SOLOPOS.COM - Dosen Bahasa lndonesia dan Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UlN Salatiga, Marwanto. (Istimewa)

Pemilihan presiden dan wakil presiden sudah mencapai masa-masa kampanye. Selama 75 hari ke depan para calon presiden dan wakil presiden akan berjibaku dan berjuang memaksimalkan waktu untuk merebut hati rakyat Indonesia.

Fajar menyingsing elang menyongsong, menyambut pagi dengan penuh semangat untuk bekerja dengan gigih. Mereka akan bekerja ekstra dan memanfaatkan 75 hari dengan sebaik-baiknya. Satu detik adalah suara yang harus didapatkan dan diperjuangkan. Demi satu tujuan yakni kemenangan dan mencapai istana negara.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Masa kampanye pemilu berlangsung mulai tanggal 28 November 2023 dan akan berakhir pada tanggal 10 Februari 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pemilu Tahun 2024, yakni Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud Md., serta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Kampanye adalah salah satu agenda penting dalam Pemilihan Umum (Pemilu). Adapun jadwal Kampanye Pemilu 2024 tercantum dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilu.

Memilih pemimpin harus punya kelengkapan dan bukan sebaliknya ‘Tong kosong nyaring bunyinya’, orang yang kurang ilmu banyak bicara atau seperti ‘Katak dalam tempurung’, orang yang wawasannya kurang luas. Akan tetapi “seorang pemimpin adalah orang yang mengetahui jalan, melewati jalan tersebut, dan menunjukkan jalan itu untuk orang lain” (John C. Mazwell).

Sebagai presiden dan wakil presiden atau pemimpin di negeri ini, harus ‘Cepat kaki ringan tangan’. Segera tanggap terhadap masyarakat yang membutuhkan bantuan, terutama rakyat kecil. Jangan mendekat hanya ketika butuh suara dan dukungan saja. Akan tetapi, harus benar-benar memperhatikan kepentingan rakyatnya. Apalagi model orang politik yang populer di Indonesia adalah ‘Habis manis, sepah dibuang’. Mereka tidak memperdulikan lagi (dibuang) setelah memanfaatkan rakyat untuk mendukungnya.

Peserta Pemilu meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan citra diri. Sebagai calon pemimpin bukan hanya bermulut manis, pemberi harapan dan janji-janji palsu, akan tetapi mewujudkan semua janji-janji dan harapan itu bagi kepentingan dan kemakmuran rakyatnya. Jangan seperti ‘Kacang lupa sama kulitnya’, mereka mudah melupakan akan janji-janjinya semasa kampanye. Sungguh menyedihkan.

Seorang pemimpin adalah contoh teladan bagi rakyatnya. Mereka harus berani mengatakan yang benar memang benar dan yang salah tetap salah, apalagi yang dibela adalah rakyat kecil. Bukan berlaku sebaliknya ‘Tajam ke bawah tumpul ke atas’, galak kepada orang-orang lemah dan lembut pada orang-orang kaya atau berkuasa.

Sungguh sangat menyedihkan dan tidak tepat dipilih sebagai seorang pemimpin. Maka, seorang pemimpin negara atau presiden merupakan orang yang mempunyai prinsip hidup tinggi tidak tergoyahkan dengan godaan ‘Walau seribu anjing menyalak gunung takkan runtuh’.

Pucuk Dicinta Ulam pun Tiba

Semua orang mengetahui, memilih pemimpin bangsa ini bagaikan ‘Tak ada gading yang tak retak’, tak ada sesuatu yang tidak sempurna. Sejatinya kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta.

Namun, jangan sampai terjadi dalam memilih pemimpin ‘Tak ada rotan akar pun jadi’, apabila yg baik tidak ada, maka yang kurang baik pun bisa dimanfaatkan. Masyarakat harus sadar dan menjatuhkan pilihan kepada pemimpin yang terbaik. Bangsa ini harus yakin bahwa mereka bertiga bersama pasangannya merupakan calon pemimpin yang terbaik di negeri ini.

Maka, sebagai rakyat Indonesia yang baik siap menyukseskan pemilihan presiden dan wakil presiden. Siapa pun pasangan yang jadi, baik Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, serta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Seluruh pihak siap mendukung siapapun tokoh yang akan menjadi Presiden RI 2024 mendatang.

Para calon presiden dan wakil presiden bersama pendukungnya masing-masing mempunyai satu tujuan yang diberharapkan yakni ‘Pucuk dicinta ulam pun tiba’, mendapatkan sesuatu lebih dari yang diharapkan atau cita-cita untuk mencapai kemenangan pemilihan presiden dapat terwujud.

Maka, Ketika harapan itu sudah terwujud atau tercapai, jangan pernah melupakan terhadap program kerja dan janji manis yang sudah ditebarkan, mulai dari Sabang sampai dengan Meraoke. Selama 75 hari akan semaksimal mungkin mencapai kesuksesan dan pemenangan.

Para pemimpin yang berhasil melaju sampai ke istana, mampu mengayomi, memberikan keamanan, ketenangan dan kenyamanan bagi rakyatnya, sebagaimana tujuan negara menurut Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Dengan harapan semoga presiden dan wakil presiden beserta para pemimpin di negeri ini dapat mencapai kemajuan dan kemakmuran bagi rakyatnya.

Artikel ini ditulis oleh Marwanto, Dosen Bahasa lndonesia dan Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UlN Salatiga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya