SOLOPOS.COM - Suwarmin Direktur Bisnis dan Konten Solopos Group

Momen adu skill antara bek Timnas Asnawi Mangkualam dengan rising star Argentina yang juga bintang muda harapan Manchester United, Alejandro Garnacho, ramai dibicarakan orang. Media-media Tanah Air juga membahasnya. Paling tidak dua peluang Timnas Garuda yang didapatkan Ivar Jenner dan Elkan Baggot juga disebut-sebut oleh media asing.

Indonesia hanya kalah 0-2 oleh Tim Tango Argentina, malam itu, Senin (19/6). Hanya kemasukan 2 gol dari juara dunia yang akhir tahun lalu memuncaki pesta sepakbola di Qatar, bagaimana pun menjadi sebuah pencapaian penting. Meski tanpa diperkuat kapten mereka Lionel Messi, dan dua punggawa senior Angel Di Maria dan Nicolas Otamendi, Argentina tetaplah Argentina. Mereka masih diperkuat kiper Emiliano Martinez, bek tengah Cristian Romero, Exequel Palacios, Giovani Lo Celco, Julian Alvarez dan kawan-kawan, yang biasanya hanya dilihat di layar televisi.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Mampu memberi perlawanan berarti saat melawan para bintang dunia di Stadion Gelora Bung Karno rasanya akan menumbuhkan kepercayaan diri kepada para pemain Timnas. Apalagi Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah menjanjikan akan mendatangkan lagi negara kuat sepakbola dunia, seperti Portugal, Brazil, Maroko atau Rusia.

Kepercayaan diri ini penting. Karena Indonesia tidak sekali dua kali terlihat kurang pede jika bertemu tim-tim kuat. Apalagi Indonesia baru saja mampu merebut juara SEA Games Kamboja setelah di final mengalahkan musuh bebuyutan Thailand. Ke depan, tak ada lagi kalah mental melawan dua negara kuat di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Vietnam. Bahkan akan biasa saja saat bertanding melawan tim-tim kuat di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Iran dan lain-lain.

Mendatangkan Argentina ke Indonesia bukanlah resep tunggal untuk mendongkrak prestasi Timnas. PSSI juga telah mencanangkan beberapa resep lain untuk memastikan sepakbola kita lebih berbicara di pentas Internasional. Di antaranya menjalin kerja sama dengan asosiasi sepakbola yang jauh lebih maju seperti Jepang (Japan Football Association/JFA) dan operator Liga Jerman atau Deutsche Fußball Liga (DFL). Dua negara itu dikenal mempunyai textbook permainan yang baik dan pengelolaan kompetisi yang tertata baik. Indonesia dapat banyak menimba ilmu dari Jepang dan Jerman,

PSSI juga menyadari kompetisi yang baik adalah pohon yang sehat bagi buah prestasi Timnas. Tanpa kompetisi yang sehat, baik dan benar, mustahil melahirkan pemain nasional berkualitas. Maka musim kompetisi Liga I dan Liga II mendatang akan banyak perbaikan. Antara lain penggunaan VAR atau video assistant referee mulai tahun depan, pengaturan jadwal pertandingan, dan kesejahteraan ofisial pertandingan.

Naturalisasi pemain hanyalah short cut untuk membentuk Timnas yang kuat. Saat menghadapi Tim Tango Senin lalu, pelatih Shin Tae Yong memasang 6 dari 11 starter berasal dari pemain naturalisasi, yakni Elkan Baggott, Jordi Amat, Ivar Jenner, Marc Klok, Shayne Pattynama dan Rafael Struick.
Kelak harapannya, kompetisi melahirkan para pemain berkualitas. Baik pemain lokal, pemain asing keturunan warga Indonesia dan pemain asing di liga domestik yang sudah dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia, sama-sama punya hak untuk menjadi pemain nasional.

Angin baik ini harus dimanfaatkan oleh para stakeholders sepak bola Indonesia. Klub, suporter, operator kompetisi, para pengelola sekolah sepakbola atau akademisi sepakbola. pemerintah dan industri, bisa bersama-sama mendorong sepakbola sebagai industri olahraga yang maju.

Mendatangkan Tim Tango ke Indonesia, adalah contoh cerdas bagaimana mengelola sepakbola sebagai industri olahraga. Dari olahraga berkembang menjadi ekosistem ekonomi yang saling menguntungkan dan menyejahterakan banyak orang.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI), dalam rilis yang diterima Solopos, mencatat dampak laga Indonesia vs Agentina mempunyai multiplier effects ekonomi yang besar.

Dalam hasil riset Simulasi Potensi Dampak ekonomi penyelenggaraan laga itu, LPEM FEB UI memproyeksikan perputaran uang pertandingan Indonesia dengan Argentina hampir menembus angka Rp 1 triliun atau sekitar Rp 965 miliar.

Hasil riset LPEM UI yang ditulis Yusuf Reza Kurniawan, Mohamad Dian Revindo, dan Calista Endrina Dewi, menjelaskan, perputaran uang tersebut menciptakan nilai tambah ekonomi sebesar Rp 495 miliar, tambahan pendapatan rumah tangga pekerja sebesar Rp 188 miliar, pendapatan pajak tidak langsung bagi pemerintah sebesar Rp 28 miliar, dan penciptaan kesempatan kerja sekitar 5.719 orang.

Meskipun sebagian besar sifatnya temporer, hasil riset itu menilai pertandingan itu bukanlah sekadar laga sepakbola, namun lebih dari itu, yakni bisnis yang menguntungkan para pelaku di dalamnya. Angka match fee yang diterima Argentina, yang menurut laporan New York Times senilai US$5 juta atau sekitar Rp 72,3 miliar, menjadi angka yang masuk akal.

Pada akhirnya, klub-klub sepakbola anggota Liga I dan II akan menjadi ujung tombak pembinaan sepak bola. Jika klub mampu mengelola sisi olahraga dan sisi bisnisnya, akan berkembang menjadi klub yang makin profesional. Kedua lini itu perlu ditangani secara profesional untuk memastikan keuangan klub yang sehat.

Industri sepak bola telah memberi contoh bahwa membangun klub hebat dan kuat bukanlah pekerjaan mudah. Butuh modal tidak kecil, semangat pantang menyerah plus organisasi klub yang terjaga baik. Walaupun tidak apple to apple dengan klub-klub Indonesia, Manchester City bisa menjadi contoh. City tidak langsung juara Premiere League sejak dibeli pengusaha Uni Emirat Arab, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, tahun 2008. City butuh tiga tahun kemudian untuk menjadi juara Liga Inggris dan butuh waktu 14 atau 15 tahun untuk menjadi juara Liga Champions.

Semoga angin positif ini terus berembus dan sepak bola Indonesia memasuki era prestasi dan industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya