SOLOPOS.COM - Ahmad Mufid Aryono (Istimewa/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Coblosan atau pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah berlalu. Jutaan pemilih berbondong-bondong menuju tempat pemungutan suara (TPS) sesuai dengan surat undangan yang diterima maupun surat pindah memilih yang dibawa.

Antusiasme para pemilih ini juga sama dengan semangat para petugas pemilu di garda terdepan, yakni petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Meski hasil hitung cepat pemilihan presiden sudah diketahui siapa yang unggul, para petugas KPPS tetap melanjutkan kewajiban hingga selesai.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Banyak petugas KPPS bekerja lebih dari 24 jam atau bahkan ada lebih dari 30 jam demi segera mengetahui jumlah suara dari masing-masing kotak suara, suara calon anggota DPR, calon anggota DPRD provinsi, calon anggota DPRD kabupaten/kota, calon anggota DPD, dan suara partai politik.

Inilah perjuangan para anggota KPPS yang perlu diapresiasi. Banyak anggota KPPS yang tumbang dan bahkan meninggal dunia karena kelelahan dalam menjalankan tugas. Tugas negara yang mengharuskan tenaga dan pikiran tercurahkan demi mendapatkan pemimpin  negeri ini dan wakil rakyat untuk lima tahun ke depan.

Ini harus dimengerti para calon pemimpin dan calon wakil rakyat lima tahun ke depan. Para wakil rakyat, senator, dan presiden serta wakil presiden harus bisa memberikan apresiasi tinggi kepada para petugas garda terdepan pemilu seperti KPPS dalam menyelesaikan pekerjaan.

Meski honor yang diterima lebih besar dibandingkan lima tahun yang lalu, mereka bisa dianggap sebagai pahlawan. Kinerja KPPS menjadi fondasi semua tahapan pemungutan suara hingga penghitungan suara selesai dan sesuai dengan yang diharapkan.

Kini lima hari setelah coblosan, Kota Solo masih dalam suasana bersuka cita. Kota Solo berulang tahun ke-279 pada Sabtu (17/2/2024). Dalam setiap perayaan hari jadi Kota Solo, Yayasan Jenang Indonesia menggelar festival jenang Nusantara.

Sejumlah kuliner khas Nusantara disajikan dan dibagikan cecara gratis pada acara itu. Tahun ini festival jenang akan membagikan sekitar 15.000 takir/wadah berisi jenang untuk masyarakat Kota Solo dan sekitarnya yang turun merayakan ulang tahun kota ini.

Di balik jenang itu ada filosofi yang bisa memberikan kekuatan di tengah hiruk pikuk suasana Pemilu 2024 dan sesudahnya, yaitu filosofi jenang sumsum. Jenang sumsum tidak sekadar jenang atau bubur. Jenang sumsum mengandung makna mendalam dalam sebuah kegiatan besar, termasuk seperti Pemilu 2024 ini.

Sejumlah buku dan artikel tentang kuliner Nusantara menjelaskan jenang sumsum yang dibuat dari tepung beras, garam, air, dan diberi juruh atau gula jawa yang diencerkan mengandung makna dan filosofi bahwa jenang sumsum memberikan keberkahan dan kesehatan.

Jenang sumsum yang berwarna putih melambangkan sumsum yang berwarna putih. Ini bermakna memberikan kekuatan baru setelah bekerja keras dalam sebuah kegiatan besar sehingga kondisi fisik dan psikis bisa pulih seperti sediakala dan segar bugar.

Kuliner jenang sumsum diyakini sebagai penghilang rasa lelah dan mengembalikan semangat bagi masyarakat yang telah membantu atau rewang. Event atau kegiatan besar atau hajatan besar—seperti coblosan Pemilu 2024—patut diakhiri dengan apresiasi tinggi kepada para petugas di garda terdepan, seperti KPPS, pengaman TPS, pengawas TPS, PPS, PPK, dan penyelenggara pemilu lainnya.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 19 Februari 2024. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya