SOLOPOS.COM - Abita Nur Pratama (Istimewa/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Gaplek adalah bahan makanan berasal dari singkong yang dikeringkan dan populer di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Gaplek dapat dijadikan tepung yang dapat diolah lagi menjadi bahan dasar makanan.

Tepung gaplek mengandung gizi tinggi, namun memiliki gluten yang rendah dan mempunyai kegunaan yang cukup banyak dalam pengolahan makanan seperti halnya tepung terigu. Kini sudah tersedia mesin khusus yang memudahkan menggiling gaplek-gaplek yang sudah kering.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Meski gaplek mudah dijumpai di daerah tertentu, nilai atau harga gaplek sangat rendah, padahal produksi gaplek termasuk tinggi. Seiring berjalannya waktu terjadi perkembangan serta inovasi-inovasi makanan lain yang digandrungi, tetapi gaplek tidak mengalami perkembangan dan jarang yang menciptakan inovasi pada gaplek yang signifikan.

Gaplek beserta olahannya makin jarang diminati, terlebih di kalangan anak muda. Mereka beralasan gaplek tergolong makanan “membosankan” karena hanya diolah menjadi itu-itu saja. Oleh sebab itu muncul ide cara meningkatkan nilai jual gaplek.

Pertama, mi letheg instan. Mie letheg mungkin terdengar asing di telinga sebagian orang. Mi ini berasal dan populer di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tampilan mi letheg mirip soun. Bedanya mi letheg berwarna lebih kecokelatan dan ukuran minya lebih tebal nan kenyal.

Mi letheg banyak peminatnya, namun karena keberadaannya sulit dicari maka mi letheg hanya dapat ditemukan di Yogyakarta, itu pun tidak semua daerah Yogyakarta ada, sehingga mie letheg termasuk makanan yang menjadi daya tarik wisata Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman.

Mi letheg dapat diolah menjadi mi goreng maupun mi rebus, tergantung selera pembeli. Hingga kini mie letheg belum menyebar ke penjuru Nusantara. Oleh sebab itu, agar mie letheg mudah ditemukan di mana-mana, dibuatlah mi letheg instan.

Mi letheg instan itu kategori goreng maupun berkuah. Kini tidak perlu ke Yogyakarta jika ingin memakan sepiring mi letheg. Mi letheg tergolong bergluten rendah. Sudah selayaknya mi ini dipopulerkan ke seluruh penjuru Nusantara dan dilestarikan oleh rakyat Indonesia.

Kedua, tepung gaplek sebagai bahan baku pembuatan kue basah maupun kering. Tepung gaplek dapat menggantikan  tepung terigu sebagai bahan baku pembuatan roti dan kue. Rasanya dijamin tidak jauh berbeda dengan yang memakai bahan baku tepung terigu.

Tepung terigu sangat mirip dengan tepung gaplek, apalagi ketika sudah menjadi suatu makanan. Tepung gaplek dapat menjadi alternatif pengganti tepung terigu. Roti dan kue yang dapat dibuat dengan tepung gaplek meliputi brownies, pizza, bolu, cupcake, apem, donat, pie, dan lain lain.

Selain dapat dipakai sebagai pengganti tepung terigu untuk makanan basah seperti kue dan roti, tepung gaplek juga dapat digunakan untuk pembuatan kue kering. Contoh kue kering yang dapat dibuat dari tepung gaplek antara lain brownies kering, cookies, nastar, dan lain sebagainya.

Ketiga, bubur gaplek. Bubur adalah makanan yang umum dan mudah ditemui di Indonesia. Bubur dapat dimakan kapan saja, pagi, siang, sore, maupun malam. Jarang sekali ditemui bubur gaplek atau jenang grendul gaplek di pasaran, padahal kandungan gluten pada gaplek lebih rendah daripada tepung-tepung yang lain.

Sebaiknya bubur gaplek lebih dikenal luas oleh masyarakat karena tidak hanya menyehatkan, namun juga lezat. Bubur gaplek memiliki tampilan berwarna asli cokelat, tetapi agar tampilan bubur gaplek terlihat lebih menarik dapat juga diberi pewarna makanan agar lebih menggugah selera makan.

Keempat, tiwul dengan cita rasa buah. Tiwul yang rasanya manis gurih dengan aroma alami singkong serta memiliki tekstur yang pulen menggumpal ini mungkin membosankan bagi sebagian orang.

Makanan Asli

Jika tiwul dapat diolah bersamaan dengan buah-buahan maka rasa tiwul mungkin dapat ”naik level” dan menjadi jajanan favorit bagi semua kalangan yang menyukai makanan dengan rasa buah-buahan.

Buah yang dapat digunakan untuk mencampur tiwul misalnya stroberi, anggur, nanas, mangga, apel, dan lain-lain. Dengan pengolahan kembali tiwul menjadi memiliki rasa tertentu diharapkan diterima oleh lidah banyak orang sehingga nilai jualnya meningkat.

Kelima, nasi goreng tiwul. Nasi tiwul sudah umum di pasar-pasar tradisional kawasan penghasil gaplek. Nasi tiwul dahulu digunakan sebagai makanan pokok pengganti beras di beberapa wilayah di Pulau Jawa karena kandungan karbohidrat pada tiwul yang tinggi.

Beberapa daerah menjadikan tepung gaplek sebagai pengganti nasi. Nasi tiwul mempunyai cita rasa yang khas, agak gurih dan manis. Agar tidak membosankan, muncul ide membuat nasi goreng tiwul yang dapat dikembangkan pula dengan tambahan sosis, bakso, sayuran, atau  seafood. Nasi goreng tiwul, diharapkan dapat meningkatkan harga tiwul yang semula murah.

Keenam, gorengan dari tepung gaplek. Gorengan yang biasanya memakai tepung terigu juga dapat diganti dengan tepung gaplek. Tepung gaplek umumnya tidak sehalus tepung terigu dan berwarna kecokelatan, namun rasanya sangat mirip dengan tepung terigu ketika sudah menjadi suatu makanan.

Gorengan yang dapat dibuat menggunakan tepung gaplek antara lain lentho, bakwan, tempe, pisang goreng, dan lain sebagainya. Ketujuh, jajanan pasar berbahan dasar tepung gaplek. Jajanan pasar dalah makanan tradisional Indonesia yang diperjualbelikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional.

Jajanan pasar memiliki banyak penggemar. Keberadaannya masih tergolong mudah ditemui di tempat-tempat tertentu. Selain rasanya yang enak, jajanan pasar harganya sangat terjangkau. Beberapa olahan tepung gaplek yang dapat dijadikan jajanan pasar yaitu klepon gaplek, lapis gaplek, biji salak, dan tak ketinggalan modifikasi sagu mutiara menjadi gaplek mutiara.

Semoga menjadi ide bagi para penjual makanan dan para pengembang inovasi-inovasi makanan ini memencing kreativitas mengolah gaplek dan olahannya agar lebih dikenal di seluruh wilayah Nusantara.

Apabila gaplek makin dikenal maka nilai jual gaplek akan semakin meningkat. Tentu dapat berdampak positif juga terhadap kesejahteraan ekonomi petani singkong di Indonesia, serta tak lupa juga agar dapat melestarikan gaplek itu sendiri karena merupakan makanan asli Indonesia.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 6 Juni 2023. Penulis adalah mahasiswa Program Studi Agrobisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya