SOLOPOS.COM - Ginanjar Saputra (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Pemilihan  Umum (Pemilu) 2024—pemilu serentak memilih presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif—digelar kurang lebih satu tahun ke depan. Suhu politik mulai memanas sejak sekarang.

Berita mengenai sejumlah partai politik yang mengumumkan dan mendukung calon presiden untuk berkompetisi tahun depan muncul silih berganti tiap hari. Sejumlah ketua umum partai politik saling mengunjungi, mulai dari yang hanya mengaku bersilaturahmi hingga ada yang terang-terangan membicarakan soal koalisi.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Pemilihan presiden yang merupakan bagian dari pemilu sudah selayaknya menjadi pesta demokrasi untuk rakyat, bukan hanya panggung politik untuk para calon presiden dan calon wakil presiden. Dalam pesta demokrasi rakyat ingin bebas menentukan pilihan secara subjektif berdasarkan pandangan masing-masing.

Sayangnya, sudut pandang para pemilih terkadang berubah-ubah karena terpengaruh kabar yang berseliweran mengenai satu calon dan calon lain. Terlebih pada era keterbukaan informasi seperti sekarang, rakyat menerima informasi yang sangat banyak dan cepat.

Yang perlu digarisbawahi adalah kabar yang berseliweran itu bisa saja belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pada pemilihan presiden 2014 dan 2019—sudah memasuki era keterbukaan informasi dengan hadirnya media sosial—kabar bohong alias hoaks banyak berseliweran.

Hoaks yang dibikin satu kubu untuk menjatuhkan kubu lain hingga hoaks yang dibuat untuk menjatuhkan calon di kubu sendiri demi playing victim atau berperan seoal-olah menjadi korban kampanye hitam. Pada pemilihan presiden 2014, hoaks ramai beredar di media sosial saat mendekati hari pemungutan suara.

Tujuannya memengaruhi persepsi masyarakat terhadap kandidat tertentu. Persebaran hoaks pada pemilihan presiden 2019 semakin memprihatinkan. Hoaks beredar jauh sebelum hari pemungutan suara. Pada 2019, saat pemilihan persiden diikuti pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, hoaks berseliweran jauh hari sebelum pencoblosan.

Hoaks Ratna Sarumpaet—yang kala itu merupakan anggota tim kampanye Prabowo—menjadi yang paling sensasional. Pada akhir 2018, beredar foto Ratna Sarumpaet dengan wajah lebam disertai narasi telah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan kubu lawan politik.

Usut punya usut, foto tersebut ternyata diambil setelah Ratna melakukan operasi plastik, bukan dianiaya. Beberapa hoaks tersebut hanya sebagian dari ribuan hoaks yang tersebar menjelang Pemilu 2019. Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat ada 3.356 hoaks yang tersebar menjelang, saat, dan sesudah pemungutan suara Pemilu 2019.

Ini berarti pola persebaran hoaks semakin masif saat suhu politik memanas. Menjelang Pemilu 2024, masyarakat harus mengingat sudah banyak hoaks yang tersebar dan tak jarang masyarakat menjadi korban. Rakyat sebenarnya bisa tidak termakan hoaks jika mau sedikit mengingkatkan literasi mereka.

Ciri-ciri hoaks atau berita bohong sebenarnya sangat mudah dikenali, yang paling umum antara lain judul selalu provokatif serta jika diterbitkan di laman online pasti bukan di portal berita mainstream. Sejumlah portal berita online, seperti Solopos.com, menyajikan konten pengecekan fakta dengan tujuan menangkal persebaran hoaks.

Masyarakat juga bisa mengecek konten hoaks atau fakta hanya dengan mengetikkan kabar yang tersebar ditambah frasa “cek fakta” di mesin pencari Google. Langkah itu akan membawa pembaca ke portal berita mainstream atau laman milik instansi pemerintah yang menyajikan konten pengecekan fakta berkaitan dengan kabar yang dimaksud.

Pemilu 2024 diharapkan menjadi pesta demokrasi yang lebih sehat dibandingkan dua pemilu sebelumnya. Biarkan rakyat menentukan pilihan dengan subjektivitas masing-masing! Para kontestan diharapkan berkampanye secara sehat, saling adu program yang mampu diwujudkan secara nyata untuk rakyat, serta tidak menggunakan cara licik dan kotor seperti menebar hoaks.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 6 Mei 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya