SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo menyalami anggota Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) saat acara Apel Akbar Kokam Muhammadiyah di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (20/9/2023). Apel akbar tersebut untuk memperkuat konsolidasi peran Kokam dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus komitmen mengawal penuh proses Pemilu 2024 berjalan damai, jujur dan adil. (Antara//Mohammad Ayudha)

Ada pernyataan menarik untuk ditelaah dan direfleksikan dari pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Apel Akbar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) di Stadion Manahan, Kota Solo, Rabu (20/9/2023).

Presiden Jokowi mengatakan bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang konsisten dan berani mengambil risiko. Pemimpin masa depan itu harus mampu bekerja keras secara detail dan mikro untuk melayani rakyat.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Pernyataan itu mungkin ditujukan sebagai pesan kepada Angkatan Muda Muhammadiyah agar mendidik kader-kader yang siap menjadi pemimpin yang konsisten dan berani mengambil risiko untuk melayani rakyat pada masa depan.

Pernyataan itu menjadi menarik jika dilihat dari konteks waktu mengingat saat ini adalah masa-masa menjelang suksesi atau pergantian kepemimpinan tertinggi di negeri ini.

Presiden Jokowi akan mengakhiri masa jabatan pada 2024 setelah dua periode masa jabatan memimpin Republik Indonesia. Pengganti akan ditentukan dalam pemilihan umum pada 14 Februari 2024.

Dalam konteks tersebut pernyataan Presiden Jokowi bisa juga dimaknai sebagai pesan bagi rakyat Indonesia saat memilih presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024. Begitu juga dalam memilih wakil rakyat yang akan duduk di DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, DPR, dan DPD.

Pernyataan itu bisa dimaknai pesan Presiden Jokowi agar memilih pemimpin yang konsisten dan berani mengambil risiko untuk melayani rakyat. Kriteria pemimpin yang konsisten dan berani mengambil risiko juga menjadi bahan refleksi yang menarik atas kepemimpinan Presiden Joko Widodo selama dua periode jabatan.

Pemimpin yang konsisten tentu saja salah satu alat ukurnya adalah konsistensi bekerja dan berkarya untuk mewujudkan janji-janji yang diucapkan semasa kampanye. Konsisten artinya satunya kata dengan perbuatan. Demikian juga dengan para wakil rakyat.

Konsistensi itu terwujud dalam praktik berkuasa yang sepenuhnya membela rakyat kecil, membela kaum marginal, mengutamakan kesejahteraan umum, menjaga kelestarian alam dan lingkungan.

Konsistensi lainnya adalah menjadi pemimpin yang bekerja demi rakyat, demi nusa dan bangsa, bukan demi partai politik pengusung dan kelompok pendukung semasa kampanye. Konsistensi demikian adalah alat ukur normatif dan mendasar.

Pemimpin—termasuk wakil rakyat—yang benar-benar bekerja untuk rakyat, bukan bekerja untuk berkuasa dan menjaga kekuasaannya. Sedangkan keberanian pemimpin tentu menjadi syarat penting.

Kini Indonesia berada di tengah percaturan global yang bukan lagi arena adu kekuatan dua blok yang sama kuat. Kini geopolitik global makin banyak kutub. Hanya pemimpin berani yang bisa membawa Indonesia memilih posisi yang menguntungkan bagi seluruh rakyat Indonesia dan menguntungkan bagi posisi Indonesia di tengah percaturan global.

Warga Indonesia yang memiliki hak pilih pada 2024 harus menjadi pemilih yang cerdas, memilih pemimpin yang akan membawa Indonesia lebih maju di kancah global.

Bukan pemimpin yang hanya jago di kandang, garang di negeri sendiri tapi melempem di forum internasional. Pilihlah pemimpin yang merealisasikan ucapan dan janji dengan aksi nyata, bukan pemimpin yang banyak omong dan berjanji, tapi minim realisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya