi masalah yang semakin kompleks. Dalam dunia post-humanisme, tantangan-tantangan seperti perubahan iklim, masalah kesehatan global, dan perkembangan teknologi baru memerlukan pemikiran yang lebih mendalam dan kreatif. Dengan demikian, pendidikan yang berfokus pada kognitif tingkat tinggi adalah investasi berharga bagi masa depan.

Kedua, kemampuan komunikasi juga menjadi kunci utama untuk berhasil dalam era post-humanisme. Perkembangan teknologi dan media sosial telah mengubah cara manusia berinteraksi. Saat ini, kita harus menghadapi berbagai platform dan audiens yang beragam. Kemampuan menyampaikan ide dengan jelas dan persuasif menjadi sangat penting dalam konteks ini.

Kemampuan berkomunikasi yang baik juga membantu dalam membangun hubungan yang kuat, baik dalam konteks profesional maupun pribadi. Itu memungkinkan kita untuk menjalin koneksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan global. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik sejak dini melalui pendidikan yang sesuai.

Adaptif dan Responsif

Ketiga, tidak dapat dimungkiri bahwa perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang cepat telah mengubah dunia secara drastis. Kita harus menjadi adaptif dan responsif terhadap perkembangan ini.

Ini mencakup tidak hanya pemahaman tentang teknologi terkini tetapi juga kemampuan untuk mengantisipasi perubahan yang akan datang.Masyarakat yang siap untuk perubahan teknologi cenderung lebih sukses dalam menghadapinya.

Ini berarti bahwa pendidikan harus fokus pada pemberian keterampilan yang relevan untuk dunia yang terus berubah ini. Kita perlu terus belajar dan mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam cara kita bekerja, berkomunikasi, dan berinteraksi.

Keempat, penguasaan ilmu mantik, atau logika, adalah fondasi penting dalam menghadapi kompleksitas dunia pos-humanisme. Logika membantu kita dalam analisis, pengambilan keputusan, dan mengevaluasi informasi dengan kritis. Di dunia yang penuh dengan informasi dan data, memiliki pemahaman yang kuat tentang logika membantu kita memfilter informasi yang benar-benar berharga.

Penguasaan ilmu mantik juga melibatkan kemampuan untuk berpikir secara kritis dan skeptis. Ini memungkinkan kita untuk tidak hanya menerima informasi begitu saja, tetapi juga untuk menguji dan menilai klaim-klaim tersebut. Kemampuan ini sangat penting dalam menghadapi tantangan global seperti disinformasi dan manipulasi informasi.

Dalam dunia yang berubah dengan cepat ini, post-humanisme menuntut persiapan yang mendalam dari masyarakat. Mengaktifkan kognitif tingkat tinggi, mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik, menjadi adaptif responsif terhadap teknologi dan ilmu pengetahuan, serta memiliki penguasaan ilmu mantik adalah langkah-langkah penting dalam menghadapi tantangan-tantangan ini.

Post-humanisme membawa berbagai perubahan dan tantangan, tetapi juga membuka peluang baru. Ini adalah era di mana manusia dapat memanfaatkan potensi diri sepenuhnya dengan mengintegrasikan teknologi, beradaptasi dengan perubahan, dan terus belajar. Dengan menghadapi tantangan ini secara aktif, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua dan bangsa Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh Guru Besar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, Prof. Dr. Rasimin, S.Pd, M,Pd

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya