SOLOPOS.COM - Ariwan Perdana (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Pancasila  adalah ideologi dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila mengandung prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menjadi basis berpikir dan bertindak seluruh warga negara Indonesia untuk membangun kehidupan bersama.

Pancasila tidak luput dari berbagai tantangan. Salah satunya muncul dalam bentuk penerapan prinsip dan nilai-nilai Pancasila. Tantangan tersebut semakin kompleks sehingga jamak Pancasila hanya menjadi pengetahuan, belum sepenuhnya menjelma menjadi tindakan nyata dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Tantangan penerapan Pancasila pada skala mikro yang melibatkan individu warga negara juga tidak bisa dibilang kecil. Salah satunya adalah internalisasi Pancasila dalam diri generasi masa depan Indonesia.

Dalam skala mikro, para orang tua hari ini—khususnya orang tua dari kelompok generasi milenial—dituntut menginternalisasikan Pancasila dalam diri anak-anak mereka yang masih usia kanak-kanak dengan berbagai dinamika di tengah tantangan dan kepentingan yang muncul pada era yang mengandalkan kecepatan dan kepraktisan.

Generasi milenial atau generasi Y atau gen-Y lahir pada rentang waktu pertengahan dekade 1980-an hingga akhir dekade 1990-an. Pew Research Center secara lebih detail menyebut generasi milenial lahir pada 1981-1996 (Dimock, 2019).

Pada 2023, generasi milenial berusia 27 tahun hingga 42 tahun. Sebagian besar saat ini telah menikah dan memiliki anak. Pada 2023, anak-anak dari generasi milenial berada pada rentang usia bayi, anak berusia di bawah lima tahun, kanak-kanak, hingga usia pra-remaja.

Sebagian besar mereka masuk dalam kelompok generasi alfa atau gen-alfa yang lahir pada 2010-2024 (Forbes, 2016). Anak-anak dari generasi milenial mungkin akan masuk dalam kelompok generasi beta yang baru akan lahir mulai 2025.

Sebagai kelompok generasi, milenial di Indonesia menghadapi tantangan dalam menerapkan Pancasila. Dalam konteks globalisasi, misalnya, generasi milenial Indonesia perlu memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap dihormati di tengah arus informasi dan pengaruh budaya yang beragam.

Dalam ranah individu, generasi milenial saat ini sibuk membangun karier dan memenuhi kebutuhan ekonomi. Terkadang solusi relevan dan praktis dalam menjalani kehidupan sehari-hari dianggap lebih penting daripada nilai-nilai Pancasila yang cenderung filosofis.

Anak-anak dari generasi milenial yang sebagian besar adalah kelompok generasi alfa adalah generasi yang belum terlalu mengenal Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara. Perlu pendekatan yang sesuai untuk memperkenalkan Pancasila kepada generasi termuda saat ini.

Tantangan paling nyata pada pengaruh dunia digital bagi gen-alfa. Mereka terbiasa dengan teknologi dan penggunaan media sosial sejak dini. Konten-konten media sosial yang tersaji tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Gen-alfa membutuhkan peran figur atau model yang mampu mengamalkan Pancasila secara konsisten agar mereka melihat contoh nyata penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Gen-alfa saat ini masih berusia kanak-kanak dan berada di bawah pengaruh orang tua mereka. Situasi ini cukup ideal untuk mengenalkan Pancasila sejak dini kepada mereka. Para orang tua—generasi milenial—perlu memperkenalkan dan menginternalisasi Pancasila kepada anak-anak mereka menggunakan pendekatan yang sesuai dengan karakter mereka.

Catatan terbaru tentang karakteristik umum gen-alfa menjelaskan mereka berkenalan dengan dan mendapatkan kebiasaan menggunakan teknologi digital dan media sosial dari orang tua—geneari milenial—mereka yang merupakan kelompok digital native angkatan pertama.

Situasi lain yang turut berpengaruh adalah munculnya pandemi Covid-19. Sebagian gen-alfa punya pengalaman aktivitas belajar jarak jauh sejak dini yang membuat mereka semakin akrab dengan smartphone atau komputer tablet. Mereka juga terpengaruh oleh penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (Eldridge, 2023)

Studi yang dilakukan Wired Consulting pada 2017 menjelaskan teknologi kecerdasan buatan akan menjadi metode komunikasi yang semakin umum antara manusia dan mesin pada masa mendatang.

Jika ini terjadi, gen-alfa menjadi generasi yang akan familier dengan teknologi kecerdasan buatan seiring dengan pertumbuhan mereka. Teknologi memang menjadi elemen berpengaruh besar dalam pertumbuhan anggota gen-alfa.

Membimbing

Dengan sekian tantangan dan kewajiban itu para orang tua—generasi milenial—perlu melakukan beberapa strategi dalam memperkenalkan sekaligus menginternalisasikan Pancasila pada diri anak-anak mereka sesuai dengan karakter mereka.

Beberapa pendekatan mendasar perlu dilakukan.  Pertama, pendidikan formal dan nonformal. Generasi alfa adalah generasi yang sedang menjalani masa kanak-kanak sehingga pendidikan formal dasar melalui sekolah yang sesuai untuk memperkuat pemahaman tentang Pancasila menjadi penting.

Ada banyak sarana pendidikan nonformal yang dapat berperan memperkenalkan Pancasila kepada gen-alfa. Metode belajar yang bisa dikembangkan, antara lain, menggunakan permainan yang edukatif, permainan interaktif, permainan peran, dan proyek-proyek berbasis nilai-nilai Pancasila.

Kedua, contoh nyata penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari melalui peran figur atau model. Ini perlu dimulai oleh orang tua dengan memberikan contoh penerapan nilai-nilai Pancasila, misalnya berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, membangun toleransi, hingga menghormati perbedaan dan menghargai perspektif orang lain.

Ketiga, generasi alfa sangat terhubung dengan teknologi dan media sosial. Memanfaatkan platform digital seperti media sosial, blog, dan kanal-kanal video digital atau streaming dapat menjadi cara untuk mengenalkan dan menginternalisasikan Pancasila dalam diri gen-alfa.

Tunjukkan konten video singkat yang menarik, infografis, atau podcast yang menjelaskan nilai-nilai Pancasila dengan cara yang dapat mereka pahami. Bila memungkinkan, orang tua yang umumnya memiliki keterampilan membuat konten digital dapat mengajak anak mereka bersama-sama membuat konten-konten bernapaskan Pancasila.

Sejak dini memang perlu ada strategi memberikan pemahaman yang baik tentang Pancasila kepada gen-alfa melalui literasi digital yang berkelanjutan. Beberapa strategi tersebut menjadi penting dilakukan karena pendidikan di level mikro tentang pembelajaran Pancasila kepada generasi alfa memang perlu lebih intensif dilakukan di lingkungan keluarga tempat seorang anak lebih banyak menghabiskan waktunya.



Orang tua—generasi milenial—sebaiknya memiliki kemampuan membimbing dan melakukan edukasi dengan pendekatan yang relevan, interaktif, dan menarik agar anak-anak mereka, generasi alfa Indonesia, dapat memahami dan menghargai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka sejak usia dini.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 3 Juni 2023. Penulis adalah peneliti dan fasilitator Unit Riset dan Komunikasi Yayasan Satunama Yogyakarta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya