SOLOPOS.COM - Siswa SMKN 2 Sragen beraktivitas di halaman sekolah mereka yang rindang. (Istimewa)

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, meluncurkan dokumen Peta Jalan atau Roadmap Sanitasi Sekolah 2024-2030.

Dokumen ini menjadi landasan perencanaan seluruh pihak tentang upaya mewujudkan sanitasi sekolah yang berkualitas pada akhir 2030. Peluncuran dokumen Peta Jalan Sanitasi Sekolah 2024-2030 ini sejalan dengan Gerakan Sekolah Sehat.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Gerakan ini berfokus di satuan pendidikan atau sekolah untuk mewujudkan peserta didik yang sehat, kuat, cerdas, dan berkarakter.

Program ini didukung United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) Indonesia, Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), Stichting Nederlandse Vrijwilligers (SNV) Indonesia, Wahana Visi Indonesia, Speak Indonesia, Plan International Indonesia, GIZ Fit for School, dan CARE Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 2022, terdapat 293.000 sekolah yang tidak mempunyai akses terhadap air minum, sanitasi, dan kebersihan dasar. Di luar angka itu masih banyak ditemukan toilet sekolah yang tidak dipisah antara toilet laki-laki dan perempuan.

Sebanyak 79% pelajar perempuan tidak pernah mengganti pembalut di toilet sekolah karena tidak nyaman. Soal kebersihan toilet bagi sejumlah orang terkesan sepele, padahal ini penting untuk kesehatan pelajar.

Sekolah kini menjadikan banyak urusan sebagai penunjang pendidikan. Urusan kesehatan di sekolah kini makin diutamakan. Sekolah tidak hanya melahirkan generasi yang pintar dan cerdas, namun juga harus andil menciptakan generasi sehat.

Peta jalan menuju sekolah bersih dan sehat layak didukung sebagai salah satu upaya mewujudkan generasi emas Indonesia. Ketersediaan sanitasi dasar sekolah wajib untuk memenuhi kebutuhan siswa-siswi.

Sanitasi dasar tersebut meliputi sarana air bersih, jamban, sarana pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah. Kebijakan dan standar nasional tentang sanitasi harus sejalan dengan upaya meningkatkan pengembangan kapasitas kepala sekolah dan guru, melengkapi data pokok pendidikan dengan indikator sanitasi sekolah, serta mengatur alokasi anggaran untuk membangun fasilitas sanitasi sekolah.

Peta jalan ini butuh dukungan nyata dari pemerintah daerah (pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota) sesuai kewenangan pengelolaan sekolah. Pewujudan sanitasi sekolah layak dimasukkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

Dukungan pemerintah daerah ini penting agar ada jaminan kebijakan dan alokasi pembiayaan yang disepakati bersama antara pemerintah daerah dan DPRD provinsi atau DPRD kabupaten/kota.

Ini akan mendorong semua kepala sekolah memiliki tingkat kepedulian yang sama pada sanitasi sekolah. Peta Jalan Sanitasi Sekolah 2024-2030 mendorong optimalisasi Gerakan Sekolah Sehat atau GSS.

Gerakan ini mencakup lima fokus sehat, yaitu sehat fisik, sehat gizi, sehat imunisasi, sehat jiwa, dan sehat lingkungan. Peluncuran Peta Jalan Sanitasi Sekolah 2024-2030 memperkuat komitmen pemerintah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan berkualitas untuk masa depan anak-anak Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya