SOLOPOS.COM - Chori Elsera (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Angka  kematian ibu di Indonesia cukup tinggi, mencapai 305 orang per 100.000 kelahiran hidup. Masih jauh dari target SDGs tahun 2030, yaitu 70 orang per 100.000 kelahiran hidup.

Jumlah kasus kematian ibu pada 2021 menunjukkan 7.389 kasus, meningkat tajam dari 4.627 kasus kematian pada 2020. Penyebab paling tinggi adalah karena Covid-19, diikuti dengan perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan penyebab lainnya.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menekan kasus kematian ibu, antara lain, dengan memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil secara komprehensif. Salah satu contoh pelayanan komprehensif adalah membuat standar kunjungan pemeriksaan selama masa kehamilan.

Pemerintah juga menyediakan pemeriksaan terpadu secara gratis kepada ibu hamil. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meluncurkan program untuk kesehatan ibu hamil dengan sebutan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan ternyata belum cukup untuk menekan angka kematian ibu hingga mencapai target SDGs. Salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan ibu hamil dan belum menjadi sorotan adalah faktor aktivitas fisik.

Pada umumnya masyarakat awam memiliki anggapan bahwa ketika seorang perempuan diketahui hamil maka perempuan tersebut harus mengurangi aktivitasnya, tidak boleh terlalu capek, bahkan ada yang kemudian berhenti dari kebiasaan olahraga.

Pendapat tersebut tidak sepenuhnya tepat. Misalnya, ibu hamil tidak boleh terlalu capek. Pada dasarnya semua orang tidak baik ketika terlalu capek. Jadi bukan hanya ibu hamil.

Perempuan yang sebelum hamil memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah kemudian ketika hamil masih mengurangi aktivitas fisiknya akan membuat metabolisme sel dalam tubuh juga menurun.

Ini mengakibatkan pembentukan sel otot menurun serta dapat meningkatkan penumpukan lemak tubuh. Melakukan aktivitas fisik sehari-hari seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, berkebun, termasuk olahraga ringan dapat diartikan tetap bergerak.

Orang Jawa mengistilahkan dengan kata polah. Mengasuh atau merawat anak atau bayi dalam bahasa jawa disebut momong. Istilah meteng polah momong bungah berarti orang hamil yang aktif bergerak atau beraktivitas fisik menunjang proses mengasuh anak lebih nyaman dan bahagia.

Ibu hamil yang mempertahankan aktivitas fisik pada level sedang serta rutin melakukan olahraga minimal pada level ringan memiliki dampak positif pada kualitas kesehatan selama masa kehamilan.

Berbagai penelitian di berbagai negara menunjukkan pengaruh siginifikan aktivitas fisik ibu hamil dengan status kesehatannya. Perempuan hamil yang mempertahankan aktivitas fisik serta olahraga selama periode kehamilan ternyata memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki level aktivitas fisik rendah.

Hasil penelitian lain menjelaskan ibu hamil yang melakukan aktivitas fisik atau olahraga selama periode kehamilan dapat mencegah komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional, giant baby, mengurangi nyeri punggung, mengurangi nyeri persalinan, meningkatkan kualitas tidur, bahkan dapat mencegah depresi pada ibu hamil sebelum dan setelah persalinan.

Mempertahankan Aktivitas Fisik

Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan pentingnya tetap mempertahankan aktivitas fisik serta olahraga selama periode kehamilan. Sering kali berbagai alasan dilontarkan oleh perempuan hamil agar mendukung keputusan mengurangi aktivitas fisik dan olahraga ketika hamil.

Menghindari kelelahan adalah alasan yang paling sering disampaikan. Aja kesel-kesel atau jangan sampai terlalu capek. Keluarga memiliki keyakinan bahwa terlalu capek bisa mengakibatkan keguguran.

Alasan fisik tersebut digunakan ibu hamil untuk mendukung kondisi psikologisnya, yaitu perasaan ingin lebih diperhatikan oleh suami dan keluarga. Perubahan psikologis pada masa kehamilan mendorong ibu hamil melakukan sesuatu agar lebih diperhatikan.

Kadang-kadang keputusan mager alias malas gerak tersebut dipilih tanpa memperhatikan efek negatif yang bisa ditimbulkan. Jika kita mengamati ibu hamil dengan lebih saksama, sebenarnya dapat dilihat perbedaan pada ibu hamil yang melakukan aktivitas fisik level sedang dengan yang minim melakukan aktivitas fisik atau mager alias suka rebahan.

Dari segi ketangkasan atau kecepatan mereka berjalan, lebih gesit perempuan hamil yang aktif dibanding yang banyak rebahan. Dilihat dari postur pun tampak lebih tegap dan minim keluhan. Ibu hamil yang banyak rebahan wajahnya khas bengkak di bibir, pipi, hidung, dan mata serta seluruh bagian tubuhnya.

Kenyamanan selama masa kehamilan tentu menjadi pengalaman yang menyenangkan ibu hamil. Tidak ada trauma yang direkam dalam ingatan atau memori bawah sadar. Hal ini akan mendukung proses persalinan menjadi lebih lancar serta pemulihan setelah persalinan lebih cepat, termasuk proses laktasi serta pengasuhan yang lebih baik.

Pengetahuan yang baik tentang pentingnya aktifitas fisik atau polah selama masa kehamilan perlu diketahui tidak hanya ibu hamil, namun juga suami, keluarga, serta lingkungan sekitarnya guna mendukung perubahan sikap dan perilaku ibu hamil agar lebih baik.

Mengembangkan program meteng polah momong bungah adalah tantangan untuk mendukung target penurunan angka kematian ibu di Indonesia. Kita bisa mulai dengan meyakini bahwa aktivitas fisik dan olahraga adalah kebutuhan semua orang, laki laki atau perempuan, tua maupun muda, hamil atau tidak hamil, guna mempertahankan status kesehatan.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 1 Juli 2023. Penulis adalah mahasiswa Program Doktoral Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret dan dosen di Universitas Muhammadiyah Klaten)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya