SOLOPOS.COM - Ginanjar Saputra (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Sejumlah musikus memantapkan diri untuk maju sebagai calon anggota legislatif (caleg)—calon anggota DPR—pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Mereka yang maju sebagai caleg tak bisa disebut musikus kacangan.

Nama besar mereka diakui di kancah seni suara dan industri musik Indonesia. Sebut saja Ahmad Dhani, Once Mekel, Pasha Ungu, Giring Ganesha, Melly Goeslaw, Marcell Siahaan, dan beberapa musikus lainnya.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Di dalam dunia politik, kehadiran tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang sangatlah umum. Kehadiran musikus di kancah politik sebenarnya bukan hal baru, namun tetap menjadi salah satu fenomena menarik di panggung politik sebagai calon legislator.

Meskipun popularitas mereka sebagai seniman dapat menjadi modal politik yang kuat, perlu dicermati pula apakah popularitas semata-mata dapat menjadi kualifikasi yang cukup untuk menduduki jabatan politik, terutama sebagai anggota DPR?

Kehadiran musikus sebagai caleg kerap kali memunculkan opini “Ah, modal terkenal doang.” Ya, musikus memang memiliki basis penggemar yang cukup besar. Keberadaan penggemar ini acapkali dianggap bisa menjadi keuntungan besar dalam dunia politik karena para penggemar dianggap dapat menjadi basis dukungan yang kuat.

Ada hal penting yang perlu diingat, bahwa popularitas sebagai musikus belum tentu mencerminkan kemampuan menjalankan tugas-tugas legislator—tugas-tugas sebagai wakil rakyat—dengan baik.

Para caleg tentu perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai isu politik, isu hukum, serta isu sosial yang dihadapi negara. Meskipun musikus mungkin memiliki kepekaan terhadap beberapa isu, belum tentu mereka memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup untuk menghasilkan kebijakan yang efektif.

Penting juga untuk memastikan bahwa para caleg memiliki kompetensi yang sesuai dalam menyusun undang-undang dan mengawasi jalannya pemerintahan. Para caleg, termasuk musikus yang mencalonkan diri, harus menyadari bahwa peran mereka bukan hanya untuk mendapatkan suara pemilih melalui popularitas.

Mereka akan mewakili kepentingan rakyat, berpihak kepada rakyat, dan berkontribusi pada perumusan kebijakan yang benar-benar bijak. Musikus yang memutuskan untuk terlibat dalam dunia politik juga perlu memahami dinamika dan kompleksitas kehidupan politik.

Pengalaman politik sebelumnya—di mana saja bersentuhan dengan politik—dapat  menjadi modal tambahan yang signifikan karena dapat membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan legislatif yang berbeda.

Selain popularitas, kredibilitas dan visi politik para caleg juga harus menjadi pertimbangan para pemilih sebelum memutuskan pilhan. Apakah mereka memiliki rekam jejak yang konsisten?

Apakah mereka memiliki visi yang jelas tentang arah negara? Pertanyaan-pertanyaan ini penting untuk memastikan bahwa musikus yang berambisi “mewakili rakyat” benar-benar memiliki komitmen yang kuat terhadap tugas dan tanggung jawab mereka.

Popularitas musikus sebagai modal politik dapat menjadi daya tarik, tetapi tidak boleh menjadi satu-satunya pertimbangan dalam memilih anggota DPR. Diperlukan penilaian yang teliti terhadap kompetensi, pengalaman politik, dan visi mereka sebagai caleg.

Jangan sampai popularitas semata-mata menjadi jalan menuju DPR, tanpa mempertimbangkan apakah mereka benar-benar siap untuk menjadi wakil rakyat yang kompeten dan bertanggung jawab.

Kesimpulannya, tak ada salahnya musikus terjun menjadi politikus, dalam hal ini menjadi legislator, selama mereka benar-benar memiliki dedikasi untuk menjadi penyambung lidah rakyat dan benar-benar memihak rakyat.

Jangan sampai para musikus hanya dimanfaatkan partai politik untuk memperbesar perolehan suara dalam pemilihan umum cuma lewat popularitas mereka tanpa mempertimbangkan kapasitas, kemampuan, dan keberpihakan kepada rakyat.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 5 Februari 2024. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya