SOLOPOS.COM - Ahmad Baihaqi (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Asmalibrasi. Judul unik sebuah lagu yang dipopulerkan band Soegi Bornean. Lagu ini membuat band asal Kota Semarang itu digandrungi banyak kalangan. Band ini berkarya di genre folk pop.

Soegi Bornean kali pertama tampil di panggung pada April 2019. Band ini didukung tiga personel, yaitu Fanny Soegiarto (vokalis), Aditya Ilyas (gitaris), dan Damar Komar (gitaris). Nama Soegi Bornean diambil dari dua kata, yaitu “sugihdan ”Borneo”.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

”Sugih” adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti kaya. ”Borneo” merujuk pada Pulau Kalimantan. Bahasa Jawa digunakan karena mereka adalah band asal Kota Semarang.

Unsur Kalimantan direpresentasikan sang vokalis yang memang keturunan Kalimantan. Perpaduan Jawa dan Kalimantan tak hanya terlihat dari nama band, namun juga lagu-lagunya.

Beberapa instrumen dalam lagu mereka ada yang  bernuansa Jawa atau Kalimantan. Keunikan lainnya adalah mereka selalu tampil mengenakan batik. Ini yang juga menjadi ciri khas tersendiri.

Yang tak kalah unik tentu lirik lagu-lagunya. Soegi Bornean memilih menggunakan kata-kata yang asing di telinga. Salah satunya adalah lagu Asmalibrasi. Lagu ini viral di media sosial sejak pertengahan tahun lalu.

Lagu ini digandrungi banyak kalangan lantaran easy listening. Muncul joget Tiktok oleh sekelompok lak-laki berambut gondrong yang menggunakan backsound lagu tersebut. Jogetan mereka cukup luwes untuk lelaki dengan postur tubuh kekar.

Video joget itu membuat lagu Asmalibrasi kian populer. Di tengah kepopulerannya, muncul kritik terhadap lagu Asmalibrasi akhir-akhir ini. Permasalahannya adalah lirik yang njlimet, sulit dimengerti, dan dianggap tidak logis.

Soal lirik ini sampai menjadi perdebatan di Twitter. Selain ada yang mengkritik, tentu ada yang mendukung. Menurut Soegi Bornean, Asmalibrasi adalah singkatan dari  ”asmara yang terkalibrasi”.

Lagu ini bercerita tentang sepasang kekasih yang sedang kasmaran dan memiliki komitmen menuju ke jenjang yang lebih serius. Asmara telah terkalibrasi frekuensi yang sama. Begitu lirik pembuka lagu itu.

Bermain Diksi Aneh

Memang agak susah membayangkan bagaimana asmara (cinta) bisa dikalibrasi. Kalibrasi adalah proses pengecekan akurasi sebuah alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar ukuran.

Kalibrasi jamak kita temukan dalam urusan timbangan. Timbangan dikalibrasi agar sesuai ukuran yang seharusnya. Bisakah asmara atau cinta terkalibrasi? Satuan ukuran cinta saja tidak ada.

Mungkin tidak cukup logis bagi sebagian orang, tapi mungkin juga bisa dimaknai sebagai asmara yang sudah mencapai standar yang sama dalam satu frekuensi. Selain asmara telah terkalibrasi, masih banyak kata-kata asing yang sulit dicerna di lagu ini.

Ada yang menganggap Soegi Bornean cuma bermain diksi aneh di lagu ini agar terlihat keren, tapi di balik kata-kata yang njlimet itu harus diakui lagu ini enak didengarkan dan nyaman di telinga.

Kata-kata tak familier itu memang menjadi ciri khas Soegi Bornean. Banyak lagu band tersebut yang menggunakan kata-kata unik, antara lain, berjudul Saturnus, Pijaraya, Raksa, Aguna, hingga Haribaan yang tentu dengan lirik yang asing di telinga pula.

Saya tak mempermasalahkan lirik yang sulit dimengerti atau mungkin tak logis itu. Toh, ini tentu bukan satu-satunya lirik lagu di Indonesia atau bahkan di dunia yang menggunakan kata-kata unik atau sulit dimengerti.

Lagu Smell Like Teen Spirit milik Nirvana jika ditelaah lirik demi lirik seperti tidak nyambung dan tidak berurutan, tapi ketika mengartikannya dalam sebuah lagu yang utuh akan menemukan pesan tersendiri.

Lagu I Just Wanna Say I Love You milik band Potret hanya berlirik I Just Wanna Say I Love You. Tak ada kata atau kalimat lainnya. Aneh. Sama seperti lagu Hancur Hatiku milik Olga Syahputra yang liriknya itu-itu saja.

Karya seni, terutama lagu, memang tak bisa dikekang dengan pakem-pakem tertentu. Bebas. Lirik maupun musiknya. Pada akhirnya sebuah karya akan berlabuh di penikmatnya. Kita tak bisa memaksakan karya milik kita bisa disenangi oleh semua orang.

Semuanya tentu soal selera. Saya, yang bukan pengamat musik, bisa menikmati Asmalibrasi lewat lagu dan musiknya. Lagu ini bisa menemani waktu santai di rumah sambil ngopi-ngopi pada sore hari atau saat bekerja karena bisa memperbaiki mood lewat komposisi suara instrumen-instrumen yang asyik di dalamnya.

Kritik-kritik yang berdatangan seharusnya membuat Soegi Bornean tak patah semangat dalam berkarya. Ciri khas yang dibangun harus dipertahankan karena nyatanya memiliki penikmat tersendiri di antara beragam pendengar yang kontra.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 2 Maret 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya