SOLOPOS.COM - Danang Nur Ihsan (Solopos/Istimewa)

Tahapan Pemilu 2024 baik pemilihan calon anggota legislatif (pileg) dan pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden (pilpres) sudah memasuki fase akhir. Klimaks pesta demokrasi di Tanah Air sudah lewat. Saat kompetisi elektoral tingkat nasional masuk fase akhir, genderang kompetisi elektoral tingkat daerah yaitu pemilihan calon kepala daerah (pilkada) dimulai.

Pilkada 2024 yang akan digelar 27 November 2024 merupakan pemilihan kepala daerah yang bersejarah karena ini menjadi pilkada serentak terbesar. Ada 37 pemilihan calon gubernur-calon wakil gubernur (pilgub) dan seluruh kabupaten/kota di Indonesia, kecuali di DKI Jakarta, akan menggelar pilkada (tercatat ada 508 kabupaten/kota) secara serentak.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Puncak pilkada serentak mungkin masih cukup lama sekitar 8 bulan lagi. Namun, kita bisa mulai bersiap menghadapi riuh rendah pesta demokrasi di secara bersamaan. Dalam beberapa bulan akan tersaji berbagai dinamika politik tingkat lokal di masing-masing wilayah. Di wilayah Soloraya seperti di Kota Solo, Karanganyar, hingga Boyolali, sudah mulai muncul sejumlah nama tokoh yang digadang-gadang potensial untuk maju di wilayah masing-masing.

Di Kota Solo ada sekitar 32 nama yang mengemuka di antaranya K.G.P.A.A. Mangkunagoro X; Ketua DPD Partai Golkar Solo Sekar Tandjung; Sekretaris DPC PDIP Solo Teguh Prakosa; Rektor Unsa Astrid Widayani; caleg DPRD Solo Kevin Fabiano; Ketua Bappilu DPC PDIP Solo Her Suprabu; pemilik Persis Solo Kevin Nugroho; anggota DPRD Solo Ginda Ferachtriawan; pengusaha tekstil Solo Rudy Indijarto Sugiharto; Plt. Ketua DPD PSI Solo, Sonny; Ketua PCNU Solo Mashuri, dan lainnya.

Di Boyolali, nama-nama yang mengemuka di antaranya Said Hidayat (Bupati Boyolali saat ini), Marsono (PDIP), Fuadi (Partai Golkar), Sumarno Lindu (Partai Gerindra), Devid Agus Yunanto (mantan ajudan Jokowi saat menjabat Wali Kota Solo), Joko Mardiyanto (advokat), dan Wahyu Irawan (PDIP).

Di Karanganyar muncul 12 nama dari berbagai latar belakang yang disebut punya potensi maju dalam Pilkada Karanganyar di antaranya Ketua DPRD Karanganyar, Bagus Selo; Sekretaris DPD PDIP yang juga Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto; mantan Bupati Karanganyar, Rober Christanto; anggota DPR, Paryono; Ketua DPD II Partai Golkar Karanganyar, Ilyas Akbar Almadani; Wakil Ketua DPRD, Anung Marwoko; Ketua DPC Gerindra Karanganyar, Adhe Eliana; Ketua DPD Partai Demokrat Jateng, Rinto Subekti; sampai politikus PKB, Tony Hatmoko.

Nama-nama yang mencuat di atas tentu sangat dinamis seperti munculnya nama baru di detik-detik terakhir, atau tersingkirnya nama kuat yang lama digadang-gadang di last minute. “Drama politik” semacam itu sudah beberapa kali muncul dalam kompetisi elektoral di Tanah Air.

Sudah jamak bila semakin mendekati puncak maka “drama” akan kian beragam dan tensi politik juga biasanya meningkat. Pilkada 2024 menjadi menarik dicermati karena ini menjadi “kompetisi lanjutan” dalam Pemilu 2024.

Pemilihan umum baik untuk legislatif dan pilpres akan melahirkan lanskap politik yang baru. Begitu pula dengan hasil Pemilu 2024 muncul lanskap politik pasca-Pemilu 2024. Kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di pilpres serta perubahan komposisi suara partai dan arah koalisinya tentu akan berpengaruh dalam dinamika pilkada 2024 mendatang.

Politikus senior PDIP dari Kabupaten Boyolali, Seno Kusumohardjo atau Seno Gede menyebut hasil Pemilu 2024 menunjukkan terjadinya pergeseran konstelasi politik nasional. PDIP yang dalam dua pemilu sebelumnya cukup dominan dan menjadi pemenang dalam pilpres kini kalah dalam pilpres dan suara di legislatifnya tergerus.

Merujuk dari pernyataan dari Seno Gede akan menjadi sangat menarik dinamika dalam pilkada mendatang khususnya di wilayah Soloraya. Misalnya Soloraya yang selama ini dikenal menjadi lumbung suara untuk PDIP dan capres yang diusung PDIP ternyata dalam Pemilu 2024 lalu berkata beda. PDIP masih cukup dominan di semua wilayah Soloraya, namun untuk pilpres, capres yang diusung PDIP Ganjar Pranowo-Mahfud Md. hanya unggul di Boyolali dan Wonogiri. Sisanya dimenangi Prabowo-Gibran.

Menarik dilihat bagaimana posisi PDIP dalam mengusung calon kepala daerah nantinya. Begitu pula posisi dari partai-partai yang selama ini mendukung Prabowo-Gibran atau Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Apakah koalisi yang jalan di tingkat nasional akan diturunkan ke daerah-daerah atau lebih cair yaitu koalisi disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.

Hal lain yang menarik juga dicermati dalam pilkada 2024 nanti mengenai posisi  generasi milenial dan Z yang jumlahnya cukup dominan. Dalam Pemilu 2024 lalu suara mereka diperebutkan. Strategi yang tepat untuk merebut hati dan pikiran generasi ini bisa menjadi penentu kemenangan.

Bukan hanya sebagai pemilih saja, generasi muda dalam pilkada juga memiliki peluang besar untuk maju atau bahkan menang. Dalam beberapa pilkada terakhir munculnya calon-calon muda mendapat apresiasi dan dalam pilkada mendatang besar kemungkinan munculnya calon muda juga akan menuai respons positif.

Yang pasti kita harus siap dengan kian intensnya bisik-bisik antarelite politik untuk memenangi pilkada, membanjirnya media sosial dengan unggahan para kandidat, dan pastinya obrolan di pos ronda hingga wedangan tentang politik. Jadi tidak ada salahnya untuk mengucapkan selamat datang riuh pilkada.

Artikel ini telah dimuat di Koran Solopos edisi 21 Maret 2024. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya