SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Indonesia darurat polusi udara. Hal ini ditandai dengan semakin tingginya Air Quality Index (AQI) hingga menunjukkan angka 90 per Kamis (28/9/2023). Padahal, batas rata-rata AQI yang sehat berada pada rentang 0-50.

Tidak heran pemerintah terus mendorong masyarakat secara bertahap beralih menggunakan kendaraan listrik.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Banyak upaya yang dilakukan pemerintah, mulai dari mengeluarkan peraturan hingga pemberian subsidi pembelian kendaraan listrik.

Kendaraan listrik dianggap sebagai solusi paling tepat saat ini mengingat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil (Pertamax, Pertalite, Solar).

Peralihan kendaraan berbahan bakar fosil ke listrik, terutama pada sepeda motor juga menjadi fokus utama.

Indonesia sebagai negara dengan populasi motor terbesar ketiga di dunia menunjukkan peluang besar bagi pasar sepeda motor listrik.

Secara registrasi di pemerintah, per Juni 2023 tercatat 59.000 unit sepeda motor listrik di Indonesia. Sedangkan target pemerintah berdasarkan Dewan Energi Nasional sebanyak 5 juta unit sepeda motor listrik dapat diadopsi pada 2030 mendatang.

Masih jauh jumlah adopsi sepeda motor listrik saat ini dibandingkan dengan target pemerintah. Lantas apa yang membuat calon konsumen ragu untuk beralih ke kendaraan listrik ?

Terdapat dua faktor yang dapat memengaruhi keputusan konsumen, di antaranya yaitu faktor moneter seperti harga beli, pajak, biaya operasional, biaya parkir, dan biaya lainnya dan nonmoneter seperti jarak tempuh, ukuran, berat, sikap, waktu pengisian, stasiun pengisian.

Biasanya selain faktor moneter, konsumen juga mempertimbangkan faktor nonmoneter. Faktor nonmoneter dapat diketahui dengan melihat preferensi konsumen terhadap sepeda motor listrik.

Dengan mengetahui preferensi konsumen terhadap sepeda motor listrik dapat mengetahui kecenderungan konsumen untuk menyukai sepeda motor listrik seperti apa yang diminati.

Dalam ekonomi, preferensi konsumen terkait dengan bagaimana konsumen membeli barang ataupun jasa.

Konsumen memberi peringkat bundel barang sesuai dengan tingkat utilitas. Preferensi konsumen dapat berubah dengan adanya perubahan mode, kebiasaan, ataupun faktor lainnya.

Penulis sebagai alumni mahasiswa Sarjana Program Studi Teknik Industri UNS dan asisten peneliti pada Riset Grup Rekayasa Industri dan Tekno Ekonomi (RG RITE) Fakultas Teknik UNS telah melakukan penelitian mengenai preferensi konsumen terhadap sepeda motor listrik yang akan menjadi solusi terkait keraguan adopsi sepeda motor listrik.

Dalam kasus ini, dapat dilihat preferensi konsumen terhadap sepeda motor listrik melalui faktor teknologi dan faktor biaya.

Dari faktor teknologi, dapat diketahui preferensi konsumen oleh durasi pengisian ulang, jarak tempuh maksimum, kecepatan maksimum, ataupun jenis teknologi pengisian daya.

Selain itu, dari faktor biaya dapat diketahui preferensi konsumen pada biaya pembelian dan biaya energi yang digunakan.

Dengan diketahui preferensi konsumen terhadap dua faktor tersebut dapat dilakukan perbaikan pada faktor teknologi dan faktor biaya sepeda motor listrik, sehingga dapat mendorong perkembangan pasar sepeda motor listrik di Indonesia.

Lantas apa saja yang perlu diperbaiki dari kedua faktor tersebut pada sepeda motor listrik? Dalam perbaikan tersebut dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu redesign, economizing, dan further testing.

Tabel perbandingan atribut antara sepeda motor listrik dalam penelitian dan sepeda motor listrik saat ini.

Dari hasil tabel tersebut yang membandingkan atribut antara sepeda motor listrik dalam penelitian dengan sepeda motor listrik dengan kondisi saat ini, dapat dilihat dari faktor teknologi yaitu durasi pengisian ulang dapat dilakukan redesign karena kondisi saat ini dapat dikatakan masih jauh dari ekspektasi calon konsumen.

Lamanya durasi pengisian ulang membuat calon konsumen menjadi ragu dan khawatir jika kebutuhan penggunaan sepeda motor listrik yang secara tiba-tiba digunakan untuk jarak jauh dan lupa charge akan repot jika kehabisan di tengah jalan.

Hal ini dapat diatasi dengan adanya perubahan pada jenis teknologi pengisian daya dari yang menggunakan kabel diganti dengan battery swapping.

Tetapi, solusi ini juga masih membuat khawatir para calon konsumen, mengingat ketersebaran Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang belum merata.

Dengan begitu upaya yang perlu dilakukan yaitu dengan mendorong perkembangan ekosistem termasuk pembangunan SPBKLU.



Selain itu, atribut kecepatan maksimum yang membuat konsumen masih merasa ragu menggunakan sepeda motor listrik karena pengetahuan konsumen mengenai penggunaan sepeda motor listrik yang lebih cocok digunakan jarak dekat atau point-to-point.

Hal ini perlu adanya edukasi kepada calon konsumen terkait teknologi sepeda motor listrik yang sudah dapat menjadi pengganti sepeda motor konvensional.

Dari segi biaya, pada biaya beli kondisi saat ini masih cenderung tinggi dalam range hasil penelitian, sehingga dapat dilakukan economizing pada harga pembelian sepeda motor listrik.

Begitu juga pada biaya energi yang digunakan. Hal ini sudah didukung pemerintah dengan adanya subsidi pembelian Rp7 Juta, terdapat 33 motor listrik yang masuk dalam daftar subsidi per 21 September 2023.

Berbeda dengan faktor jarak tempuh maksimum, sepeda motor saat ini sudah memenuhi preferensi konsumen. Memiliki jarak tempuh maksimum sejauh 60 km/jam hingga 80 km/jam. Sehingga, dapat dilakukan further testing kepada calon konsumen.

Dengan mengetahui preferensi konsumen terhadap sepeda motor listrik ditambah dengan dilakukannya perubahan akan semakin meningkatkan pertumbuhan pasar sepeda motor listrik di Indonesia.

Karena sepeda motor listrik berpeluang besar di Indonesia, mari berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan dengan meningkatkan peralihan mobilitas konvensional ke kendaraan listrik.

Artikel ini ditulis oleh Mellawati Kusumaningrum, S.T., Alumni Mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Industri UNS dan Asisten Peneliti pada RG Rekayasa Industri dan Tekno-ekonomi (RG-RITE) Fakultas Teknik UNS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya