SOLOPOS.COM - Petugas pemadam kebakaran mengecek gunungan sampah yang masih terbakar di TPA Putri Cempo, Mojosongo, Solo, Selasa (19/9/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Tempat pembuangan akhir sampah atau TPA Putri Cempo di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, terbakar. Tumpukan sampah yang terbakar pada Sabtu (16/9/2023) itu diperkirakan seluas dua hektare.

Dugaan sementara penyebab kebakaran adalah karena suhu tinggi yang menyulut api di tumpukan sampah. Kebakaran di area TPA Putri Cempo Solo bukan kali pertama terjadi. Berulang kali TPA seluas 17 hektare itu terbakar, terutama pada musim kemarau.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Kebakaran sampah di TPA Putri Cempo pernah terjadi pada 11 September 2013, 17 Oktober 2014, 22 September 2015, dan 14 Oktober 2019. Hari-hari panas dan kering akibat El Nino di Indonesia sejak Juni 2023 memang rawan memunculkan dampak buruk, salah satunya kebakaran di TPA sampah.

Di belahan bumi manapun cuaca panas dan kering jamak memicu kebakaran TPA sampah. TPA sampah di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia adalah TPA sampah kelas atas yang menerapkan sistem sanitary landfill.

Sedangkan TPA sampah di Indonesia umumnya tergolong kelas bawah karena menerapkan sistem open dumping. Kebakaran di TPA sampah di Indonesia logis sering terjadi karena manajemen dan teknik pengelolaan tidak lebih baik daripada TPA di luar negeri.

Pada sistem terbuka (open dumping), sampah dibuang begitu saja di tempat pembuangan akhir tanpa perlakuan apa pun, bahkan tidak ada penutupan tanah.

Sedangkan metode sanitary landfill adalah sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkan, dan menimbun dengan tanah.

Dalam tinjauan saintifik, kebakaran adalah reaksi oksidasi kimiawi yang menghasilkan energi dalam bentuk radiasi panas dan radiasi optik. Reaksi oksidasi tersebut melibatkan tiga hal pokok, yaitu panas (heat), bahan bakar (fuel), dan oksigen.

Dampak kebakaran merugikan karena kepulan asap dapat mengganggu kesehatan warga yang menghirup. Pengelolaan TPA sampah saat ini yang masih tergolong kelas bawah menyebabkan ancaman kebakaran terus mengintai, terutama pada cuaca kering dan panas.

Mencegah jangan sampai ada yang memicu percikan api di tumpukan sampah kering di TPA sampah atau mencegah kebakaran adalah langkah paling baik. Bimbingan teknis dan pedoman teknis pencegahan dan penanggulangan kebakaran TPA sampah perlu dirumuskan dan diselenggarakan oleh instansi yang berwenang.

Sosialisasi dan pelatihan harus mencakup sebanyak mungkin elemen masyarakat. Tak kalah penting adalah mengajari dan membiasakan masyarakat agar memilah sampah sejak dari rumah tangga untuk mencegah sampah terus menumpuk di TPA.

Prinsip reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang), recycle (mendaur ulang) pada pengelolaan sampah tidak sulit dan dapat dilakukan oleh siapa saja, tapi memang sebagian masyarakat kita belum terbiasa.

Semoga kebakaran yang melanda TPA Putri Cempo dan TPA sampah lainnya bisa segera dipadamkan total dan tak terulang. Secepatnya harus ada upaya nyata pemerintah serta masyarakat mengatasi persoalan sampah sejak hulu hingga hilir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya