SOLOPOS.COM - Pekerja memilah bambu untuk menyangga bangunan Dalem Sasana Mulya Keraton Solo, Jumat (5/1/2024). Bangunan atap Sasana Mulya rusak akibat terkena hujan dan angin beberapa waktu lalu. (Solopos/Joseph Howi Widodo).

Bangunan bersejarah di lingkungan Keraton Solo, Dalem Sasana Mulya, kini dalam kondisi rusak parah. Puluhan batang bambu dipasang untuk menyangga susunan balok blandar atau tumpang sari yang rapuh dan rawan roboh.

Pita warna kuning hitam dipasang mengelilingi bagian Pendopo Dalem Sasana Mulya. Pita itu untuk mencegah siapa saja memasuki bangunan yang rawan roboh itu. Penyelamatan Dalem Sasana Mulya mendesak untuk segera dilaksanakan.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Kondisi bangunan saat ini rawan roboh. Di sekitarnya banyak warga magersari. Kadang-kadang anak-anak dan warga masih memanfaatkan kompleks Sasana Mulya untuk aktivitas bersama. Hujan deras dan angin kencang beberapa waktu terakhir menjadikan kondisi bangunan Dalem Sasana Mulya, terutama bagian pendopo, makin rusak parah.

Di bagian dalem dan pringgitan kerusakan parah pada bagian atap, terutama talang air yang bocor atau rusak. Langkah kerabat Keraton Solo hanyalah menutup kompleks Sasana Mulya agar tak ada anak-anak atau warga yang masuk dan beraktivitas di sana.

Keraton Solo secara institusional tak memiliki dana yang cukup untuk memperbaiki Dalem Sasana Mulya. Pemerintah yang menjadi tumpuan akhir untuk menyelamatkan Dalem Sasana Mulya selekasnya. Semua pemangku kepentingan terkait perlu segera bertemu untuk merumuskan langkah teknis menyelamatkan Dalem Sasana Mulya.

Bangunan ini sangat bersejarah terkait sejarah pendirian Keraton Solo.  Menurut catatan sejarah, lokasi Dalem Sasana Mulya sempat digunakan sebagai titik kumpul atau basecamp saat awal mula pembangunan Keraton Solo.

Artinya lokasi bangunan itu menjadi bagian cikal bakal Keraton Solo sebelum boyong kedhaton atau kepindahan keraton dari Kartasura ke Kota Solo pada 17 Februari 1745. Dalem Sasana Mulya juga pernah menjadi tempat tinggal anak-anak raja, antara lain K.G.P.H. Hangabehi dan K.G.P.H. Dipokusumo.

Sasana Mulya juga menjadi saksi bisu lahirnya para seniman kondang di Kota Solo. Dalem pangeran itu pernah digunakan menjadi kampus Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Solo yang didirikan pada 15 Juli 1964. ASKI adalah cikal bakal Institut Seni Indonesia (ISI) Solo yang kini berlokasi di Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Bangunan ini juga menyimpan sejarah perkembangan Kota Solo yang tersimpan dalam arsitekturnya. Sayangnya banyak generasi muda tidak mengetahui nilai sejarah dan budaya bangunan ini. Dibandingkan bangunan Keraton Solo lainnya, Sasana Mulya bisa jadi tidak populer karena lokasinya yang terpisah dari bangunan utama Keraton Solo.

Lokasi dalem ini di sebelah barat Lawang Gapit dan sebelah utara Bangsal  Kori Kamandhungan. Untuk menuju Dalem Sasana Mulya dari Keraton Solo, wisatawan harus berjalan kaki ke arah barat. Penyelamatan Dalem Sasana Mulya harus menjadi prioritas dalam penataan dan revitalisasi Keraton Solo kemudian diberdayakan dan dikenalkan kepada generasi muda agar sejarah bangunan ini tidak hilang ditelan zaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya