SOLOPOS.COM - Sri Sumi Handayani (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Tindak perundungan atau bullying masih marak dan banyak dialami pelajar di Indonesia. Sekolah yang semestinya menjadi tempat aman dan nyaman bagi anak justru menjadi lokasi yang paling banyak terjadi perundungan.

Termutakhir, dunia pendidikan Indonesia heboh dengan kasus perundungan antarsiswa di SMA Binus Internasional, BSD Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Satu lagi, kasus perundungan yang menimpa siswa penyandang disabilitas di Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Pelajar SMP itu mengalami patah tulang jari kelingking tangan kiri akibat perundungan tersebut. Dikutip dari laman repositori.kemdikbud.go.id, perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, atau sosial di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati, dan tertekan, baik dilakukan oleh perorangan atau kelompok. Perundungan dianggap telah terjadi bila seseorang merasa tidak nyaman dan sakit hati atas perbuatan orang lain kepadanya. Perundungan bisa diibaratkan sebagai benih dari banyak kekerasan lain, misalnya tawuran, intimidasi, pengeroyokan, pembunuhan, dan lainnya.

Sebagai benih kekerasan, apabila perundungan bisa ditekan, kekerasan yang lebih parah akan bisa dicegah. Bentuk perundungan bisa dikelompokkan menjadi tiga, yakni verbal, fisik, dan sosial. Perundungan verbal sering dilakukan dalam bentuk membentak, berteriak, memaki, bergosip, menghina, meledek, mencela, mempermalukan, dan lain-lain.

Perundungan fisik dalam bentuk menampar, mendorong, mencubit, menjambak, menendang, meninju, dan lainnya. Perundungan sosial dalam bentuk mengucilkan, membeda-bedakan, mendiamkan, dan lainnya.

Perundungan di kalangan remaja dan pelajar merupakan masalah serius yang telah lama menghantui masyarakat. Tindakan intimidasi, penghinaan, atau kekerasan fisik yang dilakukan oleh sekelompok individu terhadap satu atau beberapa individu lainnya telah merusak kehidupan banyak orang muda di seluruh dunia.

Psikolog anak, Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto, pada beberapa kesempatan menyampaikan perihal fokus pada pentingnya peran sekolah mendidik siswa agar tidak lagi melakukan perundungan. Dia menyoroti tentang dugaan pembiaran atas aksi bullying di beberapa lingkungan, termasuk sekolah.

Ia juga menyebut tentang anggapan lumrah atau wajar tentang perundungan dari beberapa orang anak kepada anak-anak lainnya. Beberapa orang juga menyebut bahwa perundungan di kalangan remaja sebagai bentuk kenakalan remaja biasa.

Penting untuk memahami bahwa perundungan tidak hanya berdampak pada korban secara fisik, tetapi juga secara emosional dan psikologis. Korban perundungan sering mengalami tekanan mental yang berat, kehilangan rasa percaya diri, depresi, bahkan dalam kasus yang ekstrem dapat memiliki pikiran untuk bunuh diri.

Ini adalah dampak yang menghancurkan sehingga tidak boleh diabaikan. Perundungan bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial yang memerlukan respons kolektif. Di sekolah-sekolah perlu diterapkan pendekatan holistik untuk mencegah dan menangani perundungan.

Penting meningkatkan kesadaran tentang masalah ini di antara para siswa, guru, dan orang tua. Ini dapat dilakukan melalui program pendidikan yang mengajarkan empati, penghargaan terhadap perbedaan, serta pentingnya menjaga lingkungan yang aman dan inklusif.

Diperlukan kebijakan sekolah yang tegas untuk melawan perundungan. Ini termasuk prosedur yang jelas untuk melaporkan insiden perundungan, sanksi yang sesuai bagi para pelaku, dan dukungan yang diberikan kepada korban.

Penting menciptakan lingkungan di sekolah yang mendorong komunikasi terbuka antara siswa, guru, dan tenaga kependidikan sehingga para korban merasa nyaman untuk melaporkan insiden perundungan.

Hal paling penting adalah para korban mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Untuk benar-benar mengatasi perundungan perlu perubahan yang lebih luas dalam budaya remaja dan pelajar.

Ini terkait dengan membangun kesadaran akan pentingnya menghormati dan mendukung satu sama lain serta menolak segala bentuk perilaku intimidasi atau penindasan. Inilah tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua individu.

Dalam upaya mengatasi perundungan, tidak ada solusi instan. Ini adalah perjalanan panjang yang memerlukan komitmen semua pihak yang terlibat. Dengan pendekatan yang kukuh, kesadaran yang meningkat, serta komitmen untuk membangun lingkungan yang lebih baik.

Kita dapat memberikan perlindungan kepada generasi muda dari penderitaan yang disebabkan oleh perundungan dan membimbing mereka menuju kehidupan yang penuh kasih dan hormat.

Hari Anti-Bullying Sedunia

Dunia memperingati Hari Internasional Menentang Perundungan atau International Stand Up to Bullying Day sebanyak dua kali dalam setahun. Pada 2024, International Stand Up to Bullying Day jatuh pada 23 Februari dan 15 November.

Ada pula Hari Anti-Bullying Sedunia yang diperingati setiap 4 Mei. Seharusnya, peringatan-peringatan tersebut tidak hanya menjadi bagian dari rutinitas dan formalitas. Hari Anti-Bullying Sedunia memiliki makna yang sangat penting dalam upaya menyoroti, meningkatkan kesadaran, dan mengatasi masalah perundungan di seluruh dunia.

Peringatan Hari Anti-Bullying Sedunia memberikan kesempatan bagi individu, organisasi, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan untuk bersatu menentang perilaku perundungan dan mempromosikan budaya yang inklusif, penuh kasih, dan hormat terhadap satu sama lain.

Setidaknya ada empat hal yang bisa kita maknai dari peringatan Hari Anti-Bullying Sedunia, yakni kesadaran, edukasi, aksi, dan solidaritas. Kesadaran tentang dampak negatif dari perundungan, baik secara fisik, emosional, maupun psikologis, bagi korban maupun pelaku.

Ini adalah kesempatan untuk membangkitkan kesadaran tentang pentingnya menghormati perbedaan, mendukung satu sama lain, dan menolak segala bentuk perilaku intimidasi atau penindasan.

Hari Anti-Bullying Sedunia juga menjadi salah satu cara untuk memberikan pendidikan tentang cara mencegah perundungan, menanggapi insiden perundungan, dan menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif di sekolah, tempat kerja, dan masyarakat secara umum.

Pendidikan meliputi peningkatan kesadaran tentang pentingnya empati, komunikasi yang efektif, serta mengembangkan keterampilan sosial dan kecerdasan emosional. Lebih dari sekadar meningkatkan kesadaran, Hari Anti-Bullying Sedunia mendorong individu dan kelompok untuk mengambil tindakan nyata dalam memerangi perundungan.



Hal paling mendasar yang bisa kita lakukan adalah bukan dengan menutup mata lalu menyampaikan pemakluman terhadap aksi perundungan, tetapi melaporkan insiden perundungan dan memberikan dukungan kepada korban.

Perayaan Hari Anti-Bullying Sedunia juga mempromosikan solidaritas dan dukungan kolektif dalam memerangi perundungan. Ini adalah kesempatan bagi individu dan komunitas untuk bersatu menolak perundungan dan menunjukkan bahwa kita semua berkomitmen menciptakan lingkungan yang aman, hormat, dan inklusif bagi semua orang.

Sudah menjadi keharusan bahwa Hari Anti-Bullying Sedunia memiliki makna yang mendalam dalam memerangi perundungan dan mempromosikan budaya yang lebih baik dan  semua individu dihargai dan didukung.

Ini adalah panggilan untuk bertindak bersama-sama, memastikan bahwa tidak ada lagi yang mengalami penderitaan akibat perilaku perundungan dan menciptakan dunia tempatt setiap orang merasa aman, dihargai, dan diterima dengan baik.

Anak rentan terhadap praktik-praktik perundungan di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pendekatan penyelesaian perkara harus komprehensif. Penanganan kepada korban harus cepat. Pelaku juga perlu ditangani dengan tepat.

Korban harus ditangani kondisinya secara medis dan psikologis. Perlu juga disadarkan kepada para siswa bahwa pelaku bullying atau perundungan itu adalah pelaku kekerasan. Mari kita bersepakat dan bergandengan tangan untuk menciptakan sekolah yang ramah anak dan antiperundungan atau anti-bullying.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 27 Februari 2024. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya