SOLOPOS.COM - Deretan ratusan piringan hitam atau vinyl menghiasi dinding di Galeri Lokananta, Solo, Jumat (2/6/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut salah satu ikon Kota Solo yang patut dibanggakan warga kota ini adalah Lokananta. Lokananta yang terkenal sebagai “perusahaan rekaman” itu kini berbenah. Revitalisasi Lokananta tak hanya mengubah bangunan fisik, namun juga manajemen pengelola.

Kabar termutakhir adalah manajemen Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Cabang Surakarta-Lokananta ditutup. Manajemen pengelola Lokananta akan diganti badan usaha baru berstatus PT. Sejalan dengan restukturisasi itu, seluruh aktivitas dibekukan hingga jangka waktu yang belum ditentukan.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Penataan pegawai juga dilaksanakan dengan memberhentikan semua karyawan PNRI Cabang Surakarta-Lokananta.  Perusahaan penggantinya adalah PT Lokananta. Ada harapan sekaligus kekhawatiran dengan restrukturisasi Lokananta. Sebagai perusahaan milik negara, restrukturisasi perusahaan adalah langkah yang wajar ketika tujuannya adalah penataan, pembenahan, dan pembaruan.

Lokananta memang sangat membutuhkan darah segar. Tak perlu berpanjang lebar mengenai kondisi Lokananta selama ini. Restrukturisasi ini bertujuan membuat kinerja perusahaan itu menjadi lebih baik. Kinerja perusahaan paling tidak diukur dari dua hal, yaitu aspek finansial dan nonfinansial.

Sebagai sebuah perusahaan, walau milik negara, mencari keuntungan dengan serangkaian kegiatan bisnis adalah hal lumrah. Mereka bisa membiayai diri sendiri dan mendapatkan keuntungan untuk disetor kepada negara. Sedangkan aspek nonfinansial, antara lain, kepuasan masyarakat yang mendapatkan pelayanan dari Lokananta.

Serangkaian kegiatan Lokananta itu untuk publik. Lokananta itu unik. Bukan sebagai entitas bisnis yang hanya mencari keuntungan, namun memiliki kewajiban merawat kenangan. Kini Lokananta bukan hanya beridentitas pabrik piringan hitam, label rekaman, dan studio rekaman. Lokananta berkembang menjadi destinasi cagar budaya musik Indonesia.

Karena itulah, dalam konteks restrukturisasi Lokananta ada hal khusus yang harus diperhatikan, yaitu tentang nilai-nilai sejarah seturut perjalanan perusahaan ini—yang dulu dikenal sebagai perusahaan rekaman—menjadi bagian dari industri rekaman dan industri musik di Indonesia.

Sejarah perjalanan Lokananta itu sebenarnya sampai hari ini masih terjaga, bahkan teraktualisasikan, antara lain, dengan melayani perilisan rekaman lagu atau album baru dalam bentuk kaset. Ini jamak dilakukan oleh band atau musikus yang menghendaki rilisan fisik (kaset) terbatas sebagai bagian dari idealisme berkarya.

Restrukturisasi membentuk  PT Lokananta akan menghasilkan manajemen yang mengoperasikan galeri, perpustakaan musik, studio rekaman, dan kegiatan kreatif lainnya yang dilengkapi food court atau pusat jajanan. Catatan penting dari restrukturisasi Lokananta adalah prosesnya harus berjalan dengan baik.

Pegawai PNRI Cabang Surakarta-Lokananta yang diberhentikan karena manajemennya dibekukan harus mendapatkan hak-hak sebagai pegawai sesuai ketentuan undang-undang.   Manajemen baru harus merekrut orang yang memahami dunia permusikan, bisa dari karyawan lama maupun tenaga baru.

Harapan utama adalah manajemen baru hasil restrukturisasi itu bisa mengoperasikan Lokananta menjadi lebih baik, menjaga kualitas layanan, menjaga keberlangsungan perusahaan, dan menjaga rekaman sejarah yang dikandung lembaga ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya