SOLOPOS.COM - Ika Yuniati (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Salah  satu signature menu warung kopi langganan saya di kawasan Kelurahan Punggawan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, tampak laris manis saat saya sambangi pekan lalu.

Necta Coffee yang diracik dari ristretto, krimer, susu, dan madu longan ini banyak dipesan pembeli yang mayoritas anak muda. Wajar banyak yang suka. Double shot ristretto memberikan kesan strong, namun terasa ”sopan” di perut.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Itu karena ditumpuk dengan krimer dan madu longan yang juga dikenal dengan sebutan madu lengkeng. Cocok untuk pencinta kopi kelas “menengah” yang masih belum bisa lepas dari susu dan pemanis.

Sepertinya kelembutan Necta Coffee itu pula yang membuat obrolan serombongan remaja usia belasan tahun di meja di samping meja yang saya tempati terdengar cukup hangat.

Sambil menghadap laptop di meja masing-masing, mereka sesekali menyinggung soal kontestasi politik menjelang  Pemilu 2024 yang ramai saat ini.

Nama calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 yakni Gibran Rakabuming Raka yang juga Wali Kota Solo tak lepas dari obrolan mereka. Seingat saya siang itu adalah hari ketiga setelah debat pertama calon presiden (capres) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (12/12/2023).

Beberapa anak muda itu sesekali berkelakar membahas gaya debat para calon presiden. Tak ada yang mengarah hanya ke salah satu pasangan calon presiden-calon wakil presiden.

Tiga pasangan calon presiden-calon wakil presiden mereka bahas, mereka roasting, satu demi satu sambil sesekali melanjutkan mengerjakan tugas di laptop.

Adu kritik dan masukan para anak muda itu membaur dengan obrolan lain yang juga cukup ramai di coffee shop tersebut.  Kopi di gelas akhirnya habis juga. Mereka mengakhiri obrolan dan bergegas meninggalkan kade itu pada pengujung sore.

Anak muda dan politik memang tak mudah untuk dipertemukan, meskipul pasangan calon presiden-calon wakil presiden berkoar-koar tentang memberikan peluang kepada generasi muda di panggung politik menuju kursi kekuasaan.

Kaum muda memang harus didekati dengan cara yang tak biasa. Orang bilang harus dengan cara kekinian, dengan gaya anak muda. Tak berlebihan memang karena anak muda membawa gerbong suara yang cukup besar pada Pemilu 2024 mendatang.

Jumlah pemilih muda mencapai 52%. Kelompok pemilih terbanyak adalag generasi milenial atau berusia 27 tahun hingga 42, kemudian generasi X dengan usia 43 tahun hingga 58, disusul generasi Z dengan usia 11 tahun hingga 26 tahun.

Warga disebut memiliki hal pilih setelah berusia 17 tahun. Pemilu 2024 akan menjadi pemilu kali pertama kelompok demografis yang sering dianggap apatis secara politik, yakni generasu Z, menggunakan hak pilih dan menentukan pilihan politik.

Tak mengherankan bahwa akhirnya pemilih muda ini dibidik oleh tiga pasangan calon presiden-calon wakil presiden pada Pemilu 2024 dengan berbagai cara.

Salah satunya dengan menggandeng calon wakil presiden dari generasi milenial meski dikritik habis-habisan karena penetapannya menormalisasi pelanggaran konstitusi, merekayasa hukum demi menuju kursi kekuasaan.

Tak berapa lama muncul beberapa istilah yang “anak muda banget” selama masa kampanye ini. Ada istilah ”gemoy” yang diidentikan dengan calon presiden Prabowo Subianto.

Disusul dengan sejumlah baliho dan poster kampanye Prabowo dan calon wakil presiden pasangannya dengan foto editan ala kartun yang dianggap lebih santai dan ”gemoy”.

Pernyataan calon presiden Anies Rasyid Baswedan yang mengatakan tengah belajar jadi wibu dengan menonton salah satu anime populer, yaitu Attack on Titan, juga riuh disoroti anak muda.

Gelombang positif itu kemudian ditangkap dengan baik oleh Anies dan tim. Cuitan di X (dulu disebut Twitter) pada Minggu (19/12/2023) tentang menonton Attack on Titan dalam perjalanan darat di Aceh direspons 1.833 reply dan 4.469 retweet oleh mayoritas anak muda.

Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo juga kian moncer setelah anaknya, yakni Alam Ganjar, beberapa kali diundang ke sejumlah acara publik.

Alam yang berulang kali jadi trending topic di  X turut menarik suara muda melirik Ganjar dan pasangannya. Apakah ”gemoy” dan wibu cukup untuk menarik anak muda memilih mereka?

Saya rasa tidak. Kalau berkaca dari obrolan di warung kopi pada pekan lalu itu, mereka yang muda bahkan jarang menyebut kata ”gemoy” sepanjang perbincangan. Fokus mereka pada realitas politik, visi dan misi, dan materi saat debat pertama calon presiden.

Sepertinya semua pasangan calon presiden-calon wakil presiden harus menggeser sedikit mindset mereka soal politik dan anak muda. Anak muda sekarang banyak yang kritis dan kreatif.

Kalau ada yang bilang anak muda tak akan bisa membeli rumah karena terlalu sering jajan kopi, itu juga salah. Justru mereka mendiskusikan ide dan eksekusi karya di warung kopi.



Pakai cara yang jauh berbeda dengan generasi sebelumnya, mereka juga punya mimpi-mimpi yang bahkan di luar ekspektasi para orang tua.

Berdasarkan hal itu, gimik ”gemoy” dan wibu tampaknya justru membahayakan kalau diglorifikasi berlebihan. Sudah saatnya memosisikan anak muda sebagai generasi penerus yang juga bisa kritis dan serius jika diajak diskusi soal realitas kehidupan saat ini.

Anak muda sekarang terlihat suka sesuatu yang berkaitan dengan gerak fisik, terwakili dalam masifnya tren joget di platform Tiktok, tapi para politikus bukan berarti harus selalu mengikuti tren yang diciptakan algoritma di medis sosial itu.

Tren di media sosial juga seolah-olah terbukti membuat para calon presiden-calon wakil presiden dikenal di dunia maya, tapi tak selalu mampu mendorong anak muda bijak menentukan pilihan mereka.

Yang mengkhawatirkan adalah alih-alih mengembangkan partisipasi politik kritis, mayoritas anak muda malah cenderung apatis terhadap isu sosial dan politik akibat kesenjangan digital yang belum terjembatani dengan baik.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 20 Desember 2023. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya