SOLOPOS.COM - Marwanto, dosen Bahasa Indonesia serta Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga.

Solopos.com, SALATIGA – Pemilihan Presiden dan Wakil presiden secara serentak akan menjadi pekerjaan besar bagi bangsa Indonesia. Bukan hanya dana yang dibutuhkan sangat besar terserap di pesta akbar ini, namun juga melibatkan banyak personil terkonsentrasi di situ, mulai dari panitia pemilihan umum maupun masyarakat Indonesia sebagai peserta aktif pemilihan.

Melalui tangan mereka, akan ditentukan masa depan bangsa ini, lima tahun ke depan. Sementara itu, bagi para calon legislatif tidak kalah ketinggalan untuk memasang strategi pemenangan bagi dirinya masing-masing. Partai bersama tim sukses harus mampu menjadi kendaraan yang mobil dan menghasilkan suara.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Dengan bergabungnya Demokrat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) tentu membuat calon presiden Prabowo Subiyanto semakin percaya diri. Pada lain sisi, elektabilitas Anis Baswedan naik dan terus meningkat setelah menggandeng Muhaimin Iskandar. Mereka berdua lebih leluasa belusukan ke Jawa Timur basis kekuasaan Cak Imin yang sesungguhnya.

Sementara Ganjar Pranowo tetap konsisten dengan kaum milenial. Hal ini menyebabkan ketiganya bersama partai pendukung masing-masing harus kerja ekstra keras guna mengambil simpati dan hati masyarakat. Maka, sebenarnya masyarakat masih menunggu manuver yang akan dilakukan kubu Prabowo maupun Ganjar setelah Anis menggandeng Cak Imin.

Para pendukung dibuat tidak bersabar dan bertanya-tanya, siapa gerangan calon wakil presiden yang akan mendampingi keduanya. Rakernas partai berlambang banteng yang baru saja dilaksanakan dan diharapkan akan muncul nama pendamping Ganjar, teryata nama tersebut masih disimpan rapat-rapat.

Maniskan Senyuman

Sebagai calon presiden, turun ke bawah merupakan sebuah keharusan guna membangun basis kekuatan, baik di tingkat atas maupun bawah. Mereka harus proaktif dan juga jemput bola. Menghitung dengan cermat seberapa besar basis kekuatan yang mampu membantu dan mendulang banyak suara. Mereka juga harus memastikan secara cermat terhadap dukungan dan keberpihakan yang sebenar-benarnya. Bukan omong kosong, apalagi hanya janji-janji dukungan belaka.

Peristiwa pecah koalisi dan partai pendukung yang sudah dideklarasikan bersama, jangan sampai terjadi. Mereka harus kompak menatap masa depan yakni pemenangan pemilu. Semua harus berhati-hati dan memastikan, jangan sampai terjadi serangan fajar yang dapat meluluh-lantakkan basis kekuatan dan dukungan. Apalagi saat ini media komunikasi sedemikian canggih dan mudah memberikan fasilitas yang diperlukan oleh baslon dan mesin partai.

Waktu masih panjang, sebelum masyarakat menentukan pilihannya. Bermacam media, baik media sosial maupun media massa sudah ramai menyuguhkan berita ketiga calon presiden tersebut dengan berbagai macam kegiatannya. Hari dan waktu benar-benar menjadi penting untuk menyasar masyarakat, terutama grassroot.

Sebagaimana diketahui bahwa bangsa ini memang kuantitas grassroot sangat luar biasa. Maka, jangan sampai mengecewakan, dalam hal ini ‘maniskan senyuman’ ketika berhadapan dengan arus bawah dan bila perlu ditambah gula. Artinya masyarakat jangan hanya diberikan janji yang manis, namun sebuah program yang benar dilaksanakan dan berpihak terhadap mereka.

Menanti Nama Calon Wakil Presiden

Berkeliling bagi para calon presiden tentu sangat melelahkan, namun, hal itu harus dilakukan dalam rangka merebut hati dan mendapatkan suara sebanyak-banyaknya. Nyalon presiden maupun wakil presiden sesungguhnya sebuah pertarungan yang harus diperjuangkan, sebagaimana Sarbaini (2015) menyatakan bahwa pemilu sendiri merupakan arena pertarungan untuk mengisi jabatan politik pemerintah. Konstentan pemilu butuh dukungan, kepercayaan dan hitungan.

Selain itu, ada yang tak kalah penting dalam pemilu yakni isi kepala, jumlah kepala dan harga kepala. Pemilu membutuhkan kekuatan pemikiran dan kecerdasan, suara sebanyak-banyaknya dan berkampanye ke daerah harus pula modal yang cukup besar, seperti sosialisasi, membuat banner dan reklame. Dalam pemilu membutuhkan modal politik, modal sosial dan modal ekonomi (Marijan, 2010).

Selanjutnya, ketiga modal itu juga membutuhkan dukungan yang kuat yakni sosok calon presiden dan wakil presiden. Nama besar dan terkenal saja belum cukup untuk menaklukkan simpati masyarakat. Buktinya sampai saat ini belum ada nama yang muncul untuk mendampingi Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo.

Melalui partainya dan koalisi, menentukan calon wakil presiden tentu bersikap hati-hati. Perlu komunikasi dan koordinasi secara intensif. Memang nama-nama besar mencuat dan selalu dikaitkan dengan kedua bakal calon presiden tersebut. Beberapa nama diperkirakan akan mendampingi calon presiden Prabowo Subianto seperti Airlangga Sutarto, Zulkifli Hasan, Khofifah Indar parawangsa atau Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang baru saja bergabung. Sementara di kubu Ganjar Pranowo muncul nama Erick Thohir, Sandiaga Salahudin Uno, Mahfud MD atau Andika Perkasa. Maka, patut ditunggu dan dinantikan, siapakah gerangan yang akan disandingkan dengan bakal calon presiden keduanya.

Pertanyaannya, apakah akan ada nama baru yang muncul untuk mendampingi keduanya atau hanya nama-nama besar yang sudah-sudah dan selama ini menghiasi media. Masyarakat, bangsa ini sangat menunggu deklarasi calon presiden dan wakil presiden yang akan dilakukan oleh Ganjar maupun Prabowo. Menunggu calon pemimpin Indonesia 5 tahun ke depan yang ramah terhadap rakyatnya.

Artikel ini ditulis oleh Marwanto, Dosen Bahasa Indonesia serta Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya