SOLOPOS.COM - Proses pembangunan ruang kepala sekolah dan guru SMAN 9 Solo. Rencananya gedung tersebut dibuat dua lantai. Foto diambil Jumat (15/12/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Penyelenggaraan SMAN 9 Solo, sebagai SMAN baru di Kota Solo, telah berjalan satu semester. Sejauh ini guru dan jaringan para guru menjadi tulang punggung penyelenggaraan SMAN 9 Solo. Fasilitas pendukung dan guru belum memadai.

Sejauh ini pembangunan gedung SMAN 9 Solo masih terus berjalan. Pembangunan tersebut diharapkan selesai ketika memasuk tahun ajaran baru atau setengah tahun lagi.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Ketika gedung sekolah belum selesai, sebagian kecil perabot perkantoran sudah datang. Sarana dan prasarana itu dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan dari Pemerintah Kota Solo. Sebagian besar masih proses pengadaan.

Sarana dan prasarana yang telah diterima adalah perabot perkantoran, peralatan teknologi informasi dan komunikasi, serta peralatan rumah tangga. Pemerintah Kota Solo segera memberikan komputer 10 unit, proyektor, dan peralatan olahraga, tapi belum diterima.

Kursi dan meja untuk siswa belajar di kelas diperoleh dari SMA/SMK di Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo yang tak terpakai. Para guru SMAN 9 Solo kini memprioritaskan agar pembelajaran berjalan.

Secara teknis penyelenggaraan SMAN 9 Solo masih berbagi tempat dengan SDN Mojo sehingga masih banyak kendala, termasuk urusan listrik. Daya listrik tidak terlalu besar sehingga kegiatan belajar mengajar sering terganggu.

Penyelenggaraan SMAN 9 Solo adalah sebuah tantangan serius dalam penyelenggaraan pendidikan yang sesungguhnya adalah kewajiban negara (termasuk pemerintah daerah).

Sejauh ini, selama satu semester berjalan, para guru telah menyambut tantangan itu dengan sebaik-baiknya. Para guru yang mayoritas masih mengajar di sekolah lain, dengan semangat pengabdian sebagai guru, menjawab tantangan penyelenggaraan SMAN 9 Solo dengan mengisi jam tambahan mengajar.

Kewajiban mereka mengajar menjadi berlebih, namun itu mereka jalani dengan semangat pengabdian. Justru negara (dan pemerintah daerah) yang tampak belum menjawab tantangan itu secara serius.

Negara masih berkutat pada urusan birokrasi. Seharusnya pembukaan SMAN 9 Solo itu disertai penyediaan kebutuhan dasar atau kebutuhan minimal bagi pelayanan pendidikan.

Belenggu birokrasi dan tentu saja cara mengelola dengan kredo business as usual yang menyebabkan upaya pemenuhan segala kebutuhan dasar penyelenggaraan SMAN 9 Solo tak lekas terpenuhi.

Hormat setinggi-tingginya harus diberikan kepada para guru yang bersemangat pengabdian dan menjadi pelopor pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan di SMAN 9 Solo. Tentu saja negara harus selekasnya bekerja sesuai kewenangannya dan mengganti pengorbanan para guru itu.

Pasal 31 UUD 1945 mengamanatkan bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara. Pendidikan dasar adalah kewajiban yang harus diikuti oleh setiap warga negara dan pemerintah wajib membiayai kegiatan tersebut.

Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan dasar pendidikan bagi setiap warga negara. Birokrasi adalah satu hal, kreativitas dengan keluar dari business as usual demi mempercepat pemenuhan kebutuhan pendidikan adalah hal lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya