SOLOPOS.COM - Tri Wiharto (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Megawati Hangestri Pertiwi adalah fenomena di liga voli putri Korea Selatan. Ia tampil di Korea Selatan saat bergabung dengan Jung Kwan Jang Red Sparks pada musim 2023/2024 melalui slot pemain Asia.

Megawati bermain cukup baik, bahkan boleh dikatakan melebihi ekspektasi. Menurut saya, untuk ukuran pemain anyar berhasil meraih empat kali gelar pemain terbaik adalah prestasi brilian. Pada akhir kompetisi reguler, Megawati meraih berbagai prestasi lainnya.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Dia berada di urutan ketujuh pencetak poin terbanyak dengan 736 poin sepanjang musim reguler. Pada ketegori pemain asing asal Asia yang berlaga di liga voli putri Korea Selatan 2023/2024, opposite hitter yang biasa disapa Mega ini berada di urutan pertama pencetak poin.

Dia mengalahkan Tokoku Raina asal Jepang yang ada di peringkat ke-15, Tanacha Sooksod asal Thailand yang juga berposisi sebagai opposite hitter dengan 365 poin di peringkat ke-16, dan Wipawee Srithong asal Thailand (outside hitter) yang berada di posisi ke-19 dengan 292 poin.

Apabila dipersaingkan dengan para pemain nasional Korea Selatan, Mega hanya kalah dari “ratu voli” negara tersebut, Kim Yeon-kyung, yang berada di posisi keenam pencetak angka terbanyak dengan 775 poin.

Sedangkan peringkat pertama hingga kelima daftar top skor dikuasai para pemain asing non-Asia yaitu Giselle Silva (GS Clatex), Abercrombie (IBK Altos), Banya Bukirich (Expressway), Moma Basoko (Hyundai Hillstate), dan Yasmin Bedartgani (AI Peppers).

Sepanjang musim 2023/2024, Mega bermain 35 kali dengan rata-rata keberhasilan serangan mencapai 43,95%. Tipe serangan Mega berasal dari open (52,5%), quick open (23,4%), dan belakang (21,8%).

Fakta unik dicatatkan Mega karena skor akumulatif terbanyak justru diperoleh saat menghadapi Hyundai Hillstate yang akhirnya menjadi juara musim ini. Dari data yang diunggah di Naver, Mega mencetak akumulasi 143 poin dalam 12 kali pertemuan melawan Hyundai.

Secara berturut-turut Mega mencetak 134 poin saat menghadapi IBK Altos, 126 poin saat melawan Pink Spiders, 114 poin kala melawan Expressway, 112 poin saat melawan GS Caltex, dan 107 saat melawan AI Peppers.

Pada seleksi 2023-2024 Best Player Rankings, Mega menempati peringkat kedua dengan jumlah pemilih 13.204 orang. Ia kalah dari Kim Yeon-kyung yang berada di urutan pertama dengan 97.453 suara.

Mega telah memberikan kita petunjuk dan cara mengeluarkan dan mengembangkan potensi pemain Indonesia melalui penampilan di liga voli putri Korea Selatan 2023/2024.

Di luar lapangan dia adalah “mesin” promosi bagi Red Sparks, induk organisasi voli Korea Selatan KOVO, serta Indonesia. Sejak Mega bergabung, lonjakan subscribers akun resmi Red Sparks di Youtube menembus angka 237.000 pelanggan (data hingga Kamis, 4 April 2024).

Kali pertama dalam sejarah mereka mendapat Youtube Silver Play Button karena berhasil menembus 100.000 pelanggan. Sebelumnya pelanggan mereka hanya berkisar puluhan ribu. Di kategori Instagram, akun Red Sparks juga dibanjiri followers, menembus angka 283.000.

Perbedaan jumlah likes yang didapat Red Sparks di Instagram meningkat tajam. Sebelum Mega datang, unggahan mereka jarang mendapatkan lebih dari 5.000 likes, bahkan beberapa hanya ratusan.

Begitu Mega hadir jumlah tersebut berlipat-lipat, bahkan dalam salah satu unggahan Red Sparks bisa menembus lebih dari 50.000 likes. Sebagian besar komentar di unggahan Instagram Red Sparks adalah masyarakat Indonesia.

Akun KOVO juga ketiban dampak positif kehadiran Mega dengan penambahan pelanggan. Mega kini menjadi semacam selebritas, bahkan di mata masyarakat awam Indonesia yang tidak tertarik dengan olahraga.

Fenomena Megawati Hangestri di Liga Voli Putri Korea begitu luar biasa. Voli memang olahraga tim. Keberhasilan Red Sparks menembus play off yang tak mampu mereka rasakan dalam tujuh tahun terakhir adalah hasil kerja sama tim.

Meski demikian, dalam sebuah tim pasti ada pemain kunci, penentu, dan pembuat perbedaan. Itulah Megawati. Bersama pemain asal Amerika Serikat, Giovanna Milana, dan Lee So-young (sang kapten), Mega adalah tulang punggung tim.

Mega juga menjadi magnet bagi penggemar Red Sparks, khususnya warga negara Indonesia di Korea Selatan. Mereka berbondong-bondong ke tempat pertandingan setiap kali tim tersebut tampil.

Kini liga voli putri Korea Selatan telah berakhir. Mega kembali ke Indonesia. Mega seperti sedang menyisakan simalakama bagi Red Sparks maupun KOVO. Meninggalkan Mega pada musim depan membuat Red Sparks dan KOVO harus bersiap kehilangan “pupolaritas”.

Mengontrak Mega membuat mereka mendapat dua keuntungan sekaligus, yaitu memperoleh pemain andal dan menarik fans (pendukungnya) bergabung. Di luar hal itu, menurut saya, catatan penting lainnya adalah Mega telah meninggalkan standar tinggi bagi pemain yang liga voli putri Korea Selatan dari draf Asia untuk musim mendatang.

Prestasi Mega menjadi pembanding bagi “penerusnya”. Bagaimana dampak Mega dan liga voli putri Korea Selatan bagi perkembangan voli di Indonesia? Sangat banyak.

Popularitas Mega ditambah kejelian Red Sparks melihat peluang pasar membuat klub tersebut siap datang ke Indonesia untuk melakoni ekshibisi melawan tim nasional voli putri Indonesia.

Pertandingan dijadwalkan berlangsung di Indonesia Arena pada 20 April 2024. Kabarnya, belasan ribu tiket hampir ludes untuk laga tersebut. Dari sisi tata kelola klub voli, kiprah Mega di Korea Selatan membuka mata kita tentang sebuah klub dikelola secara profesional.



Mega mengakui permainannya berkembang pesat kala bergabung dengan Red Sparks karena semua ditangani secara baik dan benar. Untuk urusan spike, blok, penerimaan bola, maupun umpan, Mega dibimbing pelatih yang berbeda.

Di liga voli putri Korea Selatan, setiap tim (tujuh tim) punya markas (stadion/gedung olahraga) masing-masing. Red Sparks yang bermarkas di Chungmu Gymnasium, Daejeon. Pink Spiders punya Samsan World Gymnasium di Incheon.

Kebanggaan akan sangat kental dirasakan para pendukung klub karena membawa nama wilayah (seperti halnya dalam sepak bola Liga 1 Indonesia dengan klub yang punya markas dan suporter fanatik).

Dari sisi hiburan, pertandingan liga voli putri Korea Selatan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik penonton di lapangan maupun pemirsa siaran langsung televisi.

Kiranya tak tabu bagi pengelola Proliga Indonesia untuk mencontoh yang dilakukan KOVO dalam mengelola klub maupun mengemas pertandingan voli secara berkualitas.

Keberhasilan Mega di Korea Selatan harus dimanfaatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam kerja sama konstruktif dengan klub dan Federasi Bola Voli Korea Selatan (KOVO) agar tidak hanya Mega yang bisa tampil di Negeri Ginseng tersebut, tetapi bisa menular kepada pemain Indonesia lainnya.

Saya optimistis kiprah Mega di Korea Selatan akan mendorong peningkatan popularitas Proliga musim ini dan kompetisi voli putri di Indonesia. Saya juga yakin para pemain dan manajemen Red Sparks akan mengikuti kiprah Mega saat bermain di Indonesia.

Bersama klub barunya, Jakarta BIN, Megawati Hangestri Pertiwi akan menjadi nilai jual tersendiri bagi bola voli dalam negeri.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 6 April 2024. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya