SOLOPOS.COM - Ginanjar Saputra (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Manusia adalah makhluk sosial. Kalimat itu sudah sering kita dengar, bahkan mungkin sejak kita masih berusia di bawah lima tahun (balita). Memang benar, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian.

Kebanyakan manusia membutuhkan bantuan atau peran manusia lain demi bertahan hidup, terlebih pada era seperti sekarang. Kini manusia semakin tidak bisa hidup sendirian.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Meski seakan-akan manusia era sekarang kurang bersosialisasi, sebenarnya mereka tidak bisa hidup sendirian. Gawai yang disertai berbagai macam aplikasi di tangan mereka menandakan manusia masih membutuhkan peran manusia lain.

Setiap manusia memiliki cara sendiri untuk bersosialisasi. Pada kebanyakan orang Jawa sosialisasi menjadi sangat penting karena berkaitan dengan eksistensi sosial. Semakin sering bersosialisasi akan semakin sempurna sebagai manusia.

Sebaliknya, jika jarang bersosialisasi, maka diragukan kemanusiaannya. Pada kebanyakan orang Jawa sosialisasi bisa dilakukan dengan rasan-rasan atau mengobrol intensif dengan tetangga kanan kiri.

Pada obrolan dengan tetangga inilah terlahir berbagai macam cara untuk meraih kebahagiaan, kesenangan, atau kepuasan individual. Bersosialisasi, tapi untuk meraih kebahagiaan indivudual? Begitulah manusia.

Manusia dengan sifat iri mungkin menjadi biasa di dalam masyarakat berkultur rasan-rasan. Ada sebagian manusia yang ingin terlihat lebih di segala aspek dengan mencari-cari atau membicarakan kekurangan orang di sekitarnya.

Manusia seperti ini biasanya mencari kekurangan orang lain demi dianggap lebih baik dan lebih bahagia. Sifat seperti ini dalam psikologi biasanya dianggap mengarah ke gejala narcissistic personality disorder (NPD).

Bagaimana cara menghadapi manusia dengan sifat seperti itu? Ternyata kuncinya adalah merendahkan diri. Perlu digarisbawahi, merendahkan diri berbeda dengan rendah diri.

Merendahkan diri adalah sikap yang didukung penuh optimisme dengan tujuan tertentu. Manusia yang mencari kekurangan orang lain sebenarnya harus dihadapi dengan sangat santai karena sebenarnya mereka hanya ingin mencari secuil kebahagiaan di lingkungan mereka.

Manusia seperti itu akan cukup puas ketika mereka merasa lebih di segala hal dibandingkan lawan bicaranya. Untuk menghadapi orang demikian harus merendahkan diri.

Dengan merendahkan diri dan mengiyakan apa yang dikatakan, maka manusia dengan gejala NPD itu sudah merasa puas dan tidak akan berbicara panjang lebar lagi. Mereka akan merasa bahagia karena klaim “lebih” dibanding yang lain sudah tervalidasi dengan lawan bicara yang merendahkan diri.

Dengan begitu, lawan bicara yang merendahkan diri sebenarnya memberikan pertolongan yang berarti. Orang-orang dengan gejala NPD bisa saja kurang puas dengan pencapaian hidupnya.

Maka, ketika kita merendahkan diri di hadapan mereka, maka mereka akan lebih bahagia dan bisa mencapai standar kepuasan hidup. Setelah mengobrol dengan lawan bicara yang merendahkan diri, manusia seperti itu akan pulang dengan senyum lebar.

“Wah, iya kan, ternyata hidupku lebih enak daripada dia. Ternyata aku harus lebih bersyukur daripada dia. Meski masih begini, ternyata ada yang lebih susah dibanding hidupku,” begitu kira-kira ucapan dalam hati manusia bergejala NPD setelah mengobrol dengan manusia yang merendahkan diri.

Bisa diartikan manusia yang merendahkan diri bisa membuat orang-orang dengan gejala NPD dan kurang puas dengan hidup mereka lebih bisa merasa bersyukur. Terlihat banyak kekurangan, justru membuat orang lain lebih bisa mensyukuri hidup.

Hidup sebagai makhluk sosial memang banyak lucunya. Lucu juga ketika merendahkan diri bisa menolong orang lain untuk lebih mengapresiasi pencapaian hidup masing-masing. Ya, begitulah makhluk sosial…

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 17 Oktober 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya