SOLOPOS.COM - Rudi Hartono (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Semangat  olahraga bergelora setiap momentum perayaan kemerdekaan Indonesia setiap Agustus. Semangat itu terasa sejak Juli. Berbagai kegiatan olahraga digelar, dari tingkat akar rumput seperti rukun tetangga (RT) hingga tingkat yang lebih tinggi.

Olahraga yang kerap dimainkan atau diperlombakan adalah bola voli. Di Kabupaten Wonogiri, sejak pertengahan Juli 2023 banyak kelompok warga di tingkat kecamatan yang menggelar turnamen voli antardesa atau antarkecamatan, bahkan lintas daerah.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Turnamen-turnamen ini selalu menyita perhatian masyarakat. Setiap pertandingan digelar dibanjiri penonton. Mereka tak ingin melewatkan tontonan seru begitu saja. Jumlah penonton mencapai ribuan orang di setiap pertandingan, terutama di partai final.

Selain hadiah untuk pemenang turnamen, panitia juga menyediakan hadiah untuk penonton. Panitia turnamen voli di Kecamatan Jatiroto dan Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, menyediakan hadiah sepeda motor dan mobil untuk penonton yang beruntung.

Warga antusias menonton bukan hanya karena ada iming-iming hadiah, tetapi voli memang lekat dengan masyarakat. Banyak kampung yang memiliki fasilitas lapangan voli meski tak standar. Warga memanfaatkan lahan milik perorangan.

Banyak lapangan voli yang dibangun di depan rumah warga. Lapangan voli dibuat sederhana dengan tiang net kayu atau beton seadanya. Garis lapangan menggunakan bata yang ditanam miring di tanah atau memakai serbuk gamping.

Lapangan ukuran kecil tak jadi masalah. Ukuran itu disiasati dengan mengurangi jumlah pemain. Jika tak ada bola voli yang ideal, warga menyebutnya bal kompan, bola plastik pun jadi.

Bagi warga yang terpenting bisa berolahraga bersama. Semangat yang bergelora seperti itu biasa tumbuh pada momentum peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di tingkat RT atau RW kerap digelar lomba voli pada momentum itu.

Ada pula yang memang menjalani olahraga voli di kampung setiap saat, tak hanya ketika ada momentum tertentu lantaran olahraga satu ini sangat lekat dengan masyarakat. Bola voli adalah olahraga populer di Indonesia selain sepak bola dan badminton.

Olahraga ini sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan, seperti meningkatkan koordinasi tubuh, menyehatkan jantung, membentuk otot, meredakan stres, dan membakar kalori. Bola voli meningkatkan koordinasi tubuh karena saat berolahraga ini pemain dilatih mengawasi pergerakan bola.

Tangan harus selalu siap menghalau bola yang diarahkan oleh lawan. Jika koordinasi tubuh buruk, bola mungkin mendarat pada bagian tangan yang salah atau bahkan jatuh ke lapangan sendiri.

Bola voli masuk dalam kategori olahraga aerobik yang melatih otot jantung. Otot jantung yang terus-menerus dilatih dapat bekerja secara optimal dalam memompa dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Risiko terkena penyakit stroke, serangan jantung, dan diabetes berkurang.

Bola voli dapat membakar kalori jika dilakukan rutin karena melibatkan banyak gerakan. Bermain bola voli selama 30 menit mampu membakar sekitar 170 kalori. Gelora semangat berolahraga pada Agustus tak hanya dimonopoli penggemar voli.

Momentum ini juga memantik semangat warga awam yang jarang berolahraga sekalipun. Hampir setiap lingkungan RT menggelar jalan santai keliling kampung atau desa. Anak-anak hingga orang tua antusias mengikuti.

Mereka rela bangun pagi-pagi lalu memakai sepatu dan kaus olahraga yang mungkin jarang dikenakan. Jalan santai juga menjadi wahana memperkuat kebersamaan dan kerukunan warga.

Biasanya kegiatan jalan santai diakhiri dengan pembagian doorprize yang hadiahnya juga berasal dari warga. Itu bentuk antusiasme warga dalam menyukseskan acara jalan santai.

Anak-anak yang biasanya hanya berolahraga di sekolah, larut dalam semangat berolahraga pada momentum ini. Mereka mengikuti berbagai lomba yang pada dasarnya melakukan gerakan badan, seperti kaki (berjalan, melompak, berlari, jongkok lalu berdiri) dan tangan (mengayun, memutar, menggenggam).

Lomba itu seperti balap karung, balap kelereng, makan kerupuk, pukul air, memasukkan pensil ke dalam botol, gobak sodor, bakiak, tarik tambang, dan sebagainya.

Lomba-lomba itu juga dilakukan orang dewasa, bahkan ada lomba yang biasanya dilakukan orang dewasa, yakni panjat pinang. Kegiatan atau permainan tersebut sangat bermanfaat bagi tubuh selama dilakukan dengan benar dan didahului pemanasan.

Ambil contoh balap karung. Salah satu manfaatnya membakar kalori. Balap karung juga sangat baik untuk melatih otot lengan, bahu, dada, dan betis. Manfaat lainnya, membantu meningkatkan koordinasi dan keseimbangan tubuh.

Lomba-lomba itu juga melatih ketangkasan, kerja sama (lomba dalam kelompok), dan tentu saja sebagai hiburan. Secara historis, lomba-lomba yang dimainkan pada momentum peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia juga sarat makna.

Kerupuk adalah salah satu makanan pelengkap andalan rakyat Indonesia sejak 1930 hingga 1940-an. Pada masa-masa itu krisis ekonomi terjadi. Harga kebutuhan pangan melonjak tinggi dan tidak bisa dijangkau masyarakat menengah ke bawah.

Kerupuk menjadi salah satu penyambung hidup karena harganya terjangkau. Pada zaman peperangan dulu, kerupuk biasa dikonsumsi oleh kebanyakan masyarakat Indonesia yang berada di strata sosial dan ekonomi bawah.

Kerupuk identik sebagai makanan rakyat kecil pada masa perang untuk bertahan hidup. Pada 1950-an mulai bermunculan lomba makan kerupuk untuk memperingati proklamasi kemerdekaan Indonesia.



Ada juga lomba panjat pinang dan tarik tambang. Lomba ini bertujuan menghibur rakyat setelah masa peperangan berakhir. Pada tahun itu kondisi politik dan keamanan negara mulai kondusif.

Pada kurun waktu 1945 hingga 1950-an masih banyak peperangan yang mengharuskan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Masyarakat tidak sempat merayakan kemerdekaan Indonesia dengan beraneka macam perlombaan dan perayaan meriah.

Selain menghibur rakyat seusai masa peperangan berakhir, lomba makan kerupuk untuk mengingatkan bahwa saat perang kondisinya memprihatinkan dan sulit.

Sudah barang tentu momentum perayaan proklamasi kemerdekaan Indonesia mengentalkan nasionalisme. Rasa cinta tanah air Indonesia seketika memuncak pada momentum ini, apalagi ketika meresapi perjuangan masyarakat dan para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan pada masa silam.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 31 Juli 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya