SOLOPOS.COM - Andi Arfianto (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Kurikulum  Merdeka bermuara merdeka belajar. Berproses memberi pelayanan pembelajaran sesuai potensi murid yang beragam. Istilah lain yaitu pembelajaran yang berorientasi pada murid. Merdeka belajar tidak selalu dilakukan di dalam kelas. Banyak kesempatan belajar di luar kelas.

Momentum Ramadan dapat dijadikan ruang pendidikan. Pembelajaran menitikberatkan pada peningkatan keimanan sehingga meraih predikat muttaqin atau orang yang berketakwaan tinggi. Ranah pendididikan tidak lepas dari kegiatan pembelajaran di sekolah.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Sekolah mengisi Ramadan dengan banyak kegiatan. Banyak sekolah menggelar kegiatan pesantren Ramadan atau pesantren kilat. Banyak kegiatan dilakukan di internal sekolah (lingkungan sekolah) dan belum banyak yang memilih melakukannya di luar sekolah .

SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Barat, Kota Solo, menggelar kegiatan Ramadan di luar sekolah. Murid kelas IV menjalani kegiatan safari Ramadan. Kegiatan dikemas selama dua hari satu malam pada 15-16 April 2023 di Desa Waru, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Kegiatan safari Ramadan bertujuan memberi ruang ekspresi kepada para murid sesuai bakat yang dimiliki melalui beberapa kegaitan yang produktif. Kegiatan tersebut berupaya mewujudkan kolaborasi dan berbagi menuju Ramadan yang bermakna.

Persiapan safari Ramadan dilakukan sebulan sebelum pelaksanaan. Dalam mempersiapkan utamanya adalah memilih tempat kegiatan, menyusun rancangan kegiatan produktif, dan koordinasi dengan berbagai pihak.

Tiga hal pokok tersebut menjadi kunci sukses mempersiapkan kegiatan safari Ramadan. Persiapan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan karena sukses menyiapkan sama dengan menyiapkan kesuksesan.

Pertama, memilih tempat kegiatan menjadi fokus awal. Perlu survei tempat dan melihat lingkungan sekitar untuk merancang keseluruhan kegiatan dan mengedepankan faktor keamanan dan kenyamanan. Faktor yang lain juga penting untuk dijadikan pertimbangan dalam memilih tempat kegiatan.

Faktor lain itu, antara lain, jarak dengan sekolah tidak jauh, akses jalan yang lancar, ketersediaan fasilitas umum (kamar mandi dan tempat istirahat). Kedua, menyusun rancangan kegiatan produktif.

Menyusun kegiatan selama safari Ramadan menjadi hal yang penting. Pelibatan murid dalam menyusun dan implementasi menjadi bagian kegiatan yang berpihak kepada murid. Murid diajak berkoordinasi dalam menentukan kegiatan dan menjadi eksekutor (pelaksana).

Ketiga, koordinasi dengan berbagai pihak sangat utama dilakukan. Pihak-pihak yang menjadi mitra berkolaborasi dalam kegiatan safari Ramadan, antara lain, komite sekolah, takmir masjid setempat, pemerintah desa, MI Muhammadiyah Waru, dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Baki.

Koordinasi senantiasa berkelanjutan untuk menyinkronkan dengan semua pihak dan tentu memastikan semua pihak memberi izin dan kerja sama terkait pelaksanaan safari Ramadan yang akan digelar.

Rangkaian Kegiatan

Proyek penguatan profil pelajar Pancasil merupakan salah satu inovasi atau pengembangan dari Kurikulum Merdeka yang bertujuan memberikan ruang pengalaman nyata pada murid dalam mewujudkan nilai-nilai luhur melalui serangkaian aktivitas pembelajaran.

Kegiatan safari Ramadan yang dilakukan SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Barat sejalan dengan tujuan penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan bermuara pada pembentukan karakter luhur.

Pertama, kegiatan kolaborasi. Kolaborasi pertama bersama pengurus paguyuban orang tua murid kelas IV. Murid mengikuti kegiatan membuat parsel dari snack. Kegiatan difasilitasi pengurus paguyuban.

Hasil kegiatan ini dibagikan kepada murid Kelas IV MI Muhammadiyah Waru. Parsel snack yang dibagikan 200 paket. Kedua, kolaborasi murid Kelas IV SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Barat dengan MI Muhammadiyah Waru, Baki, Sukoharjo.

Kegiatan kolaborasi dikemas dalam edugame, yaitu lomba rangking satu, penampilan para murid, berbagi parsel, dan diakhiri kegiatan berbuka puasa bersama. Pada momentum acara pembukaan kegiatan semua dikelola oleh murid. Mulai dari pembawa acara, membaca ayat suci Al-Qur’an, dirigen, pengisi tampilan, hingga pemberian ucapan terima kasih.

Ketiga, penyaluran bantuan sosial di lingkup Desa Waru, khususnya di RW 005 yang terdiri empat rukun tetangga. Bantuan sosial terdiri atas beras, mi instan, minyak goreng, dan kecap. Kartu pengambilan bantuan sosial dibagikan kepada warga melalui ketua rukun tetangga setempat.

Warga mengambil bantuan sosial dengan cara menukar kartu. Murid menjadi petugas dalam kegiatan tersebut, jumlah bantuan sosial yang dibagikan 130 paket. Keempat, membagikan beras zakat dan wakaf alat kebersihan untuk masjid di lingkungan Desa Waru.

Murid secara langsung membagikan zakat dan wakaf kepada takmir masjid. Para murid mempelajari tentang zakat di masjid dan praktik penimbangan beras zakat dengan bimbingan guru pendamping.

Pembelajaran praktik zakat dan wakaf menjadi bagian dari implementasi program kegiatan yang berpihak kepada murid. Pengadaan beras dan alat kebersihan dari hasil uang infak murid yang dikemas dalam program kencleng surga.

Kelima, menggelar kuis sambung ayat berhadiah on the spot. Kegiatan ini langsung dipandu oleh murid. Dilaksanakan di halaman MI Muhammadiyah Waru di hadapan warga yang sudah selesai mengambil bantuan sosial.

Murid membacakan dua hingga tiga ayat dari surat-surat pada juz 30 dan juz 29 kemudian warga melanjutkan pembacaan potongan ayat tersebut. Bagi yang menjawab dengan benar langsung diberi hadiah. Hadiah yang diberikan berupa minyak goreng satu liter.

Seluruh rangkaian kebiatan yang dilakukan penuh dengan pembelajaran yang bermakna bagi murid. Memberikan ruang ekspresi yang nyata serta belajar nilai-nilai kearifan lokal dan sosial kemasyarakatan.



Tentu proyek penguatan profil pelajar Pancasil sangat tertanam dan tampak. Profil pelajar Pancasila yang tampak, antara lain, elemen beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, elemen berakhlak mulia, elemen mandiri, dan elemen kreatif.

Merancang dan mengimplementasikan kegitan sekolah yang terkait dengan momentum Ramadan tentu tidak sebatas rutinitasa. Merancang kegiatan yang bermakna dan memberi ruang ekspresi murid yang seluas-luasnya akan menjadi model kegiatan merdeka belajar. Kegiatan yang dirancang berpihak kepada murid; dari murid, oleh murid, dan untuk murid.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 19 April 2023. Penulis adalah guru SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Barat, Kota Solo, Jawa Tengah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya