SOLOPOS.COM - Pengurus urban farming menyiram tanaman di lantai atas Kantor Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (7/7/2022). Satuan Pelaksana Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kecamatan Penjaringan memanfaatkan area terbuka seluas 300 meter di lantai atas kantor tersebut untuk ditanami berbagai macam sayuran dan buah-buahan. (Antara/Agha Yuninda)

Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman varietas buah lokal. Tiap daerah atau wilayah memiliki buah lokal masing-masing yang khas. Pisang, mangga, durian, rambutan, jeruk, salak, pepaya, dan manggis adalah beberapa jenis buah lokal  yang populer dan varietasnya sangat beragam.

Salah satu tantangan menjaga keragaman varietas buah lokal ini adalah kian menyusutnya pekarangan. Pekarangan rumah menyusut disebabkan banyak faktor, terutama kebutuhan lahan untuk permukiman. Pekarangan rumah makin kehilangan fungsi sebagai pelestari buah lokal.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Peneliti di Work Breakdown Structure 1 Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (WBS 1 PRHP-BRIN) menyebut zona pekarangan yang makin menyusut dan program-program pelestarian kekayaan hayati lokal yang berubah-ubah berdampak buruk bagi kelestarian buah lokal.

Kondisi ini harus disikapi secara serius karena buah lokal terbukti memiliki potensi ekonomi yang besar untuk pasar dalam dan luar negeri. Ada tiga langkah utama yang perlu diprioritaskan dalam merancang strategi penguatan inovasi pelestarian buah-buahan lokal unggulan daerah pada era globalisasi.

Tiga langkah tersebut adalah identifikasi potensi unggulan, pengembangan riset dan inovasi, serta kolaborasi dan kemitraan. Identifikasi potensi buah lokal unggulan perlu dilakukan serentak di semua wilayah.

Tiap provinsi memiliki buah lokal unggulan masing-masing. Tiap daerah harus memiliki data yang valid tentang potensi buah lokal yang kemudian dikembangkan untuk menjadi basis kebijakan berikutnya, yaitu pengembangan riset dan teknologi.

Kita tidak bisa mengesampingkan tentang bagaimana buah lokal dikembangkan, misalnya agar lebih produktif, kuat terhadap serangan hama, atau memiliki cita rasa yang menggugah selera.

Riset dan pengembangan buah lokal menjadi kunci penting menjaga keanekaragaman varietas buah lokal di negeri ini. Pisang di Indonesia, sebagai contoh, disebut memiliki 300 jenis dari Aceh sampai Papua dengan keunikan masing-masing.

Fase penting berikutnya adalah membangun kolaborasi dan kemitraan. Menjaga varietas buah lokal untuk mencegah kepunahan perlu melibatkan masyarakat awam, peneliti, sektor swasta, dan tentu harus diorkestrasi oleh pemerintah.

Buah-buahan yang menjadi bagian dari hortikultura kini menjadi salah satu komoditas yang menjanjikan untuk dieksplorasi. Pisang, misalnya, produksinya menembus 9,6 juta ton dalam setahun.

Tentu ini potensi yang sangat besar. Durian mencapai 1,7 juta ton dan salak 1,4 juta ton. Ini adalah buah-buahan dengan kapasitas produksi yang besar dan menjanjikan bila diekspor.

Pengembangan berbagai buah tropis yang menjadi andalan Indonesia harus menjadi perhatian besar bila ingin mengejar cita-cita sebagai lumbung pangan dunia, khususnya untuk komoditas tanaman hortikultura, terutama buah-buahan.

Daya saing buah-buahan lokal harus ditingkatkan dengan mendorong kapasitas produksi dan produktivitas. Akses pasar juga harus dibuka agar buah-buahan lokal terserap di dalam dan luar negeri.

Langkah strategis yang harus dilakukan bukan sebatas mencegah kepunahan buah lokal, namun harus menjadikan buah lokal berjaya di pasar dalam negeri dan luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya