SOLOPOS.COM - Ilustrasi dukun (Prweb.com)

Tentang Islam diasuh oleh H. Muhammad Amir, S.H., C.N., Ketua Majelis Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Tentang Islam juga dimuat di subrubrik Ustaz Menjawab Khazanah Keluarga Harian Umum Solopos, setiap Jumat.

Solopos.com, SOLO — Di era modern ini, ternyata masih banyak orang di kalangan politisi atau artis Tanah Air yang mempercayai dukun atau paranormal untuk memuluskan tujuan mereka.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Bagaimana pandangan Islam mengenai hal tersebut? Simak ulasannya kali ini, sebagaimana pernah dimuat di Harian Umum Solopos edisi Jumat (3/5/2013) lalu.

Pertanyaan

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Selaku guru Agama Islam di sekolah menengah atas (SMA) di Kota Solo, saya selalu mengajarkan kepada para murid agar berakidah secara murni dan jangan dicampur dengan perbuatan syirik. Syirik adalah dosa besar dan Allah SWT tidak akan mengampuni dosa-dosanya.

Setelah saya melihat tayangan di stasiun televisi, banyak kabar politisi hingga artis masih percaya dan minta tolong kepada paranormal alias dukun. Padahal mereka orang Islam. Bagaimana tanggapan Pak Ustaz? Bagaimana sebenarnya hukum orang meminta tolong kepada dukun?

Kemudian apa bedanya jahiliah di zaman Nabi Muhammad SAW dengan jahiliah zaman modern?
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. [H Markumi, Guru SMA di Solo]

Ustaz Menjawab

Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bapak H Markumi yang dirahmati Allah. Memang benar sekarang ini banyak politisi, pejabat, artis bahkan tokoh masyarakat yang masih meminta tolong kepada paranormal atau dukun.

Menurut Islam, meminta tolong kepada paranormal atau dukun hukumnya haram. Bahkan Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang minta tolong atau bertanya kepada dukun dan percaya apa yang dikatakan oleh dukun tersebut maka pahala salatnya hilang (hapus) selama 40 hari 40 malam.”

Biasanya para politisi, pejabat dan artis yang datang kepada paranormal mempunyai maksud dan tujuan tertentu, antara lain agar karier cepat naik, lulus dalam uji kelayakan, cepat terkenal, harta melimpah ruah  dan sebagainya.

Jadi motifnya adalah urusan dunia, harta, tahta, wanita dan sekadar memenuhi kehendak hawa nafsu. Allah yang seharusnya disembah dan dimintai pertolongan malah dilupakan. Hal itu menunjukkan iman orang tersebut masih lemah dan mudah tergoda.

Sedangkan perbedaan antara jahiliah di zaman Nabi Muhammad SAW dengan jahiliah zaman sekarang adalah di zaman Nabi Muhammad, orang menyembah patung, api dan benda-benda yang dianggap keramat. Seharusnya mereka menyembah Allah SWT dan minta tolong juga kepada-Nya. Sedangkan jahiliah zaman modern adalah mengagungkan ilmu pengetahuan, teknologi modern dan alat-alat teknologi yang bisa melupakan Allah SWT seperti HP, jejaring sosial, komputer, laptop dan sebagainya. Saat bermain dengan perangkat itu, remaja sekarang lupa salat, baca Alquran, berbakti kepada orangtua, bahkan terlibat pergaulan bebas. Akibatnya, akhlak dan moral mereka rusak karena NAJIS (narkoba, alkohol, judi, isu dan selingkuh).

Saya meminta Bapak selaku guru agama Islam selalu memberi teladan yang baik sehingga remaja kita kelak menjadi generasi berrtakwa, yaitu generasi yang benar akidahnya, khusyuk salatnya dan baik akhlaknya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya