SOLOPOS.COM - Doddy Setiawan (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan salah satu penggerak penting perekonomian di Indonesia. UMKM memberikan sumbangan penting dalam penyediaan lapangan kerja, kesempatan berusaha, dan perputaran ekonomi.

Data yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menunjukkan UMKM berkontribusi terhadap 99,99% unit usaha di Indonesia. Hal ini menunjukkan UMKM merupakan bentuk usaha yang dominan di Indonesia. UMKM juga menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia dan berkontribusi terhadap 61% produk domestik bruto. Oleh karena itu, UMKM merupakan faktor yang penting dalam perekonomian di Indonesia.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia semenjak Maret 2020 merupakan disrupsi yang signifikan bagi dunia usaha. Pandemi Covid-19 mengakibatkan pergerakan masyarakat sangat terbatas sehingga dunia usaha mendapatkan pukulan keras. UMKM Indonesia juga mengalami goncangan yang kuat.

Ada perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat. Masyarakat dipaksa untuk melakukan transaksi yang cashless (yang tidak menggunakan uang kertas) dan lebih menggunakan electronic money (e-money). Penggunaan e-money didorong selama pandemi demi mengurangi kontak fisik antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi.

Pandemi Covid-19 mengakibatkan perubahan cara masyarakat dalam bertransaksi. Masyarakat mulai terbiasa melakukan transaksi dengan menggunakan uang elektronik. Bank Indonesia mencatat penggunaan uang elektronik mencapai Rp34,3 triliun. Nilai ini merupakan peningkatan sebesar 50,3% dibandingkan tahun lalu. Data ini menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia sudah mulai banyak yang melakukan transaksi secara digital. Dengan demikian ekonomi digital semakin berkembang di Indonesia.

Perubahan ini memunculkan kesempatan bagi para pelaku UMKM. Salah satu komponen penting dari perekonomian digital adalah jumlah pengguna internet. Pengguna internet di Indonesia mencapai 212,35 juta orang pada akhir 2021. Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di Asia setelah China dan India.

Jumlah ini merupakan jumlah yang sangat banyak. Dengan demikian, pangsa pasar untuk produk yang ditawarkan juga semakin banyak. UMKM bisa melakukan eksplorasi lebih banyak untuk mengembangkan produknya dan memasarkan produk tersebut ke konsumen.

Akses internet juga menawarkan pasar yang tidak hanya terbatas oleh batas geografis suatu negara. Ekonomi digital menawarkan pasar global. Secara umum UMKM bisa menawarkan produknya ke negara lain. Dalam konteks ini, pengguna bahasa Melayu mencakup penduduk di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura serta sebagian Thailand. Para pelaku UMKM bisa memanfaatkan hal ini untuk memasarkan produknya di negara ASEAN. Selain itu, tentu saja pelaku UMKM bisa menawarkan produknya ke negara lain.

Penduduk Indonesia juga banyak yang meluangkan waktu untuk mengakses media sosial. Hal ini merupakan sebuah peluang bagi pelaku UMKM untuk menggunakan platform media sosial dalam rangka memasarkan produk. Data dari Statista (2022) menunjukkan pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 191,4 juta orang per tahun pada 2022. Laporan yang disusun oleh We Are Social dan Hootsuite juga menunjukkan rata-rata orang Indonesia menghabiskan tiga jam 17 menit sehari. Terjadi peningkatan tiga menit dibandingkan dengan rata-rata tahun 2021.

Data-data tersebut menunjukkan besarnya pangsa pasar yang tersedia. Ada potensi pasar sebesar tiga jam 17 menit/per hari untuk 191,4 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia. Oleh karena itu, UMKM sebaiknya juga melakukan perencanaan yang lebih baik dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Hal ini mencakup penyajian gambar yang lebih menarik sehingga bisa menarik lebih banyak atensi dari konsumen.

Akan tetapi, alangkah baiknya penawaran produk ini juga disertai dengan keterangan yang mencukupi terkait dengan produk yang ditawarkan. Informasi ini akan sangat berguna bagi calon pembeli dalam mengambil keputusan. Ada keseimbangan antara tampilan yang menarik dan informasi yang berguna mengenai produk tersebut.

QRIS

Perkembangan digital yang pesat juga memberikan kesempatan kepada UMKM untuk menggunakan sistem pembayaran yang lebih mudah dan nyaman untuk diakses, misalnya Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Dalam pelaksanaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022, Bank Indonesia (BI) menunjukkan pengguna QRIS mencapai 20,6 juta pengguna. Hal ini menunjukkan penggunaan pembayaran digital dengan menggunakan QRIS semakin meluas dan masyarakat mulai terbiasa.

Pembayaran dengan menggunakan QRIS ini tidak memerlukan kontak fisik antara pembeli dan penjual saat proses pembayaran. Pembeli dan penjual akan dipermudah dengan transaksi yang sesuai dengan nilai yang telah disepakati. Penjual tidak perlu sibuk dengan mempersiapkan uang untuk pengembalian kepada pembeli. Dalam konteks ini, transaksi lebih presisi karena nilai yang dikurangi dari saldo saat transaksi sesuai dengan nilai yang telah disepakati.

Perkembangan ekonomi digital juga memberikan kemudahan akses keuangan bagi para pelaku UMKM. UMKM dapat mengakses sumber pendanaan yang berasal dengan lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah, misalnya daripada fintech atau peer to peer lending. Dengan demikian, UMKM mempunyai akses yang lebih baik untuk berkembang dengan memperoleh pendanaan secara lebih baik.

Secara umum, pandemi Covid-19 merupakan game changer dalam perekonomian. Pandemi Covid-19 mengakibatkan perubahan perilaku pada pelaku perekonomian seperti konsumen, penjual, dan juga produsen. Pelaku ekonomi dipaksa untuk menggunakan transaksi elektronik, sehingga ekonomi berbasis digital berkembang dengan pesat. Perubahan perilaku merupakan tantangan dan kesempatan bagi pelaku UMKM. Pelaku UMKM dapat memanfaatkan potensi pasar yang besar dengan adanya ekonomi digital.

Kajian menunjukkan penduduk Indonesia aktif dalam menggunakan media sosial, sehingga UMKM bisa mengeksplorasi hal ini untuk memasarkan produknya. Bahkan, ekonomi digital ini menawarkan pangsa pasar yang sangat luas. Pelaku UMKM bisa mengakses pasar global untuk memasarkan produknya. Selain itu, pelaku UMKM juga bisa mengakses sistem pembayaran yang lebih mudah seperti QRIS dan akses keuangan lebih mudah. Oleh karena itu, UMKM mempunyai kesempatan yang luas untuk berkembang dengan sistem ekonomi yang ditunjang oleh transaksi digital.

Esai ini ditulis Doddy Setiawan, Guru Besar di bidang Ilmu Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya