SOLOPOS.COM - Junaidi Khab john_gapura@yahoo.com Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Adab Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Junaidi Khab john_gapura@yahoo.com Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris  Fakultas Adab  Institut Agama Islam Negeri  Sunan Ampel Surabaya

Junaidi Khab
john_gapura@yahoo.com
Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris
Fakultas Adab
Institut Agama Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya

Ini cerita pengalaman saya berdialog dengan sebuah buku. Dalam suatu buku yang saya beli dan kemudian saya lahap habis isinya ternyata terdapat banyak kesalahan penggunaan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Buku itu berjudul Haid dan penulisnya Misbah A.B. Gresik. Setelah saya merasa cukup kenyang dengan menu sajian buku tersebut selama tiga hari, otak saya mulai memanas ingin mengkritik kesalahan-kesalahan di dalam buku tersebut.

Sungguh banyak kalimat pembentuk ulasan yang berada di luar kaidah EYD bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tak lama kemudian saya mencoba menggarisbawahi apa yang perlu diperbaiki dan dikritik. Ternyata kekeliruannya cukup banyak dalam tiap halaman. Utamanya kesalahan penggunaan ke dan di dalam tiap-tiap kalimat.

Kritikan dalam bentuk email saya kirimkan. Tiga hari setelah saya kirimkan surat kritik itu, saya mendapat balasan yang cukup memuaskan batin saya dalam hal membaca karena mendapat respons yang sangat baik dari penulisnya. Namun, ketika saya telusuri lebih lanjut isi surat itu menunjukkan kritik saya tidak diterima secara penuh, terutama terkait atas penggunaan di dan ke yang sesuai dengan EYD.

Perasaan tak puas itu saya coba tepis sejauh mungkin karena tidak mungkin membantahnya secara langsung. Pada poin kedua, penulis menjelaskan dalam surat tanggapan sebagai berikut: Sehubungan dengan cara penulisan, seperti ke atau di, spasi, tanda kurung dan sebagainya, kami ucapkan terima kasih atas masukannya, insya Allah akan kami perbaiki pada cetakan selanjutnya. Sebelumnya kami mengira aturan ketat seperti itu hanya untuk skripsi.

Nuansa sinis dan meremehkan sudah jelas pada kalimat terakhir. Tanggapan atas email saya itu menyatakan penggunaan EYD utamanya di dan ke yang benar hanya untuk skripsi. Sebenarnya jika kita mau menjadi penulis yang andal harus memperhatikan EYD dengan benar, baik dalam penulisan skripsi atau buku. Satu kesalahan dalam penggunaan EYD bisa mengubah makna yang dimaksud.

Dalam buku tersebut penggunaan di untuk kata kerja (di sebagai awalan) terpisah dan untuk kata benda (di sebagai kata depan) juga terpisah. Padahal yang benar penggunaan di untuk kata kerja itu digabung dan untuk kata benda dipisah. Sejauh pengalaman saya, menulis buku sama saja dengan menulis skripsi atau makalah yang penulisannya harus menggunakan EYD secara baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku.

Adapun ciri-ciri di sebagai awalan yaitu ditulis serangkai, diikuti kata kerja, dan membentuk kata kerja pasif. Sedangkan ciri-ciri di yang menjadi kata depan yaitu ditulis terpisah, menyatakan keterangan tempat, dan diikuti kata benda (Moeliono dalam Warsiman, 2010:10-11).

Dalam hal ini, penggunaan EYD yang baik dan benar menjadi sebuah acuan ”kesakralan” buku, skripsi, atau karya-karya ilmiah yang lainnya. Jika kita mementingkan penggunaan EYD yang benar hanya untuk skripsi saja artinya untuk menulis buku tidak wajib menggunakan EYD secara benar baik.

Padahal sebenarnya menulis skripsi, makalah, atau karya ilmiah lainnya sebagai propaganda agar lebih baik dalam menggunakan bahasa tulis pada intinya akan masuk dalam kategori buku juga. Tujuannya tak lain untuk melatih diri agar tidak banyak berbuat kesalahan dalam bahasa tulis. Menulis skripsi atau karya ilmiah lainnya sebenarnya sama dengan membuat buku. Kita jangan salah persepsi dalam persoalan menulis buku dan skripsi.

Menulis adalah menggunakan dan mendayagunakan bahasa. Bahasa adalah cermin martabat bangsa. Bahasa dalam bahas tulis diikat ketentuan-ketentuan untuk menjamin kebermaknaan. Menulis  dengan menihilkan kaidah kebahasaan berarti merendahkan martabat bahasa. Manusia yang merendahkan martabat bahasanya sendiri berarti merendahkan martabat diri sendiri.

Editor

Jika penggunaan EYD secara baik dan benar hanya untuk skripsi, artinya tidak perlu penyuntingan buku oleh editor yang andal. Kejumudan semacam ini harus kita sadari. Menulis dengan menggunakan kaidah yang benar bukan hanya untuk objek karya tulis tertentu.

Namun, segala karya tulis bila ingin memiliki kevalidan dalam hal penafsiran makna oleh pembaca dan kemudahan dalam memahami wajib menerapkan EYD secara baik dan benar. Sangat penting kiranya penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Tentu kaidah ini harus diterapkan oleh para penulis yang ingin menuliskan idenya dalam bentuk buku dan bentuk karya tulis lainnya.

Jika EYD dikesampingkan, buku seakan kehilangan kesakralannya akibat menyepelekan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sosok buku seakan-akan dipojokkan dengan tidak harus mengikuti EYD bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kiranya kita perlu belajar lebih lanjut dan matang dalam menggunakan EYD secara baik dan benar jika memang berkeinginan menjaga reputasi buku, skripsi, dan karya tulis ilmiah lainnya.

Dengan begitu, kita tidak akan memandang sebelah mata ihwal penggunaan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan kaidah itu tidak hanya untuk karya tulis tertentu, tetapi untuk semua karya tulis. Bagaimana pun juga, jika orang membaca sebuah buku sedangkan penulisannya tidak tepat dalam menerapkan kaidah penulisan, buku itu akan terasa janggal sekali. Kemungkinan juga akan mengubah persepsi pembaca bahwa penulisnya tidak paham dunia kepenulisan yang baik dan benar.

Menjaga dan memperhatikan penulisan dengan menggunakan EYD secara baik dan benar menjadi tuntutan bagi kita ketika akan menuliskan gagasan dalam bentuk buku atau karya tulis lainnya. Buku dan karya tulis lainnya akan lebih menarik jika cara penulisannya sesuai dengan kaidah EYD bahasa Indonesia. Pembaca pun akan merasa nyaman meski tidak begitu paham dengan isinya. Jika penerapan EYD sudah baik dan benar, cara memahami tulisan pun tentu akan lebih mudah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya