SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasangan suami istri (Mirror.co.uk)

Tentang Islam diasuh oleh H. Muhammad Amir, S.H., C.N., Ketua Majelis Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Tentang Islam juga dimuat di subrubrik Ustaz Menjawab Khazanah Keluarga Harian Umum Solopos, setiap Jumat.

Solopos.com, SOLO — Suami selalu menyembunyikan jumlah gajinya kepada sang istri tanpa alasan yang jelas. Ketika kebutuhan hidup semakin naik, uang bulanan yang diberikan kepada sang istri tidak bisa menutup semua keperluan.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Tak ayal, sang istri merasa suami terlalu pelit dan egois. Lalu, bagaimana sebaiknya sikap sang istri? Simak ulasan selengkapnya kali ini, sebagaimana pernah dimuat di Harian Umum Solopos, Jumat (5/7/2015).

Pertanyaan

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Pak Ustaz, dengan terpaksa saya ingin curhat kepada Pak Ustaz untuk mencari solusi yang terbaik buat keluarga saya.

Saya ibu rumah tangga dan sudah mempunyai dua orang anak dan sudah sekolah di sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK).

Suami saya sebenarnya pegawai negeri sipil (PNS) yang diperbantukan di salah satu SD swasta di Kota Solo. Sudah lebih dari 12 tahun dia bekerja sebagai guru, namun saya tidak pernah tahu berapa gaji suami (sangat dirahasiakan). Setiap bulan saya hanya diberi uang belanja dapur dan uang surat persetujuan pembayaran (SPP) dua anak. Akhir-akhir ini saya jadi bingung, karena harga kebutuhan pokok cukup tinggi, misalnya beras, telur, cabe merah. Sekarang uang jajan anak-anak tidak saya beri. Biasanya beli telur, sekarang hanya bisa beli tempe, tahu, sayur daun singkong.

Saya minta tambahan uang belanja kepada suami, tidak memberi, karena memang suami saya sangat egois, kikir, dan kata teman suami saya, dia sering makan di kantin, pasti pakai ayam goreng, beli rokok.

Pertanyaan saya Pak Ustaz.

1. Ditinjau dari hukum Islam, bagaimana sikap suami yang egois dan pelit terhadap istri?

2. Bagaimana ketika saya sebagai istri tidak tahu berapa penghasilan suami saya?

3. Dia merokok, di kantin makan pakai ayam goreng, tetapi istri dan anak makan tempe gembus dan sayur oblok-oblok?

4. Pada waktu dia mandi, saya terpaksa mengambil uang di dia di dompet sebanyak Rp200.000 untuk beli kebutuhan dapur. Dosakah saya istri yang mengambil atau mencuri uang suami karena suami kikir dan medit?
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. [Endang Prihatin (samaran) Perum Mojosongo, Solo].

Ustaz Menjawab

Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.
Ibu Endang Prihatin yang saya hormati.

Pak Ustaz sangat sering belanja kebutuhan rumah tangga di Pasar Kembang, Pasar Gemblegan, saya juga kaget kok harga-harga naik semua, karena BBM sudah naik. Ustaz mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW (gara-gara) beliau seorang Rasul utusan Allah, juga mau belanja ke pasar, bahkan menjahit pakaian sendiri, sandal rusak dibetulkan sendiri.

Saya kira ibu harus sabar menghadapi suami yang egois dan kikir. Suami adalah pemimpin rumah tangga, harus adil, bijaksana, memberi contoh terhadap istri dan anak-anaknya. Seharusnya suami ibu harus terbuka tentang berapa gaji dia sebagai PNS. Suami kelak di akhirat akan dimintai tanggung jawab di hadapan Allah SWT. Kalau dia egois, kikir dan medit terhadap istri atau keluarga hal itu perbuatan tidak terpuji dan dosa.

Tujuan perkawinan adalah saling kasih sayang, musyawarah, terbuka dan saling mencintai, agar tercapai rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rohmah.

Menurut tuntunan atau ajaran Islam, suami harus adil, kalau suami makan pakai ayam goreng, maka istri dan anak-anak juga harus makan dengan lauk ayam juga. Kalau istri dan anak hanya lauk tempe dan sayur singkong, itu namanya tidak adil.

Dari Siti Aisyah istri Nabi, pernah cerita bahwa Hindun istri Abu Sofyan berkata kepada Nabi, sungguh Abu Sofyan adalah orang egois, kikir dan batil. Dia tidak memberiku belanja yang cukup untuk istri dan anak-anaknya. Sehingga aku (istri) mengambil uang suami tanpa izin dia.

Lalu Nabi bersabda: Boleh mengambil uang suami, asal yang wajar, demi mencukupi kebutuhan belanja istri dan anak-anaknya. Namun demikian lebih baik terbuka, jujur agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Maka suami Ibu perlu diajak mengaji, agar hilang sifat egois, kikir dan medhit. Wallahu a’lam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya