SOLOPOS.COM - Susi Prasetyaningtyas (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Tidak  banyak yang tahu 21 Februari 2023 adalah Hari Peduli Sampah Nasional. Penetapan  Hari Peduli Sampah Nasional dilatarbelakangi  peristiwa ledakan tempat pembuangan akhir sampah Leuwigajah di Kabupaten Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Ledakan itu menyebabkan sampah longsor dan dua kampung tertimbun sampah. Akibatnya 157 jiwa meninggal dunia, sebagian besar adalah pemulung sampah yang menggantungkan hidup di tempat pembuangan sampah itu.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

H.M. Itoc Tochija dan Budiman (2005) dalam buku berjudul Tragedi Leuwigajah menjelaskan penyebab kejadian ini menurut peneliti Firman L. Syahwan adalah ledakan gas metana yang berasal dari sampah organik yang terjebak di dalam gunungan sampah.

Ledakan ini kemudian melongsorkan gunungan sampah. Sampah adalah salah satu persoalan klasik yang membutuhkan penanganan ekstra. Hampir di semua sektor di dalam kehidupan sehari-hari terdapat sampah. Mulai dari di masyarakat, keluarga, perkantoran, bahkan di sekolah.

Semua kegiatan menghasilkan sampah dan akan terus bertambah jumlahnya. Sampah terbagi dalam tiga jenis, yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan bahan berbahaya dan beracun (B3).

Sampah organik adalah sampah yang bisa membusuk atau terurai dengan sendirinya. Sampah anorganik adalah sampah dari bahan yang tidak terpakai dan sukar membusuk. Sampah bahan berbahaya dan beracun adalah sampah yang beracun sehingga berbahaya dan dapat merusak kesehatan dan lingkungan.

Bagaimana dengan sampah di sekolah? Marilah kita identifikasi sampah di sekolah. Sampah di sekolah berbagai macam jenisnya. Sampah padat berupa kertas sisa kegiatan belajar mengajar, sampah peralatan elektronik, sampah daun dan plastik, dan sampah air berupa air limbah kamar mandi, kantin, dan limbah dari masjid.

Kita sudah familier dengan langkah pengelolaan dan penanganan sampah, yaitu reduce, reuse, dan recycle, yaitu penanganan sampah dengan cara mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang sampah. Pengelolaan sampah di sekolah dimulai dengan sistem pilah dan pilih.

Biasanya di beberapa lokasi di sekolahan disediakan satu set tempat sampah untuk sampah padat. Masing-masing set ini terdiri tiga bak untuk sampah yang berbeda, yaitu organik, nonorganik, dan kaca atau besi.

Latihlah siswa membuang sampah sesuai dengan pembagiannya. Siswa akan belajar mengenali sampah yang akan mereka buang. Hal ini akan memberi bekal siswa untuk disiplin dan bertanggung jawab.

Setelah terpilah, sampah kita pilih. Sampah kertas dan daun lebih mudah pengelolaannya. Sediakan satu tempat khusus untuk pembuangan akhir sampah organik ini. Sampah ini akan mudah terurai jika terkena air dan panas.

Bersahabat

Kertas dan daun merupakan sampah biodegradable, yaitu sampah yang bisa diuraikan oleh alam. Hasil penguraian sampah organik ini akan menjadi pupuk kompos yang bisa digunakan untuk media tanam.

Sampah nonorganik, yaitu sampah plastik, adalah sampah dengan jumlah yang terbanyak. Sampah plastik berbagai macam bentuknya, mulai dari plastik pembungkus makanan, botol, dan gelas bekas air minum dalam kemasan.

Saya ambil contoh di sekolah tempat saya mengajar. Jumlah siswa 478 orang. Misalnya setiap siswa membeli tiga jajanan berbungkus plastik, bisakita hitung tiga sampah kali 478 siswa. Kurang lebih ada 1.500-an sampah plastik dalam sehari.

Hitungan sepekan, sebulan, setahun tentu bisa kita bayangkan berapa jumlah sampah plastik di sekolahan. Gelas dan botol bekas air minum dalam kemasan bisa digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan atau handicraft. Produk handicraft ini bisa laku dijual dan mendatangkan income untuk siswa atau sekolah.

Jika jumlah sampah ini terlalu banyak, setiap kelas bisa membentuk bank sampah. Sampah plastik dikumpulkan sesuai jenisnya, kemudian setiap beberapa hari sekali sampah tersebut bisa dijual kepada pengepul sampah.

Langkah efektif lainnya adalah mengurangi penggunaan bahan plastik sekali pakai, terutama plastik air minum dalam kemasan. Sekolah memberi imbauan kepada wali murid agar siswa diberi bekal minuman sendiri dengan menggunakan tumbler atau wadah air minum.

Selain mengurangi volume sampah plastik, juga lebih terjamin kesehatannya. Sampah cair yang berasal dari sisa dari kamar mandi atau masjid dikelola dengan cara ditempatkan di kolam penampungan, kemudian digunakan untuk memelihara ikan yang pemeliharaannya tidak sulit, seperti lele atau patin.

Jika mempunyai lahan kosong yang luas, limbah air tadi bisa dialirkan ke lahan tersebut  untuk pengairan tanaman empon-empon, pisang, atau tanaman lainnya. Hasil proses perikanan dan perkebunan ini walaupun tidak banyak bisa dinikmati oleh warga sekolah.

Selama masih ada proses pembelajaran di sekolah sampah akan terus bertambah. Pengelolaan sampah di sekolah memang memerlukan penanganan yang lebih ekstra. Siswa sebagai pelaku utama tidak akan bisa belajar mengelola sampah tanpa dukungan dari semua pihak.

Pengelola sekolah juga tidak akan bisa dengan mudah mengedukasi siswa tanpa peran aktif dari orang tua atau wali. Inti dari esai ini adalah jika pengelolaan sampah terencana dengan bagus, efektif pelaksanaannya, kontinu, dan  diimbangi dengan kerja sama yang baik di antara pemangku kepentingan sekolah, maka pengelolaan sampah yang menyejahterakan warga sekolah akan terwujud.

Hal ini sesuai dengan tema Hari Peduli Sampah Nasional 2023 yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananm, Rosa Vivien Ratnawati, yaitu  Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat. Mari bersahabat dengan sampah, mengelola sampah sebijak mungkin.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 22 Februari 2023. Penulis adalah guru Ilmu Pengetahuan Alam di SMPN 1 Semin, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya