SOLOPOS.COM - Tika Sekar Arum (Istimewa/Dokumen pribadi)

Solopos.com, SOLO – Pada 25-26 Oktober 2023 kata gemoy membanjiri lini masa X. Warganet riuh menuliskan “gemoy”, “gemoy muda”, atau “emang boleh se-gemoy itu” di akun mereka. Kata gemoy merujuk pada gaya calon presiden Prabowo Subianto yang kerap tampil lucu dan menggemaskan.

Beberapa kali Prabowo tampak melakukan aksi “lari kecil” di hadapan banyak orang yang membuat dirinya jadi pusat perhatian. Salah satunya saat calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju itu menggoda awak media di sela-sela agenda Rapat Pimpinan Nasional Partai Gerakan Indonesia Raya di The Dharmawangsa, Senin (23/10/2023).

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Prabowo awalnya keluar dari ruangan sambil memberikan salam hormat dengan wajah serius, namun tiba-tiba dia berlari kecil untuk menghindari awak media. Awak media mengejarnya sampai Prabowo akhirnya berhenti dan memberikan waktu wawancara dengan wajah jenaka.

Saat deklarasi pasangan calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, di Indonesia Arena, Rabu (25/10/2023), Prabowo berlari kecil menuju ke tengah audiens ketika dipanggil pembawa acara.

Narasi gemoy tersebut makin menguat saat warganet menampilkan foto Prabowo muda. Ada warganet yang menyebut wajah muda calon presiden yang diusung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Garuda, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mirip chef Arnold Poernomo, juri Master Chef Indonesia.

Gaya gemoy Prabowo, entah sengaja dibuat entah tidak, memang cukup menarik perhatian masyarakat. Gaya ini tampak bertolak belakang dengan latar belakang calon presiden pasangan Gibran Rakabuming Raka yang berasal dari militer tersebut. Gaya gemoy dan jenaka ini dinilai sukses mencuri perhatian.

Gemoy sejatinya adalah kata pelesetan dari gemas dengan mengganti suku kata –mas dengan –moy untuk memunculkan kesan lebih imut. Pengucapan gemoy pun menggunakan nada yang manja sehingga menegaskan ekspresi gemas pengucapnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gemas berarti sangat cinta bercampur jengkel alias jengkel-jengkel cinta. Kesan gemoy tentu saja memberi narasi positif pada Prabowo yang selama ini dikenal tegas karena merupakan mantan perwira tinggi militer.

Saya melihat sebenarnya tak cuma Prabowo yang membawa narasi gemoy. Dua calon presiden yang lain juga mengusung narasi gemoy bercampur santuy dalam gaya komunikasi mereka. Tengok saja gaya calon presiden-calon wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang pada Senin (23/10/2023) lalu mengunggah konten video tentang tiga fungsi sarung.

Dalam video yang dikemas secara jenaka itu, Muhaimin atau yang akrab disapa Cak Imin menjelaskan tiga fungsi sarung ala santri kepada Anies. Muhaimin juga mempraktikkan penggunaan sarung, mulai dari dipakai sebagai sarung yang sebenarnya, digunakan untuk selimut, serta sebagai alat slepet.

Bagi yang belum tahu, nyelepet atau slepet adalah aksi menggulung sarung menjadi kecil sehingga bentuknya keras dan menyerupai cambuk. Muhaimin mempraktikkan fungsi sarung dengan langsung me-nyelepet Anies.

Kontan saja aksi itu bikin sang calon presiden kaget dan spontan bereaksi “Lumayan pedas ya [rasa sakit kena slepet]”. Pasangan calon presiden-calon wakil presiden yang diusung Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pun tergelak.

Bagaimana dengan calon presiden-calon wakil presiden lainnya, Ganjar Pranowo-Mahfud Md.? Gaya mereka tak kalah menggemaskan. Para pengikut Ganjar pasti sering menyimak calon presiden ini membuat gemas netizen dengan memamerkan kemesraaan dengan sang istri, Siti Atikoh.

Mulai dari memberi kejutan bunga, menyambut sang istri dengan pelukan di garis finis salah satu ajang lari, dan love language bergandengan tangan ketika lari pagi. Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ini sukses membikin gemas pengikutnya, terutama cewek-cewek.

Gemoy tampaknya menjadi gaya politik yang bakal mewarnai perjalanan Pemilihan Presiden 2024. Alih-alih berkomunikasi dengan gaya yang tegas, serius, dan kaku, tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tampaknya “bersepakat” secara tak langsung untuk tampil lebih santai.

Politik memang tak harus kaku. Meski pemilu adalah event besar yang akan menentukan masa depan bangsa lima tahun ke depan, komunikasi politik tak harus disampaikan dengan penuh ketegangan. Tidak harus marah-marah dan tidak perlu ada ujaran kebencian dan caci maki.

Pengalaman Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 yang penuh narasi kebencian benar-benar menyisakan trauma. Antarkelurga dan tetangga tak saling bicara gara-gara pilihan calon presiden-calon wakil presiden berbeda.

Banyak yang dikeluarkan dari grup Whatsapp keluarga lantaran beda pilihan politik. Tentu semua tak mau hal itu kembali terjadi. Mari lebih fokus pada adu gagasan dan ide untuk menuntaskan masalah bangsa. Soal gaya yang gemoy dan jenaka lanjutkan saja, sembari melahirkan ide-ide baru untuk Indonesia.

Hal ini penting sebab, mengutip hasil survei yang dirilis Departemen Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada pada 28 September 2023, sekitar 56,85% dari responden yang berasal dari kalangan mahasiswa belum menentukan pilihan karena belum yakin atau merahasiakan calon presiden-calon wakil presiden pilihan mereka.

Dengan kata lain, tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden masih harus bekerja keras meyakinkan mahasiswa, sebagai representasi kalangan pemilih muda. Kombinasi gaya gemoy, santai, dan pemikiran berkelas akan menjadi daya pikat luar biasa bagi pasangan calon presiden-wakil presiden untuk memenangi kontestasi pemilihan presiden. Saya dan kita semua masyarakat Indonesia pun bisa memilih dengan hati riang dan gembira tanpa takut dinyinyirin tetangga. Salam gemoy!

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 30 Oktober 2023. Penulis adalah wartawan Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya