SOLOPOS.COM - Ichwan Prasetyo (Istimewa/Dokumen pribadi)

Solopos.com, SOLO – Ketika maskot Olimpiade Tokyo dan Paralympic 2020, Miraitowa dan Someity, dipublikasikan yang muncul di benak saya secara spontan kala itu adalah manga dan anime Dragom Ball. Saya mengenal anime Dragon Ball pada 1996 lewat stasiun televisi Indosiar.

Kabar kepergian selamanya kreator manga dan anime Dragon Ball, Akira Toriyama (lahir pada 5 April 1955), pada 1 Maret 2024 lalu memantik ingatan saya tentang keberhasilan budaya populer Jepang ini ”menguasai” dunia.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Dragon Ball adalah serial manga dan anime yang sukses besar di dunia. Dragon Ball dengan waralabanya mengubah gaya produksi anime masa-masa setelahnya. Pada 2019, film layar lebar Dragon Ball Super: Broly menghimpun pendapatan US$100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun dari seluruh dunia.

Ini waralaba Dragon Ball paling sukses di dunia. Tokoh utama serial Dragon Ball, Son Goku, menjadi milik dunia. Dia berkarakter sakti, penuh humor, sekaligus lebay. Dragon Ball adalah bagian budaya populer Jepang  yang dikenal di seluruh dunia.

Setiap manga dan anime selalu memasukkan budaya Jepang, seperti kuliner, adat, pakaian tradisional, dan sebagainya. Mark W. MacWilliams dalam buku Japanese Visual Culture Exploration in the World of Anime and Manga menjelaskan anime memiliki dua peran penting.

Pertama, anime bagian kunci budaya visual Jepang. Kedua, anime berperan penting membentuk mediascape global, baik cetak maupun elektronik. Dragon Ball adalah manga dan anime dengan kesuksesan dan jumlah penggemar besar di dunia.

Manga dan anime Dragon Ball menyajikan hiburan sekaligus pembawa norma budaya Jepang kepada pembaca dan penonton. Manga dan anime Dragon Ball yang diciptakan Akira Toriyama pada 1984 sampai kini menjadi agen budaya populer Jepang ke negara-negara lainnya.

Indonesia punya modal menciptakan ikon budaya populer yang bisa menjadi agen penyebaran budaya Indonesia ke seluruh dunia: cerita Panji. Kisah tentang pengembaraan demi menemukan cinta.

Cerita Panji bukan kisah saduran dari India atau China. Cerita Panji ada di Jawa, Bali, Thailand, Malaysia, Kamboja, dan beberapa negara Asia lainnya. Dalam konteks industri kreatif, cerita Panji sangat mungkin diberdayakan. Potensinya tak akan kalah dari mangga, anime, atau drama asal Korea Selatan.

Budaya Panji apabila diurus dengan benar dan profesional disertai cara penyampaian yang bagus bisa menandingi manga, anime, dan drama Korea. Negara-negara di Asia Tenggara punya varian cerita berbasis budaya Panji.

Drama Korea dibangun dari atas, dibantu dengan macam-macam produk, dibantu dengan gadget, dan seterusnya sehingga sampai kepada publik. Cerita Panji hidup di tengah masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara.

Kunci memberdayakan cerita Panji adalah inovasi. Basisnya adalah kesadaran tentang yang sekarang dianggap tradisi sebenarnya adalah buah inovasi pada masa lalu. Ketika kita berpikir dalam kerangka yang sama terhadap kekayaan tradisi, termasuk cerita Panji, pasti bisa menjadi landasan kekuatan ekonomi, sosial, kultural, sebagaimana Dragon Ball dengan tokoh Son Goku.

Tradisi adalah kekuatan yang sangat besar, namun tidak tampak jelas dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi cenderung diabaikan, padahal memiliki daya luar biasa dalam segala hal di sektor sosial, ekonomi, dan kultural. Tradisi adalah tentang identitas, ketahanan budaya.

Turunan dari tradisi ketika dikelola berbasis inovasi dan teknologi pasti akan menjadi luar biasa. Secara ekonomi nilainya jelas tidak kecil. Sekarang memang masih berstatus under estimate, bahwa tradisi itu lebih banyak membutuhkan biaya.

Superman di Amerika Serikat yang dibuat pada 1937 tidak punya landasan tradisi. Tidak bisa dirunut balik ke belakang. Nyatanya menjadi bagian penting budaya populer dunia. Indonesia punya kekayaan cerita Panji yang muncul sejak abad ke-14 hingga abad ke-15.

Kekayaan tradisi itu sangat mungkin diberdayakan menjadi produk kultural era modern—pop culture. Tentu saja pemberdayaan kekayaan tradisi lisan itu butuh banyak kajian. Cerita lisan Panji asal Jawa Timur itu sebenarnya sangat populer di Thailand, Malaysia, dan Kamboja.

Di Indonesia cerita Panji masih bertahan di Bali dalam bentuk berbagai seni pertunjukan. Pada masa Kerajaan Majapahit cerita Panji menyebar ke Sulawesi, Kalimantan, seluruh Jawa dan Sumatra serta Nusa Tenggara.

Cerita Panji adalah pusaka budaya Nusantara yang nyaris dilupakan. Cerita Panji mewujud dalam aneka variasi tradisi lisan: Andhe-Andhe Lumut, Keong Emas, Golek Kencana, Panji Laras, Enthit, dan sebagainya.

Cerita Panji terukir di relief belasan candi di Jawa Timur. Patung Raden Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji ditemukan di Candi Selokelir di lereng Gunung Penanggungan, Jawa Timur. Patung Panji itu kini disimpan di Galeri Soemardja Institut Teknologi Bandung.

Cerita Panji menjadi bahan baku lakon kesenian rakyat, seperti wayang beber, wayang topeng, wayang krucil, kethek ogleng, gambuh, dan sebagainya. Cerita Panji diabadikan dalam lukisan klasik dan motif batik. Cerita Panji pernah menjadi budaya tanding terhadap Ramayana dan Mahabharata pada zaman Kerajaan Majapahit.

Cerita Panji adalah kisah percintaan Raden Panji Asmarabangun atau Panji Inukertapati dari Kerajaan Jenggala dengan Dewi Sekartaji atau Dewi Candrakirana dari Kerajaan Panjalu atau Kerajaan Kediri.

Arkeolog M. Dwi Cahyono menyebut dalam cerita Panji ada proses integrasi, disintegrasi, dan kemudian reintegrasi. Cerita Panji bukanlah cerita tunggal yang linier. Cerita Panji terpotong-potong dalam jumlah yang sangat banyak dengan bentuk yang mirip.

Cerita Panji bergenre siklus. Mengulang-ulang pola yang sama dalam aneka variasi dan proses yang berbeda. Dengan imajinasi dan kreativitas penyampaian, Raden Panji Asamarabangun bisa mendunia dan membuktikan diri lebih sakti daripada Son Goku. Kapan itu terjadi?

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 15 Maret 2024. Penulis adalah jurnalis Solopos yang meminati kajian budaya populer)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya