SOLOPOS.COM - Rini Yustiningsih (Istimewa/Dokumen pribadi)

Solopos.com, SOLO — Sage mendadak viral alias ngehits selama momentum Lebaran 2023 lalu. Warna ini menjadi warna favorit yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia di berbagai penjuru. Tidak hanya di kota namun juga di desa saat Lebaran lalu.

Saat Lebaran, dari mulai kerudung, baju gamis, mukenah, baju koko, hingga baju anak banyak yang berwarna sage. Bahkan jajanan Lebaran bikinan teman saya berwarna sage. Katanya sih lucu aja, biasanya jajanan berasa manis bernama stik itu berwarna coklat, eh mendadak jadi sage. “Biar ngikutin tren,” katanya.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Ada pula saudara di kampung yang menjelang Lebaran kemarin mengecat rumahnya dengan warna sage. Tapi dia sih menyebutnya itu warna hijau muda, bukan hijau pupus.

Di mesin pencari Google ditemukan 1 miliar postingan yang merujuk pada kata kunci “sage”, di Google Trends (situs mengukur pencarian kata kunci tertentu), tren peningkatan keyword “sage” banyak diketikkan warganet di Google sejak awal April lalu.

Sage merupakan warna perpaduan hijau dan abu-abu. Jauh sebelumya, masyarakat lebih mengenal warna hijau dengan berbagai turunannya seperti warna hijau daun, hijau pupus, hijau lumut, hijau tua, hijau muda, hijau army, hijau mint, hijau pastel, hijau jade (giok). Nama hijau sage, hanya digunakan kalangan terbatas seperti kalangan arsitektur dan desain. Pada aplikasi CorelDraw warna sage disebut sebagai faded green.

Kini sage menjadi “warna baru” yang belakangan makin dikenal masyarakat. Saking viralnya, sage menjadi for your page (FYP) aplikasi Tiktok dan di wira-wiri di reels Instagram. Bahkan sekarang ini warganet mendadak latah menyebut hijau dengan sage. Alamak!

Peneroka Bahasa Indonesia daring, Ivan Lanin di akun Twitternya @ivanlanin tergelitik pula turut menjelaskan asal muasal nama sage. Nama warna “hijau sage” diambil dari nama tumbuhan bernama latin Salvia Officinalis, masyarakat mengenalnya sebagai tanaman herbal sage.

Sage juga sudah masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artinya pertama cerita rakyat berdasarkan cerita sejarah yang sudah ditambah imajinasi masyarakat. Kedua, tanaman yang termasuk keluarga min, tingginya dapat mencapai 70 cm, daunnya berbentuk oval, keras, berbulu halus, beraroma tajam, dan biasa digunakan sebagai bumbu masakan

Tanaman ini masih satu keluarga dengan mint, basil dan rosemary. Tanaman herbal ini biasa dipakai untuk penyedap masakan. Mengandung antioksidan, vitamin K, A, C dan E dan kaya magnesium, sehingga sage sering digunakan sebagai bahan campuran obat untuk menurunkan kolestrol hingga gula darah.

Para praktisi desain memaknai warna sage sebagai warna netral, kalem, tenang, bijaksana dan tak lekang oleh waktu. Netral artinya sage bisa dipadukan dengan warna apa saja seperti halnya putih, hitam atau krem. Sage juga bisa dikenakan lintas gender, tidak seperti pink yang identik dengan perempuan atau biru identik dengan lelaki. Bijak lebih bermaksud sage bisa diaplikasikan di mana saja, interior/ eksterior rumah, fesyen, aksesoris dan lainnya.

Dinamika Lebaran

Sage adalah bagian kecil dinamika Lebaran yang memberi nuansa berbeda dibanding Lebaran sebelumnya. Nah, Lebaran tahun ini memang istimewa. PDI Perjuangan yang mengumumkan capresnya sehari sebelum Lebaran (versi Pemerintah), membuat ruang-ruang silaturahmi diwarnai obrolan politik, Pilpres 2024. Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan menjadi sering diucapkan. Ah sudahlah kita kembali ke sage.

Sage di dunia fesyen juga mampu menggeliatkan ekonomi. Meski belum ada data resmi dari pemerintah, sejumlah pelaku usaha kecil menengah (UKM) mengaku ikut kecipratan cuan berlimpah saat Lebaran. Apalagi masyarakat Indonesia masih mempertahankan tradisi “beli baju Lebaran”.

Fenomena membeli baju baru untuk Lebaran di Indonesia masih kuat. Di kalangan generasi Z (lahir 1997-2012) juga masih membudaya. Tradisi ini erat kaitannya dengan makna religius momentum Idulfitri di mana pakaian baru identik dengan simbol kelahiran kembali, lebih bersih dan suci.

Masyarakat masih membudayakan tradisi ini dengan belanja barang-barang baru, bahkan tidak cuma pakaian. Sejak Maret lalu pun pemerintah mendorong masyarakat untuk membelanjakan uangnya saat Lebaran,

Tujuannya untuk menggerakkan perekonomian. Perputaran uang selama Lebaran 2023 diprediksi mencapai Rp92,3 triliun.

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menghitung angka itu dari proyeksi jumlah pemudik yang mencapai 123,8 juta atau sekitar 30,75 juta keluarga, dengan asumsi pengeluaran sekitar Rp3 juta setiap keluarga.

Duit Masuk Daerah

Duit itu banyak tersebar ke daerah-daerah sasaran pemudik. Menurut data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jawa Tengah (26,45%) menjadi daerah sasaran pemudik tertinggi, disusul Jawa Timur (19,87%), Jawa Barat non Jabodetabek (16,73%), Jabodetabek (6,52%), DI Yogyakarta (4,78%). Cuan tersebut juga banyak tersedot di sektor transportasi, hotel, kuliner, fesyen, wisata.

Langkah pemerintah menetapkan cuti bersama Lebaran 19-25 April 2023 efektif mendongkrak ekonomi daerah. Libur Lebaran lebih lama, konsumsi bertambah, mobilitas masyarakat lebih dinamis yang ujung-ujungnya ekonomi kian menggeliat.

Imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (24/4/2023) yang meminta aparatur sipil negara (ASN), TNI/Polri, pegawai BUMN dan swasta kembali ke Jakarta setelah tanggal 26 April, untuk menghindari puncak arus balik pada Senin-Selasa (24-25/4/2023) diamini oleh pemudik. Dan imbauan ini efektif memecah puncak arus balik, sehingga pada hari-hari ini hingga Minggu (30/4/2023) arus balik masih mengalir.

Alhasil ini semakin menambah pundi-pundi uang di daerah. Semakin lama mereka menghabiskan waktu di daerah, uang pun makin berputar. Pelaku UMKM kuliner, perhotelan, operator tempat wisata, UMKM oleh-oleh, transportasi dan lainnya semua happy.

Maka berterima kasihlah kepada para perantau, mereka para pemudik. Mereka bekerja di Jakarta, Lebaran kembali ke kampung halaman, bertemu saudara dan teman, berbelanja menghabiskan cuan. Dan pada akhirnya mereka seperti sepenggal lirik lagu Koes Plus, “Ke Jakarta aku kan kembali. Walaupun apa yang kan terjadi.” Sampai jumpa di Lebaran berikutnya…

 



 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya