SOLOPOS.COM - Ahmad Mufid Aryono (Istimewa/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyelesaikan penghitungan suara hasil Pemilu 2024 beberapa waktu lalu.

Sudah diketahui perolehan suara partai politik, calon anggota legislatif (caleg) tingkat DPRD kabupaten/kota hingga DPR, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), hingga calon presiden dan calon wakil presiden 2024-2029.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Meski demikian, banyak yang masih mempertentangkan perolehan suara dalam Pemilu 2024 hingga mengajukan gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK).

Sebagian caleg merasa mendapatkan suara banyak dari hasil penghitungan secara mandiri bersama tim sukses justru berkurang pada proses penghitungan suara di KPU.

Di sejumlah daerah juga ada konflik di antara para caleg itu sendiri karena ada aturan internal partai politik yang mengatur tentang caleg jadi atau yang lolos ke parlemen maupun yang tidak. Hal inilah yang membuat proses penghitungan suara Pemilu 2024 belum seluruhnya selesai.

Di kalangan partai polituk dan caleg hingga calon anggota DPD ada yang sudah mendeklarasikan dan menyatakan mereka lolos di parlemen.

Ucapan terima kasih melalui spanduk, baliho, maupun media luar ruang lain, bahkan di media sosial, dilakukan setelah berjuang untuk meraih simpati dari pemilih/rakyat dalam beberapa bulan terakhir.

Banyak dari mereka melakukan berbagai daya dan upaya untuk meraih simpati para pemilih agar bisa mendukung mereka. Biaya tinggi dikeluarkan para caleg untuk meraih simpati para pemilih.

Biaya tinggi pada setiap penyelenggaran pemilu membuat caleg berlomba-lomba agar biaya yang telah dikeluarkan itu bisa kembali atau minimal sama dalam lima tahun depan.

Kini para wakil rakyat dan senator harus bisa membuktikan bagaimana mereka bekerja. Tidak sekadar memberikan ucapan terima kasih, tetapi bagaimana mereka merealisasikan janji-janji mereka kepada rakyat dan membuktikan bahwa mereka benar-benar wakil rakyat di parlemen.

Partai politik juga harus mampu mengontrol para caleg mereka agar bekerja sesuai koridor yang berlaku di Indonesia.

Jangan sampai rakyat kembali dibohongi dengan janji-janji manis selama kampanye hanya demi meraih simpati agar mendukung mereka meraih kursi di parlemen.

Hal ini karena para pemilih di Pemilu 2024 juga segera dihadapkan dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang akan dilakukan pada November 2024 mendatang. Pilkada serentak 2024 lebih terasa geregetnya dibandingkan dengan pelaksanaan pemilu legislatif 2024.

Ini karena kedekatan calon kepala daerah dengan pemilih yang menjadikan pilkada 2024 lebih terasa dekat.

Ucapan terima kasih bukanlah menjadi salah satu cara untuk meraih simpati, tetapi bagaimana ucapan terima kasih itu diwujudkan dalam berbagai tindakan nyata para pemimpin daerah dan wakil rakyat pada lima tahun ke depan.

Pilkada serentak 2024 dan Pemilu 2024 bagaikan sebuah gerbong kereta api yang harus berjalan beriringan dan tidak saling terputus demi mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 30 Maret 2024. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya