SOLOPOS.COM - Umat Kristiani dan muslim mendekor pohon Natal di Gereja Katolik Santo Yohanes Ciamis, Kampung Kerukunan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (20/12/2023). Menjelang perayaan Natal 2023 sejumlah warga lintas agama bergotong royong mendekor pohon Natal dengan tema pemilu damai dalam menyambut Pemilu 2024 sebagai bentuk kerukunan dan toleransi antarumat beragama. (Antara/Adeng Bustomi)

Sejumlah tokoh yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa menemui Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Istana Wakil Presiden, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (11/1/2024).

Para tokoh yang terhimpun dalam Gerakan Nurasi Bangsa itu, antara lain, Shinta Nuriyah, M. Quraish Shihab, Ignatius Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, Karlina Rohima Supelli, Makarim Wibisono, Lukman Hakim Saifuddin, K.H. Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid, Omie Komariah Madjid, dan Alissa Wahid.

Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris

Dalam pertemuan tersebut Gerakan Nurani Bangsa menyampaikan lima Amanat Ciganjur yang disuarakan pada haul ke-14 K.H. Abdurrahman Wahid. Amanat Ciganjur itu, antara lain, menyatakan Pemilu 2024 harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagai perwujudan nilai ketuhanan, sekaligus sebagai sarana membentuk pemerintahan dan pengelolaan negara yang mengutamakan kesejahteraan rakyat, kemakmuran, dan kemaslahatan bersama.

Para tokoh bangsa yang mengatasnamakan Gerakan Nurani Bangsa itu sedang berperan sebagai muazin bangsa. Istilah “muazin bangsa” awalnya terinspirasi Alois A. Nugroho, seorang guru besar Universitas Katolik Atmajaya, yang menyebut Buya Ahmad Syafii Maarif sebagai muazin moralitas bangsa.

Muazin adalah sang pengingat. Ia berseru, memanggil, tiada lelah mengingatkan banyak orang untuk menunaikan salat menggapai kebahagiaan. Seorang muazin bangsa senantiasa konsisten menyerukan nilai-nilai moralitas dan kebajikan serta mengingatkan orang-orang untuk terhindar dari perilaku-perilaku mungkar.

Gerakan Nurani Bangsa melanjutkan peran Buya Syafii sebagai muazin bangsa dengan menyampaikan pandangan teguh bahwa presiden dan wakil presiden Republik Indonesia sebagai pemimpin pada cabang kekuasaan eksekutif diamanatkan dan diwajibkan berlaku adil dan menjadikan kemaslahatan publik sebagai kebajikan tertinggi.

Begitu pula para pemimpin pada cabang kekuasaan legislatif dan yudikatif. Gerakan Nurani Bangsa mengimbau kepada para pemimpin cabang-cabang kekuasaan tersebut menunaikan amanah dan kewajiban dengan memastikan agar transisi kepemimpinan melalui Pemilu 2024 berjalan damai, adil, jujur, dan bermartabat.

Transisi kepemimpinan melalui Pemilu 2024 adalah rangkaian dari perjalanan penting kehidupan bangsa dan negara, namun bukan pemberhentian terakhir. Momentum transisi pemerintahan ini diharapkan menjadi sarana memunculkan gagasan dan langkah strategis yang berdampak panjang pada kehidupan bangsa.

Gagasan dan langkah tentang pengentasan kemiskinan, kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, pendistribusian kesejahteraan dan sumber daya secara adil, serta penghormatan hak asasi manusia dan martabat manusia.

Para tokoh tersebut berangkat dari keinginan menjaga keutuhan bangsa dan cita-cita bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Ini adalah cita-cita bersama seluruh elemen negeri ini yang belakangan dinodai oleh praktik politik yang nir-etika dan penuh keculasan.

Gerakan Nurani Bangsa mengimbau setiap warga negara Indonesia memperkuat partisipasi dan solidaritas bersama untuk mengawal dan mengawasi pemimpin yang terpilih dan pemerintahan yang terbentuk serta mewujudkan kesejahteraan rakyat, kemakmuran, dan kemaslahatan bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya