SOLOPOS.COM - Mariyana Ricky P.D. (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Narima ing pandum, makarya ing nyata, semeleh, dan pendekatan berpusat pribadi adalah sebagian kekayaan falsafah Jawa yang layak menjadi pegangan dalam meniti buih kehidupan dan berlayar di gelombang samudra kehidupan.

Ramadan yang bagi umat Islam adalah bulan suci dengan kewajiban menjalankan puasa sebulan penuh pada siang hari selaras dengan ajaran falsafah Jawa tentang pengendalian diri yang berujung pada narima ing pandum. Tentu setelah bekerja keras untuk mewujudkan harapan dan cita-cita.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Narima ing pandum dalam falsafah Jawa bukanlah sikap pasrah membabi buta tanpa berusaha sama sekali. Justru narima ing pandum itu akan mewujud setelah laku keras, setelah kerja keras, setelah berupaya maksimal mewujudkan harapan dan cita-cita.

Menurut Koentjaraningrat, narima ing pandum adalah sikap penerimaan secara penuh terhadap berbagai kejadian pada masa lalu, masa sekarang, dan segala kemungkinan pada masa depan.

Sedangkan menurut Suwardi Endraswara, narima ing pandum merupakan sebuah cara untuk menata hati dan mengurangi kekecewaan apabila yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diinginkan atau diusahakan.

Falsafah narima ing pandum mengandung tiga konstruksi psikologis, yaitu penerimaan, kesabaran, dan kebersyukuran. Falsafah ini erat kaitannya dengan pendekatan berpusat pribadi.

Pendekatan berpusat pribadi atau person-centred adalah sebuah pendekatan dalam konseling yang berfokus pada pengembangan potensi individu secara maksimal atau disebut juga dengan pencapaian aktualisasi diri.

Dalam Serat Wedhatama terkandung ajaran filsafat Jawa yang berisi tentang laku spiritual Jawa. laku spiritual merupakan proses menemukan kehidupan yang sejati. Kehidupan sejati adalah kehidupan yang bisa memahami diri sendiri.

Setelah memahami diri sendiri kemudian manusia memperoleh anugerah dari Tuhan untuk melihat rahasia kegaiban.

Oleh karena itu, filsafat Jawa mengajarkan bahwa manusia selalu berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Miskonsepsi terhadap makna narima ing pandum menyebabkan filosofi tersebut sering dianggap bertentangan dengan konsep kerja keras.

Apabila dicermati lebih lanjut, filosofi narima ing pandum diikuti oleh makarya ing nyata (bekerja secara nyata). Jadi, sebelum semeleh atau pasrah, seseorang harus berusaha terlebih dahulu dengan maksimal.

Semeleh sebenarnya mengarahkan manusia untuk menjadi pribadi yang rendah hati, mengasihi, dan pasrah pada rencana Tuhan.

Filosofi semeleh selaras dengan tawakal yang berasal dari kata tawakala yang berarti menyerahkan, memercayakan, dan mewakilkan.

Seseorang yang bertawakal adalah seseorang yang menyerahkan, memercayakan, dan mewakilkan segala urusan hanya kepada Tuhan.

Tentu saja tak berarti tawakal dilakukan tanpa ada ikhtiar. Lewat ikhtiar manusia mengupayakan seluruh kemampuan untuk meraih apa pun yang diinginkan. Setelah ikhtiar dilakukan, manusia bisa bertawakal.

Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakal sebagai menyandarkan kepada Allah SWT tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.

Ibnu Rajab rahimahullah dalam Jami’ul Ulum wal Hikam menjelaskan tawakal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya baik dalam urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa tidak ada yang memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah semata.

Semoga Ramadan ini menjadikan kita manusia yang lebih narima ing pandum dan semeleh.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 19 Maret 2024. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya