SOLOPOS.COM - Tri Wiharto (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Ketika menyebut kata Tawangmangu dan Kemuning bagi sebagian orang langsung terbayang wilayah dengan lokasi di ketinggian, di lereng Gunung Lawu, berhawa dingin, berselimut kabut pada malam dan pagi hari, serta tempat yang tepat untuk menenangkan pikiran.

Tawangmangu dan Kemuning adalah bagian wilayah Kabupaten Karanganyar yang berkembang pesat. Didukung potensi alam yang melimpah, kawasan tersebut berkembang sangat pesat.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Dulu saat orang ingin datang ke Kabupatan Karanganyar yang terlintas di benak mereka adalah Grojogan Sewu, objek wisata yang melegenda hingga kini. Seiring perkembangan zaman, Grojogan Sewu mulai mendapat ”pesaing” beragam objek wisata.

Saat ini mereka yang melancong ke wilayah Kabupaten Karanganyar punya jujugan (tujuan) utama bukan lagi ke Grojogan Sewu, tetapi ke objek wisata satelit atau ”pesaing” yang relatif baru.

Wilayah Kecamatan Tawangmangu, yang mencakup Tawangmangu itu sendiri, Gondosuli, Kalisoro, Karanglo, Plumbon, hingga Tengklik semuanya layak sebagai lokasi wisata.

Wilayah Kemuning terus bersolek dan saat ini sangat diminati para pelancong. Kawasan ini menawarkan kesejukan hamparan kebun teh, berbagai atraksi olahraga ekstrem, dan objek wisata di sekitarnya yang membuat kawasan ini selalu menarik untuk didatangi.

Fasiltas pendukung seperti restoran, kafe, hotel, serta penginapan mudah ditemukan. Kini Tawangmangu pada siang dan malam hari bisa dibilang lebih ramai dibandingkan ibu kota Kabupaten Karanganyar.

Kemuning pun mulai demikian. Keduanya berkembang dan berkembang. Entah berapa banyak objek wisata yang bermunculan di kawasan Tawangmangu dan Kemuning akhir-akhir ini.

Perkembangan pesat dua kawasan tersebut juga membawa konsekuensi yang harus disadari masyarakat setempat serta para pemangku kebijakan di Kabupaten Karanganyar, yaitu masalah kelestarian lingkungan.

Satu hal yang pasti, perkembangan kawasan otomatis menciptakan banyak open space (ruang terbuka). Saat musim hujan kita bisa melihat banyak ruas jalan di kawasan Tawangmangu dan Kemuning berubah seperti sungai, menjadi jalur yang mengalirkan air cukup deras.

Pertambahan pesat bangunan di kawasan tersebut menjadi pemicu open space makin luas yang membuat air tidak meresap ke tanah.

Konsep pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi lokal secara berkelanjutan menjadi salah solusi yang bisa diterapkan untuk mengurangi risiko akibat kian meluasnya open space di Tawangmangu dan Kemuning.

Bagimana caranya? Keterlibatan aktif warga lokal dalam mengelola, menjaga, dan melestarikan keunikan kawasan menjadi kunci utama bagi keberlanjutan kawasan destinasi wisata.

Pengelolaan kawasan wisata dan pelestarian lingkungan bisa seiring sejalan. Kerja sama yang baik antara masyarakat desa dan pihak terkait dapat mewujudkan potensi pariwisata yang luar biasa.

Masyarakat juga harus lebih melek ekologi (hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan [kondisi] alam sekitarnya [lingkungannya]) agar segala upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan selaras dengan prinsip-prinsip ekologi.

Di sisi lain, pemerintah harus memastikan pengembangan wilayah sesuai aturan. Peraturan harus benar-benar dijalankan dan tidak boleh kalah oleh kepentingan orang per orang atau kelompok orang dan pemilik modal.

Pemerintah Kabupaten Karanganyar mempunyai payung hukum dalam pengembangan wilayah, tak terkecuali kawasan wisata Tawangmangu maupun Kemuning.

Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karanganyar Tahun 2013-2032 menjadi pijakan kuat pengelolaan kawasan secara berkelanjutan.

Dalam Pasal 57 regulasi tersebut diatur tentang zonasi kawasan, mulai dari zonasi kawasan peruntukan hutan produksi, hutan rakyat, hutan dengan tujuan khusus, peruntukan pertanian, industri, permukiman, maupun pariwisata.

Khusus dalam zonasi peruntukan pariwisata diperbolehkan pengembangan objek wisata dan daya tarik wisata dengan tetap memperhatikan konservasi kawasan.

Diperbolehkan secara terbatas peningkatan sarana prasarana pendukung dalam pengurangan risiko bencana. Diperbolehkan secara terbatas pengembangan prasaranan dan sarana pendukung pariwisata di kawasan permukiman.

Tidak diperbolehkan pengembangan pariwisata yang menimbulkan dampak terhadap kondisi fisik wilayah dan tatanan sosial masyarakat.

Secara kasatmata, Tawangmangu sebagai tujuan wisata dilengkapi sejumlah bangunan dan infrastruktur pendukung sejak zaman penjajahan Belanda. Sisi positif perkembangan kawasan Tawangmangu dan Kemuning bagi Kabupaten Karanganyar sangat besar.

Di sisi lain, dampak negatif juga menyertai sehingga harus mendapat perhatian serius. Langkah yang bisa diambil Pemerintah Kabupaten Karanganyar agar Tawangmangu berkembang berdampingan dengan kelestarian alam, antara lain, membatasi bangunan di wilayah yang selama ini menjadi daerah resapan air.



Bangunan baru harus memenuhi standar teknis lingkungan dan tertata secara benar. Pemerintah kabupaten bisa mendorong masyarakat maupun korporasi menjalankan progam menanam tanaman keras dengan tujuan menjaga konservasi air.

Payung hukum ada, jalan keluar tersedia, sekarang tinggal kemauan dan usaha pemerintah serta masyarakat untuk bersama-sama menjaga Tawangmangu dan Kemuning sebagai paru-paru Kabupaten Karanganyar.

Seperti halnya fungsi paru-paru dalam sistem pernapasan kita yang menjadi tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida, kawasan lereng Gunung Lawu, termasuk Tawangmangu dan Kemuning, juga demikian.

Kita harus mampu menjalankan hubungan timbal balik hidup berdampingan dengan alam. Semua itu bukan demi kita semata, tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Apabila kita mampu menjaga alam, alam akan menjaga kita.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 29 Juni 2024. Penulis adalah Manajer Konten Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya